-->

Politikus PDIP : Ahok Jangan Sewot Soal Materai

24 April, 2016, 15.07 WIB Last Updated 2016-04-24T08:09:45Z
JAKARTA - Anggota Komisi II DPR RI, Rieke Diah Pitaloka menilai sikap Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau sering disapa, Ahok mengancam ingin tidak mengikuti pemilihan kepala daerah 2017 terlalu reaktif. Mengingat perubahan dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) berupa materai sebagai syarat dukungan bagi calon independen masih berupa rancangan.

"Pak Ahok enggak usah terlalu reaktif dan mikirin diri sendiri enggak memikirkan konteks lebih luas. Aturan pemberian materai itu bukan cuman buat DKI saja. Ini lebih kepada kepentingan nasional, dan melindungi hak suara masyarakat," kata, Diah saat dihubungi, Sabtu 23 April 2016.

Diah menjelaskan, dalam perubahan kedua atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pencalonan Pemilihan kepala daerah ditambahkan satu ayat yang menginginkan surat pernyataan dukungan terhadap calon perseorangan dalam pemilihan kepala daerah ditambahkan meterai.

Diah menambahkan dalam Pasal 14 ayat 8 disebutkan bahwa meterai dibubuhkan pada perseorangan, dalam surat pernyataan dukungan dihimpun secara perseorangan atau materai dibubuhkan pada dokumen kolektif per desa, dalam surat pernyataan dukungan dihimpun kolektif per desa.

Politisi PDIP ini memaparkan, penggunaan materai dalam memberikan dukungan tidak dimaksudkan memberatkan calon perseorangan. Sebab ide ini muncul untuk melindungi hak suara masyarakat. Tidak dapat dipungkiri ada oknum-oknum yang mencari celah dalam kesempitan dengan menjual KTP.

"Bisa saja ada oknum yang jual KTP di kelurahan, jadi calo saja. Makanya perlu materai untuk memberikan kekuatan hukum pada masyarakat yang mendukung calon perseorangan, jadi enggak bebanin Pak Ahok. Ini murni untuk melindungi si pendukung," tegasnya.?

Menurut Diah, Ahok juga tidak perlu memikirkan akan mengeluarkan biaya besar dengan penggunaan materai dalam surat dukungan.

"Jika masyarakat murni mendukung, pasti tidak akan ada masalah mereka membeli meterai demi pemimpin yang sesuai hati nuraninya," ujarnya.

Selain itu menurut, Diah biaya besar dalam proses Pilkada bukanlah pada materai dukungan. "Kalau enggak ada mobilisasi massa kan enggak akan keluar biaya besar. Masyarakat pasti rela kok beli materai buat pemimpin mereka, jika itu benar dukungan datang dari hati ya," ujarnya.[Viva]
Komentar

Tampilkan

Terkini