JAKARTA
- Anggota Komisi II DPR RI, Rieke Diah Pitaloka menilai
sikap Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau sering disapa, Ahok
mengancam ingin tidak mengikuti pemilihan kepala daerah 2017 terlalu reaktif.
Mengingat perubahan dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) berupa materai
sebagai syarat dukungan bagi calon independen masih berupa rancangan.
"Pak
Ahok enggak usah terlalu reaktif dan mikirin diri sendiri enggak memikirkan
konteks lebih luas. Aturan pemberian materai itu bukan cuman buat DKI saja. Ini
lebih kepada kepentingan nasional, dan melindungi hak suara masyarakat,"
kata, Diah saat dihubungi, Sabtu 23 April 2016.
Diah
menjelaskan, dalam perubahan kedua atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pencalonan Pemilihan kepala daerah ditambahkan satu
ayat yang menginginkan surat pernyataan dukungan terhadap calon perseorangan
dalam pemilihan kepala daerah ditambahkan meterai.
Diah
menambahkan dalam Pasal 14 ayat 8 disebutkan bahwa meterai dibubuhkan pada
perseorangan, dalam surat pernyataan dukungan dihimpun secara perseorangan atau
materai dibubuhkan pada dokumen kolektif per desa, dalam surat pernyataan
dukungan dihimpun kolektif per desa.
Politisi
PDIP ini memaparkan, penggunaan materai dalam memberikan dukungan tidak
dimaksudkan memberatkan calon perseorangan. Sebab ide ini muncul untuk
melindungi hak suara masyarakat. Tidak dapat dipungkiri ada oknum-oknum yang
mencari celah dalam kesempitan dengan menjual KTP.
"Bisa
saja ada oknum yang jual KTP di kelurahan, jadi calo saja. Makanya perlu
materai untuk memberikan kekuatan hukum pada masyarakat yang mendukung calon
perseorangan, jadi enggak bebanin Pak Ahok. Ini murni untuk melindungi si
pendukung," tegasnya.?
Menurut
Diah, Ahok juga tidak perlu memikirkan akan mengeluarkan biaya besar dengan
penggunaan materai dalam surat dukungan.
"Jika
masyarakat murni mendukung, pasti tidak akan ada masalah mereka membeli meterai
demi pemimpin yang sesuai hati nuraninya," ujarnya.
Selain
itu menurut, Diah biaya besar dalam proses Pilkada bukanlah pada materai
dukungan. "Kalau enggak ada mobilisasi massa kan enggak akan keluar biaya
besar. Masyarakat pasti rela kok beli materai buat pemimpin mereka, jika itu
benar dukungan datang dari hati ya," ujarnya.[Viva]