ACEH TIMUR - Pemuda dan mahasiswa di Kabupaten Aceh Timur memiliki
potensial yang cukup sebenarnya. Namun sayang, belakangan ini mereka tidak
diberikan peluang untuk berkontribusi di kabupaten tersebut. Sehingga kemampuan
mereka banyak termanfaatkan diluar daerah.
Hal
tersebut disampaikan oleh koordinator Kerabat Adi Maros, Sayed Ahmadali SHI,
usai melaksanakan doa bersama di halaman mesjid Yayasan Amal Bakti, Matang
Peurlak, Kecamatan Pante Bidari, Kabupaten Aceh Timur, Rabu 13 April
2016.
“Hari ini kita lihat
pemuda dan mahasiswa di Aceh Timur tidak diberikan peluang atau peran untuk
berkreasi, untuk memberikan sumbangsih berkontribusi untuk Aceh Timur. Kita
lihat pintu itu ditutup. Padahal pemuda dan mahasiswa yang memiliki kapasitas
ataupun potensi diluar Aceh Timur itu banyak,”
kata Sayed.
Sayed
menuturkan, munculnya sosok Abdul Hadi Abidin atau sapaan akrab Adi Maros yang
merupakan salah satu tokoh profesional yang sudah resmi mendeklarasikan diri
sebagai bakal calon (balon) Bupati Aceh Timur untuk periode 2017-2022,
seakan-akan terjawab masalah tersebut.
“Kita melihat bang Adi
Maros itu memiliki sisi untuk membangun Aceh Timur. Sehingga kami mencoba
memenangkannya. Dia (Adi Maros) ini adalah pengemban dari pada anak-anak yatim,
janda korban konflik dan berprioritas mengembangkan potensi mahasiswa Aceh
Timur,” ujar Sayed yang didampingi mantan komplotan
bersenjata Nurdin Ismail alias Din Minimi dan sejumlah kerabat Adi Maros
lainnya.
Sayed
menambahkan, para pemuda dan mahasiswa di Aceh Timur kini telah mengambil
langkah positif untuk bekerja keras memenangkan Adi Maros untuk Bupati Aceh
Timur periode 2017-2022. Untuk saat ini, tim Kerabat Adi Maros yang murni
terdiri dari pemuda dan mahasiswa mulai menyepakterjang untuk menaklukkan
kemenangan Adi Maros di Pilkada mendatang.
“Kita telah
mempersiapkan langkah-langkah awal dari Tim Kerabat Adi Maros dengan menetapkan
10 anggota aktif tim di setiap kecamatan, seiring peresmian posko atau kantor
Kerabat Adi Maros.Kita bertekat menergetkan dukungan suara dari setiap
kecamatan secara menyeluruh, minimal 10.000 atau satu per tiga suara pemilihan
nanti,” jelasnya.
Ia
menambhakan, sejumlah tim relawan yang ada di 24 kecamatan di Aceh Timur akan
terus berkomunikasi dengan Kerabat Adi Maros yang terhimpun dari berbagai
pelosok baik dari Banda Aceh, Kota Lhokseumawe, Langsa dan dimanapun mereka
saat antusias atas munculnya nama Adi Maros.
Sejauh
ini, lanjut Sayed, belum mendeklarasikan Tim Kerabat Adi Maros hanya baru
sebatas pendekatan Emosional. “Kita belum
mendeklarasikan Tim Kerabatnya, untuk sementara masih face to face,"
katanya lagi.
Din
Minimi yang merupakan satu-satunya tamu spesial Adi Maros yang hadir pada acara
itu juga menyuarakan hal yang sama. Din Minimi mengatakan, hal terpenting saat
ini adalah persoalan anak-anak yatim, janda-janda korban konflik yang perlu
diperhatikan.
“Saya lihat Bang Adi
sejak saya digunung hingga turun gunung hati beliau tidak berubah. Oleh karena
itu, Bang Adi saya percaya dia sebagai penyambung lidah saya, untuk menyuarakan
hak-hak rakyat,” kata Din Minimi seraya mengaku sudah siap mendukung
Adi Maros.
Adi
Maros tampaknya mendapat banyak dukungan untuk menjadi orang nomor satu di Aceh
Timur. Tak hanya kalangan pemuda dan mahasiswa, Adi juga kerap dengan eks
kombatan GAM dan masyarakat lainnya. Bahkan Paguyuban Putra Jawa Kelahiran
Sumatera Utara (Puja Kesuma) Aceh Timur sendiri menyatakan memberi dukungan
penuh kepada Adi Maros.
Ketua
Puja Kesuma Aceh Timur dan Kota Langsa, Bakri atau akrab dipanggil Lili
menyampaikan dukungannya kepada Adi Maros. “Saya itu kenal Adi
Maros bukan karena dia mau jadi Bupati. Memang dia sudah lama saya kenal. Saya
seorang Purnawirawan pensuinan TNI yang kini mengurus Puja Kesuma tergugah hati
untuk memdukung bang Adi Maros,” kata Lili.
Lili
mengaku banyak Balon Bupati yang meminangnya untuk periode 2017 mendatang.
Namun, hati Lili telah murni untuk mendukung Adi Maros. Lebih-lebih Adi Maros
adalah sosok yang patut diandalkan dimata Puja Kesuma. Bahkan, Lili meminta
jika Adi Maros terpilih nantinya, tidak hanya melihat Puja Kesuma saja, harus
disamakan dengan masyarakat lain. Karena, katanya, Puja Kesuma ini tergolong
orang Aceh karena tinggal di Aceh.[Jamal]