ACEH BESAR - Puluhan siswa sekolah dasar di gampong Panca Kubu Kecamatan
Lembah Seulawah Kabupaten Aceh besar harus menyeberang sungai setiap hari untuk
bisa ke sekolah di desa Panca.
Selain
menyeberang sungai, para siswa di daerah tersebut harus berjalan kaki
mencapai Tiga KM untuk mencapai ke sekolah.
Pantauan wartawan, para siswa tiap hari menyeberang Sungai pulang pergi ke
Sekolah.
Salah
satu siswi SD Panca Dewi (11) mengaku, jika musim hujan dan terjadi banjir,
mereka yang dari Desa Panca Kubu terpaksa tidak sekolah
karena takut menyebrang sungai.
“Biasanya guru-guru
sudah tahu. Kalau banjir kami tidak ke sekolah,”
kata dewi, siswa dari Kampung Panca Kubu,” ujar Dewi
Wahyu
Hidayat S.Pd Mahasiswa pasca sarjana Unsyiah menceritakan, setiap hari para
siwi harus menyeberang sungai ke sekolah karena tidak ada jembatan
penyeberangan, Dulu pernah ada jembatan gantung tapi telah dibawa arus pada
tahun 2007 silam.
“Para siswa yang
barasal terpaksa mempertaruhkan nyawanya demi tergapai ke tempat sekolah,” ungkap Wahyu
Lanjutnya,
hal ini jangan dibiarkan terus terjadi oleh Pemkab Aceh Besar, karena siswa
di sini nyawa taruhannya demi melanjutkan pendidikankan, “Saya berharap
pemerintah Aceh Besar melalui dinas pendidikan jangan hanya jadi penonton
terhadap aksi nekat siswa Panca Kubu,” cetus wahyu.
Sementara
kepala SD negeri Panca Muslem.S.Pd yang di hubungi wartawan membenarkan
bahwa siswanya yang dari desa panca kubu menyebrang sungai untuk ke sekolah, karena jembatan untuk menyebrang belum kunjung dibangun, hal ini juga sudah
berjalan dari tahun 2007 pasca jembatan ambruk akibat diterjang banjir.
Pihaknya sudah pernah menyampaikan hal ini kepada pemerintah Aceh Besar
maupun pemerintah Aceh, tapi hasilnya sampai saat ini tidak kunjung dibangun.
“Dulu menjelang
pilkada maupun pileg banyak sekali yang memantau dan melihat jembatan yang
sudah putus itu, baik masa irwandi maupun Zikir dan juga anggota DPRA pernah
kemari, dari kunjungan itu semua kami lihat tak ada hasil apa-apa yang di
bangun,” pungkas Muslem [Dw]