KINI era masyarakat ekonomi ASEAN atau sering disebut dengan
singkatan MEA sudah berlansung. Generasi muda, mahasiswa bahkan lulusan
Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta di Indonesia khususnya Aceh mesti
terus berlomba-lomba mencari celah dan peluang untuk terus meraih kesempatan,
mengembangkan diri untuk mencapai kesuksesan.
Namun pertanyaan mendasar yang
banyak muncul adalah bagaimana kesiapan mereka baik dari segi motivasi atau
jiwa enterpreniur maupun kemampuan skill sebagai poin yang lebih diutamakan
saat ini? Dan pertanyaan lain adalah apa benar mereka akan tersingkir di
negaranya sendiri?
Memang persoalan ketenagakerjaan, kemampuan skill dan jiwa
enterpreneurship menjadi kata yang menarik semenjak masuknya MEA di Indonesia.
Kualitas dan kuantitas pekerja Indonesia terus menjadi perhatian baik dari
dalam negeri maupun di negeri tetangga. Kepala BPS Suryamin, misalnya
menyampaikan pada media CNN Indonesia bahwa jumlah penganggguran pada Februari
2015 mencapai 7,4 juta orang dengan tingkat penggangguran terbuka (TPT) yang
mengalami kenaikan untuk tingkat pendidikan tinggi. Penggangguran untuk lulusan
strata satu (S1) pada februari 2015 menjadi 5,34% dibanding februari tahun lalu
yang hanya 4,31%. Begitu juga lulusan diploma mengalami peningkatan
pengangguran dari 5,87 persen menjadi 7,49 persen. Serta lulusan SMK yang
berubah dari 7,21% menjadi 9.05%.
Pengangguran yang melimpah tentunya tidak akan membuat
Indonesia bisa mengahadapi tingginya persaingan MEA. Disamping itu masih ada
permasalahan lain yang harus dihadapi kaum muda, mahasiswa dan lulusan
perguruan tinggi. Terutama selain mulia
tumbuh kesadaran pentingnya jiwa entrepreneur, namun sekarang muncul masalah
dengan skill, baik skill aplikasi keilmuan, skill memasarkan, menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi dan
lain-lain. Melihat kenyataan diatas maka tidak heran jika masih ada banyak
kalangan yang khawatir dengan adanya MEA.
Perubahan situasi sosial, ekonomi, politik, media dan
kebudayaan ke depan perlu disikapi secara serius melalui penajaman kualitas
pendidikan khususnya Ilmu Komunikasi sebagai wujud pembelajaran pada pengalaman
praktik pendidikan ilmu komunikasi di kawasan ASEAN. Terutama ketika integrasi
kawasan dengan nama ASEAN Community pada 2015 lalu, negara ini menghadapi babak
baru pembangunan kawasan, yang akan mengarah pada setidaknya integrasi
tiga pilar utama:
ASEAN Security Community
(ASC), ASEAN Economic Community
(AEC), dan Asean Socio-Cultural Community (ASCC).
Integrasi ketiga pilar ini akan berdampak pada banyak
sektor. Kawasan ASEAN akan tumbuh menjadi wilayah aliran bebas produk barang
dan jasa, investasi, teknologi, media, tenaga kerja terdidik dan lain-lain.
Integrasi wilayah ASEAN berarti menciptakan pasar dengan cakupan wilayah
sekitar 4,5 juta juta kilometer persegi dengan jumlah penduduk lebih dari 600
juta jiwa.
Dalam realitas ini, perlu kesiapan semua pihak termasuk
sumber daya manusia dalam mengelola iklim komunikasi dan peningkatan kualitas
pendidikan. Sebagai salah satu kreator utama generasi bangsa yang harus siap
berkompetisi di era global, perguruan tinggi tentu sepatutnya mewaspadai realitas
ASEAN Community tersebut secara positif. Peningkatan kualitas lulusan adalah
pilihan mutlak. Pada taraf ini, standarisasi perguruan tinggi menjadi salah
satu pilihan agar sumber daya yang dihasilkan betul-betul tangguh dan berdaya
saing.
Kondisi ini merupakan peluang sekaligus tantangan yang harus
dihadapi. Isu-isu kawasan akan makin ekstensif seiring meningkatnya pertukaran
makna dan kepentingan antar negara pada ranah komunikasi, sosial, politik,
kebudayaan, ekonomi, ataupun keamanan regional. Dalam situasi kontestasi
tersebut, adalah wajar apabila masing-masing negara berupaya penuh
meningkatkan kapasitas sumber daya
warga negaranya; mengingat bahwa saat ini kawasan ASEAN akan
terintegrasi secara penuh dengan ekonomi politik, sosial budaya, media dan
komunikasi global. Sehingga semua kalangan menaruh tumpuan dan harapan utama
pada dunia pendidikan.
Tentu yang perlu dilakukan adalah evaluasi menyeluruh dan
holistik dengan pembenahan yang signifikan baik kurikulum, praktek
mahasiswa, karya ilmiah dan penelitian
mahasiswa dan tenaga pengajar, penambahan referensi, penguasaan teknologi
informasi dan komunikasi, penguasaan media atau literacy media, sistem atau
proses pendidikan dan pengajaran yang berpusat pada mahasiswa, kreatif
memanfaatkan kesempatan dan
peluang, ruang dan media aplikasi
setiap kreatifitas mahasiswa termasuk tenaga pengajar dan sebagainya.
Khusus bagi penyelenggara pendidikan Ilmu Komunikasi di
provinsi Aceh saat ini dan masa yang akan datang terus mengalami tantangan
besar sekaligus membuka peluang secara lebar. Perkembangan tehnologi informasi
dan komunikasi serta media massa sebagai
salah satu tantangan dan peluang.
Provinsi Aceh saat ini terdapat 12 Perguruan tinggi negeri dan swasta
yang menyelenggarakan pendidikan ilmu komunikasi, perlu melakukan pembenahan
yang signifikan, termasuk bagaimana menyiapkan lulusannya yang memiliki daya
saing global, dengan kemampuan enterprenur dan skill.
Lulusan Ilmu komunikasi, diharapkan mempunyai kualifikasi
untuk menyusun konsep perjalanan kemandirian sarjana, konsep yang disusun baik
tentang kurikulum mata kuliah, membina mahasiswa untuk mencapai Surat
Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI), pengalaman kerja mahasiswa, dan hal-hal
lain yang dianggap untuk meningkatkan Sumber Daya manusia (SDM) mahasiswa.
Sebagai aset masa depan, mahasiswa memiliki potensi dan
energi yang besar untuk diasah dan dikembangkan ke arah suatu kemampuan yang
dibutuhkan bagi peningkatan kualitas, peran aktif dalam setiap proses
pembangunan dalam era MEA. Untuk itu, mahasiswa perlu diberi peluang
tersistematis guna meningkatkan mutu, kualitas, kuantitas, meningkatkan
kreatifitas, mentalitas, karakter dan perilakunya.
Globalisasi dan persaingan internasional menuntut mahasiswa
dan lulusan untuk terus berbenah meningkatkan mutu di bidang keilmuannya termasuk kualifikasi kerja.
Sebagai upaya meningkatkan kompetensi dan pengakuan pada persaingan
internasional.
Artinya lulusan ilmu komunikasi mesti mampu mendeskripsikan
dirinya, karakter, kepribadiaan, sikap dalam berkarya, etika, moral. Selain
itu, mampu mengaplikasikan dan mendeskripsikan cakupan keilmuan - science,
pengetahuan -knowledge, pemahaman - know-how dan keterampilan - skill yang
dikuasainya.
Mahasiswa mesti disiapkan sebagai lulusan yang mempunyai
keahlian standar. Kompetensipun tidak lagi semata ijazah, namun melihat
kerangka kualifikasi yang disepakati secara nasional sebagai dasar pengakuan
terhadap hasil pendidikan seseorang secara luas.
Kekhawatiran kompetensi mahasiswa yang masih lemah, mesti
dapat mencari solusi untuk dapat menyandingkan, menyetarakan, dan
mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta
pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai
dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. Dalam hal ini, mahasiswa bisa
seperti kuda pacu yang harus dipecut untuk bergerak dan berlari. Menurut Agus
Sartono guru besar UGM, tiga kelemahan daya saing yaitu innovation (Inovasi),
technological readiness (penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi) dan
research and higher education (Penelitian dan Pendidikan tinggi).
Selain itu, aspek kerjasama, komunikasi antar perguruan
tinggi, antar intelektual atau akademisi, tentu perlu ditingkatkan. Namun yang
terpenting adalah paradigma dan budaya akademik baru seyogyanya tidak hanya
sebatas lokal di perguruan tinggi semata, melainkan juga sampai pada kemampuan
mewarnai kehidupan dalam bermasyarakat baik lokal, nasional, bahkan global.
Pekan ilmiah dan kreatifitas mahasiswa
Salah satu upaya yang dilakukan oleh Prodi ilmu komunikasi
FISIP Universitas Malikussaleh adalah dengan kembali mengelar program pekan
ilmiah dan kreatifitas mahasiswa setiap tahun.
Program Pekan ilmiah dan kreatifitas mahasiswa ini diharapkan dapat menjadi
jembatan antara sektor untuk meningkatkan dan membentuk sumber daya manusia
lulus ilmu komunikasi yang berkualitas dan bersertifikat melalui skema
pendidikan formal, nonformal, informal, pelatihan kerja atau pengalaman kerja.
Pekan Ilmiah dan Kreatifitas Mahasiswa ini merupakan puncak kegiatan ilmiah dan
kretifitas mahasiswa berskala Lokal, regional, nasional bahkan internasional
(publikasi-red).
Karena itu, program studi ilmu komunikasi FISIP Universitas
Malikussaleh, memandang perlu menciptakan berbagai kesempatan bagi mahasiswa,
civitas akademika, alumni dan stakeholders untuk saling berkomunikasi melalui
berbagai produk karya ilmiah dan
kreatifitas intelektual berskala
lokal, nasional dan global. Melalui program ini, karya-karya ilmiah dan
kreatifitas dipertemukan, dibahas, dianalisis, dipublikasikan, diadvokasi dan
lain-lain untuk kepentingan penguatan keilmuan dan aplikasi dalam kehidupan
masyarakat.
Pekan Ilmiah dan kreatifitas mahasiswa ilmu komunikasi
sebagai forum pertemuan melahirkan karya ilmiah, kreatifitas, kreasi, inovasi, pengausaan teknologi
informasi dan komunikasi yang diikuti oleh mahasiswa atau kelompok mahasiswa,
siswa, pemuda dan masyarakat umum melalui proses pendaftaran. Juga berfungsi
sebagai forum diskusi dan dialog tentang masalah pembangunan terkini dalam MEA
khusus dunia Komunikasi dan masalah aktual lainnya.
Pekan Ilmiah dan kreatifitas mahasiswa kedua tahun 2016,
yang disingkat dengan PIKM-ILKOM II, yang dimulai pada tanggal 6 April sampai
dengan 28 Mei 2016. Merupakan program kerja tahunan Prodi Ilmu komunikasi FISIP
Unimal bersama dengan Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HIMAKO). Sedikit
berbeda dengan PIKM-ILKOM pertama tahun 2015 lalu.
PIKM-ILKOM kedua tahun 2016, berdasarkan hasil evaluasi dan
masukan dari berbagai pihak, lebih melebarkan sayapnya, terutama dari segi
peserta dan kegiatan. Kalau tahun lalu peserta di batasi hanya kalangan
mahasiswa dengan cakupan wilayah hanya kota Lhokseumwe dan Aceh Utara. Maka tahun 2006 ini, peserta selain mahasiswa
juga melibatkan siswa, alumni, pemuda,masyarakat umum dan stakeholders dengan cakupan wilayah se-provinsi Aceh.
Terutama untuk kategori perlombaan karya ilmiah, artikel, opini dan feature,
review karya ilmiah pakar, cerpen, fotografi dan pameran Foto, film pendek,
dokumenter, citizen journalism, apresiasi dan bedah film, panel forum dan
talkshow. Termasuk kemampuan public
speaking yang diramu dengan lomba pidato dalam bahasa inggris, debat hahasiswa,
baca puisi dan stand up comedy, juga penambahan communication science awards
dan bazar komunikasi.
Termasuk di dalamnya perlombagaan desain advertising,
jinggle radio SIMAK FM, desain blog &
SEO, Putra & Putri Ilmu Komunikasi 2016, komunikasi sehat dalam
bentuk trandisonal game - futsal serta malam komunikasi sebagai malam puncak
dengan menampilkan berbagai kreatifitas mahasiswa, siswa, komunitas seni,
stakeholders serta pengumuman dan pemberian penghargaan.
Tujuan penyelenggaraan pekan ilmiah dan kreatifitas
mahasiswa ilmu komunikasi (PIKM ILKOM II) merupakan rangkaian program kegiatan
tahunan Prodi ilmu komunikasi dalam peningkatan dan penggembangan sumber daya
Mahasiswa, civitas akademika, alumni, kerjasama Perguruan Tinggi, kerjasama
dengan stakeholders.
Sebagai media dan sarana komunikasi bagi mahasiswa, civitas
akademika, alumni dan stakeholders, Aceh, Nasional, ASEAN dan Internasional.
Mempererat kerjasama dan tali persaudaraan antara mahasiswa, alumni, civitas
akademika dengan berbagai stakeholder dalam bingkai pengembangan ilmu
pengetahuan di Aceh khususnya dan Indonesia pada umumnya dalam pertarungan
dengan negara-negara ASEAN.
Selain itu, membuka peluang bagi pengembangan potensi
mahasiswa, siswa, akademisi, stakeholders dan masyarakat dalam meningkatkan
karya ilmiah dan kreatifitas. Mempertajam wawasan dan meningkatkan kreativitas
dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi informasi komunikasi dan seni.
Pada akhinya, menghasilkan lulusan sarjana Ilmu Komunikasi
yang memiliki kompetensi, karakter, potensi hati, profesionalitas, integritas,
dan keunggulan serta tanggap terhadap perubahan global dan ilmu pengetahuan
serta persoalan yang berkembang dalam masyarakat termasuk dalam mengisi peluang
dan tangangan dalam masyarakat ekonomi ASEAN. Semoga
Oleh: Kamaruddin Hasan
Ketua program studi ilmu komunikasi FISIP Universitas
Malikussaleh.