Hardika Usman |
ABDYA - Terkait kisruh yang terjadi di kepengurusan
Hipelmadya antara ketua panitia dan ketua hipelmadya, terlihat terjadi saling
serang diantara kedua belah pihak. Mendapat komentar beragam dari berbagai pihak.
Seperti yang diutarakan oleh Rizalul Akmal, salah satu Mahasiswa asal Abdya menuturkan, bahwanya sikap dari ketua Hipelmabdya yang terlihat arogan dengan
kasus yang terjadi, seharusnya ia bisa merangkul kedua belah pihak dan menjadi
penengah antara kepanitian dan kepengurusan. Selaku ketua terpilih ia harus bersikap bijak menyikapi kasus yang
terjadi.
“Ketua seharusnya jangan arogan menyikapi kisruh
ini, ia harus lebih bijak, sebaiknya ia memikirkan bagaiman kisruh ini selesai
dan pelantikan sukses dilaksankan, bukanya menanggapi dengan sikap yang seperti
kekanak-kanakan,” kata Akmal, dalam siaran persnya yang diterima LintasAtjeh.com, Minggu (17/4).
Hal senada juga diutarakan oleh Hardika Usman,
mantan ketua umum Forum silaturahmi mahasiswa Abdya Poltekes (Fortumaabdykes) bahwasanya kepanitian harus menjalin komunikasi dengan DPH, apa yang dilakukan
Muhammad Zakky Ananda sudah benar dengan mengundurkan diri, hal ini dilakukan
untuk menghindari konflik yang berlanjutan.
“Komunikasi harusnya terjalin antara mereka, dengan
sikap Zakky Ananda mengundurkan diri ini membuktikan beliau tak ingin ada
konflik nantinya”.
Jika memang saat ini Hipelmabdya dibangun atas dasar
kekeluargaan , silahkan buktikan dengan menyelesaikan kisruh yang terjadi
secara kekeluargaan, tanpa harus mengembar-gemborkan ke publik, disatu sisi
ketua panitia memang bersalah, tapi disisi lain ketua hipelmabdya tak
sepatutnya melakukan hal yang sama dengan melakukan “perang” media.
“Kalau memang Hipelmabdya dibangun atas azas
kekeluargaan, selesaikan kisruh yang terjadi secara kekluargaan pula, bukan
dengan melakukan perang media," tutup hardika. [rls/pin]