IST |
EKUADOR - Gempa bumi dengan kekuatan 7,8 skala Richter di
Ekuador telah mengakibatkan sedikitnya 233 orang tewas dan 588 lainnya terluka,
Sabtu (17/4) malam waktu setempat atau Minggu pagi WIB.
Presiden Ekuador Rafael Correa mengatakan jumlah korban jiwa
itu melonjak setelah tim penyelamat mulai menggali reruntuhan akibat gempa.
Gempa yang terkuat di Ekuador sejak 1979 itu berpusat di
wilayah pesisir dan pelabuhan yang tidak terlalu padat penduduknya, sekitar 105
mil atau 168 km baratlaut Quito, ibu kota negara.
Wakil Presiden Jorge Glas mengatakan korban tewas ditemukan
di kota-kota Manta, Portoviejo dan Guayaquil, beberapa ratus mil dari pusat
gempa.
Di Pedernales, sebuah kota berpenduduk 40.000 orang di dekat
pusat gempa, para warganya tidur di tengah jalan dan takut masuk rumah. Para
pria menggunakan lampu mobil untuk menyelamatkan orang-orang yang terjebak di
reruntuhan bangunan.
"Kami berusaha melakukan apa pun yang kami bisa. Namun
hampir tidak ada yang bisa kami lakukan," kata Gabriel Alcivar, Wali Kota
Pedernales.
Alcivar meminta pemerintah pusat mengirim alat berat dan
tenaga penyelamat karena puluhan gedung di kota itu rata dengan tanah.
Di tengah kekacauan, terjadi penjarahan di mana-mana namun
pihak berwajib terlalu sibuk melakukan penyelamatan sehingga belum
memberlakukan aksi penertiban.
"Bukan hanya satu rumah yang runtuh, tapi seluruh
kota," ujarnya.
Presiden Correa menandatangani dekrit darurat nasional dan
bergegas pulang dari kunjungannya ke Roma.
"Semuanya bisa dibangun kembali, namun kita tidak bisa
menghidupkan kembali nyawa orang, itu yang paling menyakitkan," kata
presiden. [CBS News/BeritaSatu]