JAKARTA -
Upaya Filipina untuk membebaskan 18 warga asing, termasuk 10 pelaut asal
Indonesia dari tangan militan Abu Sayyaf menemui jalan buntu. Satu peleton
pasukan yang diterjunkan ke Provinsi Basilan tak berdaya menghadapi hujan
peluru yang dilancarkan para ekstremis tersebut.
Alhasil, 18 tentara tewas
bersama dengan lima militan Islam setelah terlibat baku tembak selama 10 jam.
Sedangkan 50 tentara lainnya mengalami luka-luka.
Harian Philippine Daily
Inquirer sampai melaporkan, seluruh peleton 'dihabisi', dan empat di antaranya
dipenggal. Padahal, pasukan yang dikirim merupakan pasukan elite di Filipina,
yakni Pasukan Batalion Khusus Ke-4 dan Batalion Infanteri ke-44, mereka diadang
lebih dari 100 militan Abu Sayyaf.
"Pasukan kami sedang
akan menyerbu mereka. Di perjalanan kami disergap," kata Kolonel Benedict
Manquiquis, juru bicara militer wilayah Basilan kepada stasiun radio DZRH,
seperti dilansir BBC, Minggu (10/4).
Keberadaan mereka di provinsi
tersebut adalah memburu militan Abu Sayyaf yang diinformasikan bersembunyi di
Pulau Joso. Mereka berusaha mencium jejak kelompok yang berafiliasi dengan ISIS
tersebut selama dua minggu terakhir.
Pasukan Batalion Khusus
Ke-4 yang diterjunkan untuk memburu militan Abu Sayyaf bukan pasukan
sembarangan, mereka merupakan bagian dari pasukan penerjun payung atau lintas
udara. Pasukan ini berada di bawah komando Pasukan Resimen Khusus.
Pasukan elite ini berdiri
pada 1960-an oleh Kapten (Inf) Fidel V Ramos, sekaligus komandan pertama di
pasukan tersebut. Pasukan ini dilatih melalui Operasi Perang Non-konvensional
dan Operasi Perang Psikologis, bahkan dilatig langsung oleh Pasukan Khusus AS
yang dikenal dengan Baret Hijaunya.
Sejak berdiri, pasukan ini
sudah diterjunkan untuk mengatasi pemberontakan dan terorisme, utamanya
kelompok militan Moro. Kini, mereka ikut berhadapan dengan Abu Sayyaf dalam
misi pembebasan sandera.
Sementara Batalion
Infanteri ke-44 berada di bawah komando Divisi Regular Pertama, yang juga
dikenal dengan nama Divisi Tabak. Pasukan ini terbentuk sejak 5 Mei 1936, serta
ikut terlibat dalam pertempuran melawan Pasukan Jepang di kawasan Pasifik.[Merdeka]