-->

Kemenpupera dan Perguruan Tinggi Optimis Program 100-0-100 Sukses

11 April, 2016, 09.15 WIB Last Updated 2016-04-11T02:28:19Z
YOGYAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) meyakini secara penuh bahwa program 100-0-100 yang selama ini digaungkan dan menjadi sebuah trendmark di Kementerian PUPERA akan sukses terealisasi di seluruh kawasan di Indonesia. 


Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya, Ir. Rina Agustin Indriani, MURP disela-sela acara “Orientasi Pembekalan Dosen pembimbing lapangan Pendampingan Pengembangan Infrastruktur Pemukiman dengan pola KKN Tematik” yang dilaksanakan pada tanggal 6-9 April 2016 di hotel The Sahid Rich Yogyakarta.

Acara yang ditangani langsung oleh Dirjen Cipta Karya Kemenpupera dihadiri oleh  Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya, Ir. Rina Agustin Indriani, MURP, Rektor Universitas Gadjah Mada yang diwakili WR III Prof. Dr. Suratman, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Energi Sumber daya Mineral Propinsi DIY Mansur, ST, M.Si, dan serta turut hadir Ketua LPPM dan Dosen Pendamping dari 26 Perguruan tinggi di Indonesia.

Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya mengungkapkan bahwa  Kemenpupera bersinergi dengan perguruan tinggi yang ada di Indonesia untuk melakukan program-program kemasyarakatan lewat lembaga pengabdian masyarakat, karena diakui banyak program yang dilaksanakan kementerian yang kebanyakan dalam bentuk fisik tidak dapat terpelihara dengan baik dilapangan, maka dari itu dengan digandengnya lembaga perguruan tinggi yang memiliki program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang melibatkan Mahasiswa akan menjadi kekuatan besar untuk mampu bersama-sama dengan kementerian melakukan sosialisasi dan pemetaan kondisi kebutuhan masyarakat yang ada di daerah .

“Kerjasama dengan perguruan tinggi sudah berjalan mulai dari 2014 dan untuk tahun ini, kerjasama terus ditingkatkan dalam kerangka mensukseskan program 100-0-100. Target 100-0-100 yang mulai dikenalkan oleh Kementerian PU adalah target yang tercantum dalam rancangan RPJMN 2015-2019. Yaitu target 100% akses air minum, 0% kawasan permukiman kumuh, dan 100% akses sanitasi layak. Inilah yang menjadi prioritas”, jelas Rina.

Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Seksi Teknik Air Minum Hotman Frian Pandiangan, ST, M.Sc, M.Si  yang juga sebagai ketua pelaksana kegiatan mengungkapkan bahwa awal kegiatan pada tahun 2014 hanya melibatkan 8 Universitas di Indonesia sebagai pilot Project untuk KKN tematik yang difokuskan pada Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di daerah krisis air. Banyak daerah yang merasakan manfaat program, baik secara fisik maupun kesadaran untuk memelihara fasilitas yang telah diberikan sehingga berjalan secara kontinyu dan terbentuk kelembagaan secara swadaya Desa.

“Dan pada tahun ini program diperluas tidak hanya SPAM saja akan tetapi ditambah Sanitasi, PBL dan Bangkim dan Universitas Mitra sudah bertambah menjadi 26 universitas yang tersebar di 18 provinsi,” ungkap Hotman.

Menanggapi hal tersebut salah satu kampus yang sejak awal mengikuti proses ini Universitas Negeri Medan, melalui Sekretaris LPM Unimed Muhti Hamjah, M.Si yang didampingi Koordinator Kerjasama dan Pengembangan Wilayah Irfandi, M.Si mengungkapkan bahwa kegiatan Kemenpupera relevan dengan program pengabdian di perguruan tinggi serta kebutuhan masyarakat di daerah.

“Bila selama ini kegiatan pengabdian banyak dilakukan oleh dosen-dosen baik secara skim nasional dan regional, maka dengan program ini keterlibatan mahasiswa dalam membangun dan menjembatani permasalahan di daerah akan semakin konkrit dapat terlaksana.

“Dan ini juga mendukung kegiatan mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu yang dimiliki dalam kerangka menyelesaikan kendala-kendala di masyarakat, sehingga kegiatan mahasiswa dapat optimal”, imbuh Muhti.

Pada kegiatan KKN Tematik nantinya akan diprioritaskan di Kecamatan Pantai Labu yang menjadi daerah Bandara Kuala Namu, yang selama ini menjadi bagian binaan dari LPM Unimed, sehingga proses pembinaan dan pendampingan serta kegiatan Pengabdian Masyarakat akan berjalan secara sinergis.

“Pengembangan daerah binaan akan intens dilakukan digandeng dengan kegiatan KKN Tematik yang dilaksanakan mahasiswa dengan konsentrasi di pengembangan pemukiman yang meliputi pemetaan kawasan home industry, lokasi rawan kumuh, kecukupan prasarana jalan, prasarana ekonomi dan prasarana social,” pungkas dosen muda Jurusan Fisika tesebut.[Rls]
Komentar

Tampilkan

Terkini