YOGYAKARTA -
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) meyakini secara
penuh bahwa program 100-0-100 yang selama ini digaungkan dan menjadi sebuah
trendmark di Kementerian PUPERA akan sukses terealisasi di seluruh kawasan di
Indonesia.
Hal
ini diungkapkan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya, Ir. Rina
Agustin Indriani, MURP disela-sela acara “Orientasi Pembekalan Dosen pembimbing
lapangan Pendampingan Pengembangan Infrastruktur Pemukiman dengan pola KKN
Tematik” yang dilaksanakan pada tanggal 6-9 April 2016 di hotel The Sahid Rich
Yogyakarta.
Acara
yang ditangani langsung oleh Dirjen Cipta Karya Kemenpupera dihadiri oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Ir. Rina Agustin Indriani, MURP, Rektor Universitas Gadjah Mada yang diwakili
WR III Prof. Dr. Suratman, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Energi Sumber daya Mineral
Propinsi DIY Mansur, ST, M.Si, dan serta turut hadir Ketua LPPM dan Dosen
Pendamping dari 26 Perguruan tinggi di Indonesia.
Sekretaris
Direktorat Jenderal Cipta Karya mengungkapkan bahwa Kemenpupera bersinergi dengan perguruan
tinggi yang ada di Indonesia untuk melakukan program-program kemasyarakatan
lewat lembaga pengabdian masyarakat, karena diakui banyak program yang
dilaksanakan kementerian yang kebanyakan dalam bentuk fisik tidak dapat
terpelihara dengan baik dilapangan, maka dari itu dengan digandengnya lembaga
perguruan tinggi yang memiliki program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang melibatkan
Mahasiswa akan menjadi kekuatan besar untuk mampu bersama-sama dengan kementerian
melakukan sosialisasi dan pemetaan kondisi kebutuhan masyarakat yang ada di
daerah .
“Kerjasama
dengan perguruan tinggi sudah berjalan mulai dari 2014 dan untuk tahun ini,
kerjasama terus ditingkatkan dalam kerangka mensukseskan program 100-0-100. Target
100-0-100 yang mulai dikenalkan oleh Kementerian PU adalah target yang
tercantum dalam rancangan RPJMN 2015-2019. Yaitu target 100% akses air minum, 0%
kawasan permukiman kumuh, dan 100% akses sanitasi layak. Inilah yang menjadi
prioritas”, jelas Rina.
Hal
senada juga diungkapkan oleh Kepala Seksi Teknik Air Minum Hotman Frian
Pandiangan, ST, M.Sc, M.Si yang juga
sebagai ketua pelaksana kegiatan mengungkapkan bahwa awal kegiatan pada tahun
2014 hanya melibatkan 8 Universitas di Indonesia sebagai pilot Project untuk
KKN tematik yang difokuskan pada Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di daerah
krisis air. Banyak daerah yang merasakan manfaat program, baik secara fisik
maupun kesadaran untuk memelihara fasilitas yang telah diberikan sehingga
berjalan secara kontinyu dan terbentuk kelembagaan secara swadaya Desa.
“Dan
pada tahun ini program diperluas tidak hanya SPAM saja akan tetapi ditambah
Sanitasi, PBL dan Bangkim dan Universitas Mitra sudah bertambah menjadi 26 universitas
yang tersebar di 18 provinsi,” ungkap Hotman.
Menanggapi
hal tersebut salah satu kampus yang sejak awal mengikuti proses ini Universitas
Negeri Medan, melalui Sekretaris LPM Unimed Muhti Hamjah, M.Si yang didampingi
Koordinator Kerjasama dan Pengembangan Wilayah Irfandi, M.Si mengungkapkan
bahwa kegiatan Kemenpupera relevan dengan program pengabdian di perguruan
tinggi serta kebutuhan masyarakat di daerah.
“Bila
selama ini kegiatan pengabdian banyak dilakukan oleh dosen-dosen baik secara
skim nasional dan regional, maka dengan program ini keterlibatan mahasiswa
dalam membangun dan menjembatani permasalahan di daerah akan semakin konkrit
dapat terlaksana.
“Dan
ini juga mendukung kegiatan mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu yang dimiliki
dalam kerangka menyelesaikan kendala-kendala di masyarakat, sehingga kegiatan
mahasiswa dapat optimal”, imbuh Muhti.
Pada
kegiatan KKN Tematik nantinya akan diprioritaskan di Kecamatan Pantai Labu yang
menjadi daerah Bandara Kuala Namu, yang selama ini menjadi bagian binaan dari
LPM Unimed, sehingga proses pembinaan dan pendampingan serta kegiatan
Pengabdian Masyarakat akan berjalan secara sinergis.
“Pengembangan
daerah binaan akan intens dilakukan digandeng dengan kegiatan KKN Tematik yang
dilaksanakan mahasiswa dengan konsentrasi di pengembangan pemukiman yang
meliputi pemetaan kawasan home industry, lokasi rawan kumuh, kecukupan
prasarana jalan, prasarana ekonomi dan prasarana social,” pungkas dosen muda
Jurusan Fisika tesebut.[Rls]