MEDAN
– Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Tanah Rencong (IPTR) Komisariat Institut Teknologi
Medan (ITM) merupakan sebuah organisasi yang telah ada sejak tahun 1953. IPTR Komisariat
ITM didirikan sebagai wadah perkumpulan mahasiswa maupun pelajar yang berasal
dari Aceh, maupun yang tinggal di tempat lain namun bersuku Aceh dan menuntut
ilmu di Kampus Institut Teknologi Medan (ITM).
Organisasi
ini juga sebagai ajang silaturahmi, kebersamaan dan membangun relasi yang baik
sesama suku Aceh. Anggotanya berasal dari berbagai macam suku di Aceh bagian
seperti Gayo, Aneuk Jamee, Singkil, Alas, Tamiang dan suku-suku lainnya.
Menyikapi
hal tersebut, masih ada kendala karena tidak berjalannya struktural IPTR akibat
tidak adanya regenerasi. Sebenarnya ada beberapa komisariat seperti di UMSU,
Unimed dan kampus lainnya di Medan, tapi sejauh ini mereka sudah vakum. Yang
paling aktif itu IPTR ITM dan USU. Padahal banyak mahasiswa Aceh yang menimba
ilmu di perguruan tinggi, universitas dan institut di Medan. Seharusnya IPTR
bisa mengelola dan mengakomodasi ini, tapi nyatanya tidak demikian.
“Untuk
sementara kegiatan kita fokuskan konsolidasi menjelang pelaksanaan Kongres, guna
memperbaiki struktural dan fungsi IPTR Medan. Kedepannya biar lebih baik dan
ada regenerasi,” demikian dikatakan Wakil Ketua IPTR Komisariat ITM (Institut
Teknologi Medan), Elza Arisa Bayak Mico didampingi Demisioner IPTR Komisariat
ITM, Muhammmad Romi, Senin (11/4/2016), di Medan.
Bayak
sapaan akrab Elza Arisa Bayak Mico mengungkapkan IPTR Komisariat ITM dibawah
kepimpinan M. Rizkan sebenarnya sudah berjalan dengan baik. Seperti kegiatan silaturahmi dengan beberapa organisasi
dan paguyuban yang berasal dari
Kabupaten/Kota Provinsi Aceh.
“Kita
beberapa kali mengikuti silaturahmi dengan Kerawang Gayo, IMMA BEM, IMLA,
HIMAT, Ilang Using Ijo dan
komunitas-komunitas lainnya. Ini penting untuk mempererat jalinan silaturahmi
antara masyarakat, pemuda dan mahasiswa Aceh,” ulas Mahasiswa ITM asli Gayo ini.
Selain
itu IPTR Komisariat ITM juga ikut andil dalam kegiatan-kegiatan sosial dalam
rangka penanganan bencana alam dan menggalang dana untuk korban bencana alam di
Aceh.
“Kegiatan
sosial menjadi salah satu program prioritas apalagi yang berhubungan langsung dengan
kondisi di Aceh,” kata Bayak Mico.
Hal
senada juga disampaikan oleh Demisioner IPTR Komisariat ITM, M. Romi yang
mengatakan mahasiswa dan pemuda Aceh yang menimba ilmu di Medan sangat terbantu
dengan adanya IPTR karena untuk mempererat tali silaturahmi dan rasa
persaudaraan di perantauan.
“IPTR
harus terus berbenah diri, agar hal-hal yang kurang, bisa diperbaiki. Dan yang
sudah baik, bisa lebih ditingkatkan lagi. Sekarang kalau dilihat hanya IPTR
Komisariat USU dan Komisariat ITM saja yang aktif. Nanti bisa saja semuanya
justru jadi vakum kalau tidak segera dibenahi,” kata Romi.
“Ini
menjadi PR besar bagi pemuda dan mahasiswa di Medan, khususnya pengurus IPTR
agar lebih solid dan berkontibusi untuk organisasi. Karena IPTR ini, namanya
cukup besar. Peran IPTR juga harus nyata untuk pelajar, pemuda dan mahasiswa
sendiri maupun untuk daerah masing-masing,” pungkas Romi sembari mengatakan
Kongres IPTR Harga Mati.[Ar]