-->

IPTR Komisariat Institut Teknologi Medan : Kongres IPTR Harga Mati

11 April, 2016, 15.08 WIB Last Updated 2016-04-11T08:09:37Z

M. Romi (Kiri) dan Bayak Mico (Kanan)
MEDAN – Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Tanah Rencong (IPTR) Komisariat Institut Teknologi Medan (ITM) merupakan sebuah organisasi yang telah ada sejak tahun 1953. IPTR Komisariat ITM didirikan sebagai wadah perkumpulan mahasiswa maupun pelajar yang berasal dari Aceh, maupun yang tinggal di tempat lain namun bersuku Aceh dan menuntut ilmu di Kampus Institut Teknologi Medan (ITM).

Organisasi ini juga sebagai ajang silaturahmi, kebersamaan dan membangun relasi yang baik sesama suku Aceh. Anggotanya berasal dari berbagai macam suku di Aceh bagian seperti Gayo, Aneuk Jamee, Singkil, Alas, Tamiang dan suku-suku lainnya.

Menyikapi hal tersebut, masih ada kendala karena tidak berjalannya struktural IPTR akibat tidak adanya regenerasi. Sebenarnya ada beberapa komisariat seperti di UMSU, Unimed dan kampus lainnya di Medan, tapi sejauh ini mereka sudah vakum. Yang paling aktif itu IPTR ITM dan USU. Padahal banyak mahasiswa Aceh yang menimba ilmu di perguruan tinggi, universitas dan institut di Medan. Seharusnya IPTR bisa mengelola dan mengakomodasi ini, tapi nyatanya tidak demikian.

“Untuk sementara kegiatan kita fokuskan konsolidasi menjelang pelaksanaan Kongres, guna memperbaiki struktural dan fungsi IPTR Medan. Kedepannya biar lebih baik dan ada regenerasi,” demikian dikatakan Wakil Ketua IPTR Komisariat ITM (Institut Teknologi Medan), Elza Arisa Bayak Mico didampingi Demisioner IPTR Komisariat ITM, Muhammmad Romi, Senin (11/4/2016), di Medan.

Bayak sapaan akrab Elza Arisa Bayak Mico mengungkapkan IPTR Komisariat ITM dibawah kepimpinan M. Rizkan sebenarnya sudah berjalan dengan baik.  Seperti kegiatan silaturahmi dengan beberapa organisasi  dan paguyuban yang berasal dari Kabupaten/Kota Provinsi Aceh.

“Kita beberapa kali mengikuti silaturahmi dengan Kerawang Gayo, IMMA BEM, IMLA, HIMAT,  Ilang Using Ijo dan komunitas-komunitas lainnya. Ini penting untuk mempererat jalinan silaturahmi antara masyarakat, pemuda dan mahasiswa Aceh,” ulas Mahasiswa ITM asli Gayo ini.

Selain itu IPTR Komisariat ITM juga ikut andil dalam kegiatan-kegiatan sosial dalam rangka penanganan bencana alam dan menggalang dana untuk korban bencana alam di Aceh. 

“Kegiatan sosial menjadi salah satu program prioritas  apalagi yang berhubungan langsung dengan kondisi di Aceh,” kata Bayak Mico.

Hal senada juga disampaikan oleh Demisioner IPTR Komisariat ITM, M. Romi yang mengatakan mahasiswa dan pemuda Aceh yang menimba ilmu di Medan sangat terbantu dengan adanya IPTR karena untuk mempererat tali silaturahmi dan rasa persaudaraan di perantauan.

“IPTR harus terus berbenah diri, agar hal-hal yang kurang, bisa diperbaiki. Dan yang sudah baik, bisa lebih ditingkatkan lagi. Sekarang kalau dilihat hanya IPTR Komisariat USU dan Komisariat ITM saja yang aktif. Nanti bisa saja semuanya justru jadi vakum kalau tidak segera dibenahi,” kata Romi.

“Ini menjadi PR besar bagi pemuda dan mahasiswa di Medan, khususnya pengurus IPTR agar lebih solid dan berkontibusi untuk organisasi. Karena IPTR ini, namanya cukup besar. Peran IPTR juga harus nyata untuk pelajar, pemuda dan mahasiswa sendiri maupun untuk daerah masing-masing,” pungkas Romi sembari mengatakan Kongres IPTR Harga Mati.[Ar] 
Komentar

Tampilkan

Terkini