IST |
Rasulullah
SAW bersabda tentang tanda-tanda kiamat "Apabila al-Fai hanya dibagikan di
kalangan orang-orang kaya, seorang suami takut kepada istrinya dan durhaka
terhadap ibunya, dan seseorang lebih dekat kepada temannya daripada ayahnya
sendiri," (HR. Tirmidzi. Mata rantai periwayatan hadits ini lemah).
Namun
walaupun haditsnya lemah, tapi realitanya hari ini betul-betul kejadian bahwa
semakin banyak suami takut kepada istrinya dan anak lebih dekat kepada temannya
daripada ayahnya sendiri.
Innalillahi,
bisa dibayangkan suami macam apa yang lemah di hadapan istri sendiri dan tidak
dekat pula terhadap anak, sehingga anak lebih dekat kepada temannya ?
Sebutannya
adalah ISTI (Ikatan Suami Takut Istri). Suami yang seperti itu sudah kehilangan
wibawa di mata Istri. Ia tidak punya konsep kepemimpinan yang jelas. Ia seperti
layang-layang yang diterbangkan kemana arah angin pergi.
Hakikatnya,
suami adalah 'nahkoda' keluarga, namun ironisnya saat ini telah banyak kejadian
bahwa sang istri yang justru mengendalikan kapal, dan sang istri pun
mengendalikan kapal sesukanya hingga lupa perannya mengurus anak, Naudzubillah!
Inilah
fenomena petaka akhir zaman yang sudah kita saksikan dengan mata kepala
sendiri. Kita lihat bagaimana para pejabat rela korupsi demi memperturutkan
kemauan istrinya. Kita lihat bagaimana istri begitu dominan di keluarga,
sampai-sampai urusan halal, haram, sunnah semua tergantung istri.
Suami
begitu cinta kepada istrinya, takut kehilangannya dan istrinya memanfaatkan
rasa takutnya untuk memperturutkan kemauannya. Ini sangat mirip dengan
'Peristiwa Buah Khuldi' yang menyebabkan Adam dan Hawa terjatuh ke dunia.
Subhanallah, memang luar biasa daya pikat kaum Hawa, hingga membuat kaum Adam
takluk.
Beberapa
faktor suami-suami takut Istri :
Suami
cinta dunia dan takut sengsara
1. Suami tidak punya manhaj (konsep) Agama yang
jelas.
2. Suami tidak mampu mendidik Istri hingga dia
yang diajari.
3. Suami tidak punya jiwa kepemimpinan.
4. Penghasilan Suami lebih kecil hingga suami
minder.
5. Harta keluarga (rumah/kendaraan/perabotan)
kebanyakan dibeli istri.
6. Fenomena emansipasi yang mengajarkan wanita
sejajar pria.
7. Istri selalu merasa tidak puas akan pemberian
suami.
8. Propaganda bahwa wanita selalu tertindas dan
harus melawan.
9. Istri tidak punya rasa hormat, menganggap
suami lebih rendah.
10.
Istri punya kebiasaan mengancam-ngancam minta cerai.
11.
Istri selama remaja panutannya adalah sinetron-sinetron yang mengajarkan
durhaka.
12.
Suami jiwanya terlalu Melo (mungkin terlalu banyak dengar musik melo/nonton
film drama).
Itulah
beberapa faktor yang menyebabkan suami-suami takut istri. Mudah-mudahan kita
dihindarkan dari yang telah disebutkan tadi. Suami adalah Imam, dialah yang
harusnya punya konsep dalam menjalankan bahtera rumah tangga. Akan hancur
kalau dalam satu kapal ada dua nahkoda yang menyetir dan di pastikan bahwa
kapal akan tenggelam.
Untuk
Istri
Begitu
hebatnya pesona kalian, kalian adalah makhluk yang banyak kelemahan, namun mampu
meluluhkan hati lelaki perkasa. Tidak sedikit seorang miliader kaya raya nekad
berbuat korupsi demi istri tercinta. Tidak jarang darah tertumpah, pedang
terhunus, demi kalian. Bahkan sering kita jumpai seorang laki-laki rela bunuh
diri demi kalian.
Maka
jagalah hati kaum Adam, karena sungguh kami tidak sekuat Yusuf A.S saat dia
diuji. bahkan Yusuf pun hampir mau meladeni ajakan zina. kalau bukan karena
Allah yang menyelamatkan, maka hancurlah Yuuf.
Sesungguhnya
wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf
pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat
tanda (dari) Rabbnya (Yusuf : 24)
Bahkan
seorang Nabi hampir berzina karena begitu besar magnet kaum Hawa. Ini karena
kalian begitu luar biasa di mata kaum Adam. Jagalah suami kalian, dan bersyukur
terhadap apa yang diberikannya. Alangkah hebat dia yang berani mempertaruhkan
seluruh hidupnya untuk berjalan bersamamu menghadapi derasnya badai dunia.
Untuk
Suami
Allah
berfirman “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita...
(QS. An Nisaa’ : 34). Berdasarkan ayat ini maka kalianlah yang akan
menjadi nahkoda rumah tangga. Kalian diberikan kekuatan berupa fisik, otak, dan
hati yang lebih pas sebagai seorang pemimpin.
Suami
yang baik sudah kelihatan saat ta'aruf. Manhajnya jelas, wawasannya jelas,
rencana ke depannya jelas, tidak seperti air mengalir yang ikut saja kemana
aliran air. Pria seperti ini mudah dikendalikan. Justru pria yang punya konsep
kelihatannya memang agak kaku, karena idealis.
Pria
seperti inilah yang cocok jadi pemimpin, karena tidak mudah dikendalikan. Tapi
tentu saja harus mendidik dengan bijak seperti yang sering disebutkan dalam
hadits yang sudah populer "wanita itu kalau dipaksa lurus maka dia patah.
Kalau dibiarkan akan tetap bengkok.....".
Jadi,
mendidik wanita harus pertengahan, lembut tapi tegas.
Intinya,
memalukan apabila lelaki justru berlindung di ketiak wanita. Memalukan jika
urusan halal, haram, sunnah, mubah dan sebagainya ditentukan oleh sang istri.
Memalukan jika suami tidak punya manhaj yang jelas untuk mendidik istri.
Mudah-mudahan
Allah membimbing kita menjadi pasangan suami-istri yang baik di akhir zaman,
Amiin. [Berita Islam Akhir Zaman]