IST |
Bodrek
dalam bahasa jurnalistik berkonotasi negatif, karena istilah bodrek merujuk
pada segerombolan wartawan tanpa media yang jelas, bahkan tidak pernah menulis.
Kerjanya hanyalah masuk ke berbagai instansi atau lembaga pemerintah serta
swasta, yang bertujuan hanyalah memburu amplop dari pihak narasumber. Kadang
mengaku dirinya sebagai wartawan dari media resmi.
Wartawan
bodrex adalah wartawan yang bisa menimbulkan sakit kepala. Padahal bodrex
merupakan obat untuk meredakan sakit kepala. Wartawan gadungan yang terkenal
dengan sebutan bodrex ini biasanya bergerak secara berkelompok, minimal lima
orang atau lebih.
Tujuannya
hanya satu, yakni untuk memburu amplop yang berisikan uang. Bila tidak dikasih,
maka mereka tidak akan meninggalkan lokasi yang mereka kunjungi. Mereka
cenderung memburu 'siapa' pihak humas atau penyelenggara pada suatu
event/acara.
Untuk
membubarkan kelompok wartawan gadungan ini, mau tidak mau, pihak humas atau
penyelenggara event/acara akan mengeluarkan amplop yang berisikan uang.
Ironisnya adalah, di antara mereka ada yang kurang ajar, langsung membuka
amplop yang diberikan dan apabila uangnya sedikit maka berani mengatakan 'tidak
terima' dan meminta lebih.
Wartawan
bodrex cenderung tidak beretika. Sering bertingkah bak seorang preman, amatiran
dan suka memalak (memeras). Penyebutan 'wartawan' kepada mereka tentulah sangat
tidak tepat, dan akan mencoreng nama baik pihak wartawan yang sesungguhnya.
Wartawan
jenis ini sebut saja wartawan gadungan. Itu karena sebagian besar dari mereka
tidak memiliki media resmi, baik yang berskala regional maupun nasional.
Parahnya
lagi, ada pihak pemerintahan, khususnya di bagian kehumasan, sengaja bermitra
dan memanfaatkan keberadaan wartawan bodrex untuk tujuan tertentu.
Sasaran
wartawan bodrex untuk dipalak, biasanya pejabat di lingkungan pemda, mulai
kepala seksi (kasi), kepala bidang (kabid), sampai kepada kepala dinas (kadis).
Mereka juga mendatangi para camat, kepala desa serta para kepala sekolah. Mereka
menjalankan aksinya dengan modus berpura-pura meminta konfirmasi berita ini dan
itu, sampai amplop berisi uang keluar.
Ciri-ciri
wartawan bodrex, saat melakukan kunjungan ke lokasi yang dituju, suka sekali
mengumbar atau men-expose atau menonjolkan indentitas dirinya sebagai seorang
wartawan (Pers). Kata pers atau wartawan biasanya sengaja dimunculkan di rompi
atau jaket, atau pada pakaian seragam (uniform) mereka. Dan mereka terkesan
bangga serta angkuh saat mengenakannya.
Hati-hati
terhadap wartawan bodrex yang saat ini
semakin menjamur dan kerap membuat para pejabat, baik di pemerintahan
maupun swasta akan sakit kepala.
Oleh
karenanya, bila Anda bertemu dengan oknum yang mengaku dirinya sebagai wartawan dan suka menonjolkan diri sebagai
wartawan, maka tanyakan terlebih dahulu kartu medianya dan kartu organisasi
wartawan tingkat nasional. Bila tidak mampu mununjukkan ke dua kartu yang Anda
pertanyakan maka oknum tersebut terindikasi sebagai wartawan bondrex.
Ketahuilah
bahwa wartawan yang sebenarnya (asli) tidak suka menonjolkan identitasnya
sebagai wartawan. Mereka cenderung low profile dan flamboyan serta kerap
menutupi identitasnya sebagai wartawan. Tujuannya hanya satu yakni, cepat
mengakses sumber berita di masyarakat.
Wartawan
asli akan selalu mengedepankan etika dan kesantunan, malah cenderung bersikap
bak seorang intel yang menelusup agar dapat memperoleh berita. Tujuan utama
wartawan asli adalah berita exclusive. Life for news not life for
envelope![Red]