Ilustrasi Pemusnahan Sabu-sabu. |
SULUT – Dalam dua
pekan terakhir, Badan Narkotika Nasional (BNN) Sulawesi Utara gencar menggelar
tes urine di berbagai instansi sebagai upaya pencegahan penggunaan narkoba.
Namun, puluhan anggota DPRD dan wartawan memilih malah kabur saat akan dites
urine.
"Baru-baru
ini, kami tes urine untuk para jurnalis di Manado. Hanya saja, ada delapan di
antaranya yang kabur, nggak mau ikut," ujar Kepala BNN Sulut, Kombes
Sumirat Dwiyanto, Sabtu, 9 April 2016.
Kejadian
itu berawal dari kegiatan kampanye dan sosialisasi bahaya narkoba kepada
masyarakat di Manado. Kegiatan digelar atas kerja sama antara BNN Sulut
dengan komunitas wartawan. Saat akan dites urine secara mendadak, delapan
jurnalis memilih kabur.
Hal
yang sama terjadi di DPRD Sulut. Sejumlah pimpinan DPRD seperti Andrei Angouw,
Stefanus Vreeke Runtu, Marthen Manopo, dan Wenny Lumentut mengikuti tes urine.
Hanya
sebanyak 34 anggota dewan diperiksa urine-nya dari 45 orang, sedangkan 11
anggota lainnya tidak ikut karena tidak masuk kantor. 11 anggota dewan itu
terdiri dari enam anggota Fraksi PDIP, dua legislator PAN dan seorang anggota
Fraksi Restorasi Nurani.
Sumirat
mengatakan mereka dipersilakan datang ke BNN untuk dites urine-nya.
"Seperti yang lainnya, anggota-anggota dewan yang belum diperiksa
urine-nya silakan datang ke kantor BNN. Kami siap menunggu." [Viva]