ACEH TIMUR - Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh Timur melakukan rapat koordinasi dan sosialilasi Pemberian Obat Pencegahan Massal Filariasis (POPMF) tingkat Kabupaten Aceh Timur, yang digelar di ruang pertemuan Hotel Khalifah Idi, Kamis (7/4).
Hadir sebagai peserta yaitu, seluruh Camat dan Kapolsek se Aceh timur, Kepala UPT Puskesmas dan penanggung Jawab Program Filariasis puskesmas Se Aceh Timur.
Sebagai Narasumber, Kamal Hasan, SkM dari Dinkes Aceh dan Dr. H. Zulfikry Kabid PMK Dinkes Aceh Timur.
Kepala Dinas kesehatan Aceh Timur dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kabid PMK Dinkes Aceh Timur, menyampaikan bahwa Filariasis atau lebih dikenal masyarakat sebagai penyakit kaki gajah masih merupakan masalah bagi Kabupaten Aceh Timur.
Secara nasional, katanya lagi, masih ada sekitar 241 kab/kota yang merupakan daerah endemis filariasis. Untuk Provinsi Aceh menurutnya masih ada 11 kabupaten/kota yang merupakan daerah endemis kasus Filariasis, termasuk Aceh Timur dengan 51 kasus kronis yang tersebar di beberapa kecamatan.
Kementrian Kesehatan RI dengan didukung oleh WHO berkomitmen untuk memberantas kasus Filariasis dengan harapan tidak ada lagi kasus baru pada tahun 2020 dan seterusnya. Oleh karena itu, Kepala Dinkes Atim sangat berharap dukungan dan partisipasi dari para Camat dan Kapolsek bersama kepala puskesmas untuk mensosialisasikan program ini ke jajaran masing dan masyarakat di wilayah kerja masing-masing, secara teknis nanti akan disampaikan oleh para narasumber baik dari Dinkes Provinsi maupun dari Dinkes Aceh Timur.
Kamal Hasan, SKM, dalam presentasinya sebagai Narasumber dalam kegiatan tersebut memberikan gambaran situasi program filariasis secara nasional dan Provinsi. Di akhir presentasi Kamal Hasan, SKM menyampaikan bahwa salah satu strategi memutuskan mata rantai penularan kasus filariasis adalah dengan memberikan pengobatan secara massal pada masyarakat usia 2 - 70 tahun 1x dalam setahun selama 5 tahun berturut-turut dimulai pada 1 Oktober 2016.
Dr. H. Zulfikry selaku narasumber dalam pemaparannya menjelaskan bahwa ada beberapa strategi yang akan dilakukan demi suksesnya POPM, yaitu: Melakukan sosialisasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan ini. Melakukan advokasi ke pengambil kebijakan di kabupaten Aceh Timur. Kemudian melaksanakan pelatihan bagi petugas dan kader yang akan terlibat secara langsung pada pelaksanaan Pempemberian Obat Pencegahan Massal filariasis (pOPMF).
Selanjutnya melakukan koordinasi dengan pihak RSUD dan Para dokter serta petugas kesehatan lainnya menyangkut dengan efek akibat minum Obat. Melakukan monitoring dievaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan POPMF di Aceh Timur. Melakukan koordinasi dengan Dinkes Provinsi Aceh dan Kemenkes RI.
Untuk Aceh Timur, petugas yang akan terlibat dalam kegiatan ini berjumlah +/- 3000 orang yang terdiri dari petugas Dinkes dan RSUD yang ada di Aceh Timur, serta petugas puskesmas dan dibantu oleh kader kesehatan yang terbaru di 687 pos pelayanan di 513 desa dalam 24 kecamatan dalam wilayah kabupaten Aceh Timur.
Sesuai dengan rencana awal, kegiatan tersebut akan dilaksanakan secara serentak pada tanggal 1 Oktober 2016 di seluruh wilayah Aceh Timur. Pada akhir presentasinya, Dr. H. Zulfikry, M. MKes yang akrab disapa dengan Dr. Ayi, mengharapkan dukungan yang semaksimal mungkin dari para Camat dan Kapolsek demi suksesnya kegiatan ini dengan harapan kasus Filariasis di masa yang akan datang biarlah menjadi catatan sejarah seperti halnya penyakit cacar yang saat ini tidak lagi ditemukan di muka bumi ini.[Ar/Ay]