-->

[Cerpen] Tidak Bisa Move Dengan Pilihannya

08 April, 2016, 20.52 WIB Last Updated 2016-04-08T13:52:48Z
IST
SEBUT saja namanya Mawar, ia seorang wanita yang cantik jelita dan baik hati. Selalu menolong orang yang susah. Kepada binatang juga ia turut perhatikan. Maklum anak saudagar yang terkenal di Jakarta. Udah cantik, baik hati, tinggi iman dan elok akhlaknya. Lelaki mana yang tidak medambakannya.

Suatu hari ia kenal dengan seorang pria asal Sumatra, namanya Maop. Agak susah memanggil namanya. Maop adalah pria yang mengadu nasib di Jakarta. Ia kenal dengan Mawar pas lagi makan bersama anak jalanan yang merupakan binaan Maop. Kegiatan Maop adalah pemberdayaan masyarakat bawah dengan penyisipan da’wah didalamnya.

Memang Maop hidup tidak semudah si Mawar, namun dia juga sosialis agamis. Ketika Mawar menanyakan perihal dirinya. Maop dengan jujur menjawab hanya sebatang kara di Jakarta dan tetap membantu sesama yang susah, uang bukan segalanya bagi Maop.

Mereka pun sering ketemu, dari tukaran nomor Handphone sampai media social. Dari panggilan nama menjadi panggilan C.Y. G (sayang-sayangan). Sama seperti yang lain, ketika pacaran pertanyaan sehari tidak terlepas dari udah makan, bagaimana kabar dan seterusnya.

Karena keseringan tukar informasi di media, akhir pecah beda pedapat dan paham. Yang tentu hal ini berpengaruh kepada hubungan mereka. Problem mereka pertama adalah sama penulis dan menjiwai politik.

Si Mawar mantan Pendukung Jokowi, sedangkan Maop seorang yang tidak pernah ikut pemilu. Namun Maop sangat pedas dengan kritikannya di media dan dengan lantang menyuarakan Islam satu-satunya.

Suatu hari si Maop dengan berbagai dalil mengkritik pemerintah Jokowi soal Kereta cepat yang menurutnya merugikan Negara dan rakyat. Kritikan ini ditanggapi oleh si Mawar dengan berbagai alasan membela sang pilihannya tempo pemilu dulu.

Ketika berita Aceh membeli mobil transportasi umum yang termewah di Indonesia dengan harga yang murah, tentu apa kabar Jakarta. Si Maop membuat Opini beda sawah beda tikus. Tentu si Mawar sangat terpukul dengan hal itu, bagaimana tidak. Bus Trans Jakarta yang harga  melangit di beli dekat di Cina dengan harga yang mahal dan mesinnya sudah berkarat, sedangkan Aceh membelinya di Eropa yang jauh dengan mesin terjamin.

Menanggapi hal ini si Mawar beropini itu proyek pemerintah sebelum Jokoewi dan Ahok. Jadi semakin panas ketika si Maop beropini cinta buta membahayakan, jangan sampai kita menjadi Religophobia.

Si Mawar tidak terima dengan hal ini, akhirnya dia menghubungi Maop untuk ketemu. Sesampai di tempat yang di tentukan, si Mawar langsung marah-marah kepada Maop. Akhirnya si Mawar tidak bisa menahan emosi dan mengatakan putus hubungan dengan Maop. Dan dengan santai si Maop menjawab “memang selama ini kita pacaran”. Gak sih, jawab Mawar.

Karena merasa konyol, akhirnya mereka hanya bisa ketawa. Mereka berjanji untuk tidak saling komunikasi lagi. Harinya mereka hanya sindir-sindir lewat media social masing-masing. Itu kelompok sebelah tidak Move On karena kekalahan pilpres 2014.

Si Mawar belum tau kalau si Maop itu tidak ikut memilih pada tahun 2014 yang lalu. Karena dia sedang tugas kuliah di perdalaman. Maop menulis di medianya kelompok sebelah menuduh saya tidak bisa terima kekalahan padahal memilih saja tidak. Kita tidak membela yang salah hanya karena bertanggung jawab terhadap pilihan kita masa lalu.

Si Mawar Naik pitam, dia memposting perihal jembatan yang dibagun oleh Jokowi di Maluku, dengan memberi keterangan foto “ini sangat di benci oleh PKS (Partai Kedengkian Sejati) dan pastinya Sipanse (Simpatisan Sejati) akan sangat membenci pemerintah sekarang”. Karena bernuansa Sara si Maop tentu tidak membalas hal itu.

Karena merasa menang si Mawar berpesta lagi dengan menuduh partai syariah semakin memperlihat dirinya untuk menjual agama. Merasa terpanggil si Maop membuat opini, “Kita harus makan jembatan karena barang yang biasa murah sekarang mahal.” Kemiskinan akan berakhir dengan kematian, hidup pemerintah pro rakyat.

Logikanya ketika kita mengkritik yang disebalah kita akan di bilang gagal Move On, tapi tadi malam dia bilang kangen lewat sms. Merasa diri orang yang memiliki, si Mawar langsung membawanya untuk menulis apa yang dilakukan selama ini membantu orang susah dan menanyakan apa yang di lakukan oleh kelompok sebelah untuk rakyat Indonesia.

Semakin panas ketika si Mawar bela Ahok sebagai sosok pemimpin yang tegas. Maklum Mawar adalah orang PKB. Sedangkan Maop adalah orang PBB. Jadi semakin jelas politiknya. Maop hanya menyindir Mawar, kita tidak akan melakukan rasis dan sara terhadap lawan politik. Karena kita ada tuntunan yang melarang kebaikan  tidak boleh dilakukan dengan keburukan.

Melihat kejadian komentar si Maop yang halus dan sopan menjadikan Mawar kangen untuk bertukar pendapat seperti dulu dalam diskusi di tempat makan. Rasa itu tidak bisa dipendam didada dan memaksanya untuk menghubungi si Maop. Namun si Maop mengatakan jangan hubungi aku lagi. Kalau kamu kangen inbox aja.

Melihat si Maop sekarang tulisannya  bisa di muat berbagai media. Si Mawar pun ajak damai dengan Maop. Namun lagi Maop jual mahal, kamu gak bisa move on ya. Si Mawar akhirnya meminta sahabatnya untuk mengajak makan bareng anak jalanan dengan dihadiri Maop. Disinilah mereka akur kembali.

Maop mengerluarkan stepmen kita boleh beda dalam politik, namun jangan sampai kita membawa hal itu kedalam masalah pribadi. Sesama Muslim kita harus saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Jangan jadikan dirimu seperti perokok sejati dan cinta buta kepada seseorang atau pilihan yang merugikan banyak orang.

Moap juga mengeluarkan Stepmen bahwa selama ini Mawar mendukung yang salah. Kita tidak boleh sara dalam beropini. Jangan menjadikan orang kafir itu pemimpin kepada sebagian kamu, itu kata Al-Qur’an. Kita hidup di manyoritas muslim sangat banyak mereka yang jujur dan layak memimpin negeri kita. Tidak harus yang non muslim, jangan sampai kita masuk kedalam Religiophobia. Islam hanya sebatas indetitas, namun dalam prateknya kita hanya menerima sebagian dan membuang sebagian.

Maop aku bisa move on dengan dengan yang lainnya, aku tidak bisa move on dengan kamu. Kamu sosok yang kunantikan untuk ketemu dengan ibu-bapakku. Tegas Mawar ke Maop. Maop hanya mampung geleng kepada dan tidak percaya, mana mungkin sang suadagar mau menerimanya. Tapi karena sorakan anak-anak jalanan itu, akhirnya mereka pun ikut ketawa ceria bersama anak-anak jalanan.


Oleh: Amriadi Al Masjidiy (Penulis sedang belajar menulis cerita. Biasanya penulis sibuk dengan artikel)
Komentar

Tampilkan

Terkini