IST |
JAKARTA - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan
(Mmenkopolhukam), Luhut Binsar Panjaitan Presiden Joko Widodo meminta untuk
menjajaki pengamanan atau patroli bersama di rute dagang di laut dengan
Malaysia dan Filipina.
"Presiden baru saja minta untuk dijajaki dengan
Malaysia-Filipina untuk pengamanan bersama," katanya setelah mengantar
keberangkatan Presiden ke Eropa di Bandara Internasional Halim Perdana Kusuma,
Jakarta, Minggu (17/6/2016).
Hal ini didasarkan pada kekhawatiran wilayah perairan
perbatasan Malaysia dan Filipina yang dilalui kapal-kapal dari atau ke
Indonesia menjadi wilayah kekuasaan para perompak.
Apalagi, pada Jumat (15/6/2016) kemarin kembali terjadi
pembajakan terhadap kapal berbendera Indonesia, yaitu Kapal Tunda TB Henry dan
Kapal Tongkang Cristi. Dalam kejadian itu, empat anak buah kapal (ABK) WNI
diculik oleh kelompok bersenjata.
"Saya takut kalau ini nanti seperti daerah Somalia,
jadi tidak ada aspek politik murni di dalamnya. Aspek ekonominya yang menonjol
di situ," kata Luhut.
Oleh sebab itu, Presiden Joko Widodo memerintahkan kepada
TNI dan Kementerian Luar Negeri untuk menjalin kerjasama dengan negara-negara
tetangga melakukan kerjasama dalam pengamanan wilayah perairan laut. Bentuknya
seperti operasi militer bersama di wilayah perairan pembajakan yang kerab
terjadi belakangan ini.
Luhut menambahkan, militer Indonesia belum bisa masuk karena
kontitusi Filipina harus minta persetujuan parlemen jika tentara asing masuk ke
wilayah mereka.
"Konstitusi Filipina tidak memungkinkan untuk itu
(operasi gabungan militer), harus ada izin parlemen," jelasnya.
Luhut mengungkapkan, saat ini pihak perusahaan yang
mempekerjakan WNI yang diculik kelompok bersenjata di Filipina sudah berangkat
ke lokasi untuk melakukan negosiasi.
Luhut memperkirakan penculikan 14 WNI di Filipina seperti
kasus di Somalia yang tidak ada aspek politik.
"Kita sedang identifikasi kelompok-kelompoknya, tapi
(perkiraan) sementara kok aspek ekonominya yang menonjol di situ,"
katanya.
Menko Polhukam menyakan pihaknya belum yakin betul apakah
ini murni kelompok Abu Sayyaf atau sempalan-sempalannya.
Luhut juga mengungkapkan telah melaporkan ke Presiden
terkait tambahan empat WNI yang diculik.
"Ia betul, tadi sudah lapor presiden, sekarang kita
lagi monitor semua dengan cermat," katanya.
Diberitakan sebelumnya, kedua kapal tersebut dibajak dalam
perjalanan kembali dari Cebu, Filipina menuju Tarakan. Kapal-kapal yang dibajak
tersebut membawa 10 orang ABK warga negara Indonesia.
Dalam peristiwa pembajakan itu, satu orang ABK tertembak,
lima orang selamat dan empat orang lainnya diculik. Satu ABK yang tertembak
sudah diselamatkan oleh Polisi Maritim Malaysia ke wilayah Malaysia guna
mendapatkan perawatan.
Berdasarkan informasi terakhir yang diperoleh Kemlu RI,
meskipun mengalami luka tembak, ABK asal Indonesia tersebut dalam kondisi
stabil. Sementara, lima ABK lain yang selamat bersama kedua kapal dibawa oleh
Polisi Maritim Malaysia ke Pelabuhan Lahat Datu, Malaysia.
Pihak Kemenlu RI terus melakukan koordinasi dan konsultasi
dengan pihak di dalam negeri maupun di Malaysia dan Filipina.
Selain itu, Konsulat RI di Tawau pun melakukan koordinasi
dengan otoritas di Malaysia yang ada di wilayah tersebut. [Suara]