-->

Ancaman Libido Kekuasaan Jelang Pilkada Aceh 2017

12 April, 2016, 10.30 WIB Last Updated 2016-04-12T05:18:46Z
ACEH  TAMIANG - Sebentar lagi rakyat Aceh pesta. Tapi kira-kira sudah siap belum segala kebutuhan untuk kelancaran pesta lima tahunan ini. Terutama bekal mental rakyat yang tidak dikotomi oleh rasa,"Yang penting jangan ribut aja, siapapun kepala daerah yang terpilih LANTAK situ".

Inilah rasa prihatin yang disampaikan aktivis Aceh, Haprizal Roji, S. Sos kepada LintasAtjeh.com menyikapi fenomena politik Aceh menjelang Pilkada Aceh 2017, Selasa (12/4/2016).

Menurutnya, keprihatinan ini dirasakan hampir seluruh rakyat Aceh. Apalagi masyarakat yang tinggal di gampong-gampong yang terus dihantui rasa was-was dan khawatir jikalau perdamaian Aceh terkoyak oleh nafsu keserakahan kekuasaan yang dipertontonkan para elit politik di Bumi Serambi Mekkah.

"Aceh Negeri Syariat, tapi tingkah polah pejabatnya tak lebih dari maling berdasi (White Colar Crime) yang terus mengatasnamakan rakyat untuk kepentingan pribadi, kelompok dan kroninya. Mereka tak malu-malu mengumbar praktek korupsi, kolusi dan nepotisme ditengah-tengah himpitan ekonomi rakyat Aceh dengan mengeruk uang negara untuk memuaskan nafsu keserakahan," sindir pedas Roji.

Katanya, rakyat Aceh harus cerdas dan terjaga dari buai janji manis para politikus. Apa yang di dapat rakyat, paling bujuk rayu kesejahteraan bak negeri dongeng tapi hasilnya nol besar.

"Rakyat akan terus dalam kondisi kemiskinan, karena sang pemimpin akan tetap rakus dan lalai terhadap amanah rakyat. Ini riil, nyata terjadi di Aceh pasca MoU Helsinki. Rakyat tak dapat apa-apa hanya janji-janji palsu belaka," ujarnya.

Aktivis yang pernah melakukan demo tunggal di Aceh Tamiang ini, mengharapkan kepada rakyat Aceh untuk terjaga dari fanatisme buta dalam memilih pemimpin Aceh kedepan.

"Pemimpin dalam Islam saja sudah diatur jelas, harus memiliki latar belakang keilmuan yang mumpuni dan memiliki sifat-sifat Shiddiq, Amanah, Fathonah, dan Tabligh. Kenapa kita harus mengingkari itu, jangan pernah takut dalam memilih pemimpin?" terangnya.

Terpenting para calon kandidat, juga harus sadar diri. Jangan hanya mengandalkan popularitas semu dan menghalalkan segala cara untuk menjadi pemenang.

"Rakyat sudah lelah, jangan dikorbankan lagi untuk memuluskan karier politik dan kekuasaan," pungkas Haprijal Rozi.[Ar]
Komentar

Tampilkan

Terkini