BANDA ACEH - Dalam rangka menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan
meningkatkan kualitas untuk bersaing secara global, Universitas Syiah Kuala
bertekad memperbanyak jumlah mahasiswa yang dikirimkan ke luar negeri. Unsyiah
juga sedang berbenah untuk dapat menampung lebih banyak mahasiswa asing untuk
belajar di Aceh.
"OIA (Office
of International Affair) bertekad meningkatkan kerjasama dengan universitas di
luar negeri. Baik untuk mengirimkan mahasiswa Unsyiah luar negeri ataupun
menerima mahasiswa asing di Unsyiah, khususnya dalam program Student
Exchange," demikian diungkapkan Dr. Muzailin Affan, Kepala Kantor Urusan
Internasional (OIA) Unsyiah, Sabtu (19/3/2016).
Hal ini terungkap
dalam acara sosialisasi Memorandum of Agreement (MoA) antara Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unsyiah dengan Political Science Faculty dari
Prince of Songkla University (PSU), Pattani, Thailand.
“Dengan adanya MoA
ini, mudah-mudahan akan banyak mahasiswa yang bisa melakukan student exchange
(pertukaran pelajar) ke Thailand,” tambah Muzailin.
"Banyak sumber
funding yang ada di luar Aceh yg bisa kita manfaatkan. OIA akan membantu
mengurus semua hal, termasuk juga untuk VISA dan housing. Sekarang kita juga
sedang berupaya untuk dapat berjalannya program KKN Internasional,” lanjutnya.
Kuliah Kerja Nyata
(KKN) Internasional adalah program yang digagas untuk penempatan mahasiswa
asing di Aceh. Program ini dikombinasikan antara paket pemberdayaan masyarakat
dengan wisata lokal di Aceh. Dalam waktu dekat Unsyiah menggagas pelaksanaan
program ini di Sabang dan Pulau Aceh.
“Kami juga sedang
meyakinkan pihak University Sains Malaysia (USM) Penang untuk dapat menampung
mahasiswa kita untuk KKN dan magang.
Keberhasilan Malaysia membangun industri
di Penang perlu dicontoh dan dirasakan secara langsung oleh mahasiswa dari
Aceh,” jelas Radhi Darmansyah, MSc, Direktur Pusat Studi Demokrasi dan
Pembangunan (PSDP) Lemlit, Unsyiah.
FISIP Unsyiah pada
awal Februari 2016 lalu mengirimkan 10 mahasiswanya ke Malaysia, Thailand dan
Singapore untuk belajar tentang pembangunan di tiga negara tersebut. Dalam
program ini mahasiswa mengadakan kunjungan ke beberapa universitas, tempat
wisata bakti sosial di perkampungan Melayu.
Mahasiswa ditempatkan selama 3 hari
di desa Sempeneh untuk melakukan bakti sosial bersama anggota parlemen ADUN
Batu Kurau YB Hj Dato Dr. Muhammad Amin bin Zakaria.
“Kami minta kepada
mahasiswa untuk membandingkan tiga negara ASEAN ini dengan tingkat pembangunan
yang sangat kontras ini. Pattani, walaupun sedang berkonflik dengan pemerintah
di pusat di Bangkok, tapi pembangunannya cukup bagus. Malaysia yang budaya
masyarakatnya seperti Aceh, tapi cukup maju saat ini. Infrastruktur di Malaysia
sangat baik dan warganya juga terbuka. Sedangkan Singapura merupakan negara
maju dan sangat modern, yang bersinergi dengan negara-negara berkembang di
kawasan ini,” tambah Radhi.
Dekan FISIP
Unsyiah, Dr. Syarifuddin Hasyim, MHum mengungkapkan bahwa, program pengiriman
mahasiswa ke luar negeri seperti ini sangat penting bagi mahasiswa. “Ke depan
kita akan memperbanyak pengiriman mahasiswa-mahasiswa ke luar negeri.
Jadi di FISIP, mahasiswa dipersiapkan agar bisa memahami kondisi ekonomi
dan politik, tidak hanya di Indonesia. Tapi juga di kawasan Asia Tenggara.”
Sementara, ketua
Prodi Ilmu Politik, Dr. Effendi Hasan, MA, menjelaskan bahwa Prodi Poltik saat
ini sedang dalam proses akreditasi. “MoA dan kunjungan mahasiswa ke luar
negeri, seperti yang dilakukan mahasiswa FISIP ke tiga negara ASEAN sangat baik
untuk mempersiapkan mahasiswa terjun ke dunia nyata, dunia yang global dan
perlu kemampuan profesional agar mampu berkompetisi. Kita juga berharap agar
program-program seperti ini mendapatkan dukungan semua pihak guna dapat
terwujudnya reakreditasi jurusan Ilmu Politik untuk menjadi A.”
Hadir pada
pertemuan ini Wakil Dekan FISIP Unsyiah, para dosen dan perwakilan dari UIN
Ar-Raniry serta 70 orang mahasiswa FISIP Unsyiah. Para mahasiswa secara tekun
mendengarkan penjelasan tentang MoA dan mekanisme untuk mengikuti program
Student Exchange. Mahasiswa juga diberikan penjelasan tentang berbagai program
beasiswa di Jepang, Eropa dan Asia Tenggara.[R]