-->

Unsyiah Siapkan Program KKN dan Magang Internasional

20 Maret, 2016, 08.38 WIB Last Updated 2016-03-20T03:12:17Z
BANDA ACEH - Dalam rangka menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan meningkatkan kualitas untuk bersaing secara global, Universitas Syiah Kuala bertekad memperbanyak jumlah mahasiswa yang dikirimkan ke luar negeri. Unsyiah juga sedang berbenah untuk dapat menampung lebih banyak mahasiswa asing untuk belajar di Aceh.

"OIA (Office of International Affair) bertekad meningkatkan kerjasama dengan universitas di luar negeri. Baik untuk mengirimkan mahasiswa Unsyiah luar negeri ataupun menerima mahasiswa asing di Unsyiah, khususnya dalam program Student Exchange," demikian diungkapkan Dr. Muzailin Affan, Kepala Kantor Urusan Internasional (OIA) Unsyiah, Sabtu (19/3/2016).

Hal ini terungkap dalam acara sosialisasi Memorandum of Agreement (MoA) antara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unsyiah dengan Political Science Faculty dari Prince of Songkla University (PSU), Pattani, Thailand. 

“Dengan adanya MoA ini, mudah-mudahan akan banyak mahasiswa yang bisa melakukan student exchange (pertukaran pelajar) ke Thailand,” tambah Muzailin.

"Banyak sumber funding yang ada di luar Aceh yg bisa kita manfaatkan. OIA akan membantu mengurus semua hal, termasuk juga untuk VISA dan housing. Sekarang kita juga sedang berupaya untuk dapat berjalannya program KKN Internasional,” lanjutnya.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional adalah program yang digagas untuk penempatan mahasiswa asing di Aceh. Program ini dikombinasikan antara paket pemberdayaan masyarakat dengan wisata lokal di Aceh. Dalam waktu dekat Unsyiah menggagas pelaksanaan program ini di Sabang dan Pulau Aceh.

“Kami juga sedang meyakinkan pihak University Sains Malaysia (USM) Penang untuk dapat menampung mahasiswa kita untuk KKN dan magang. 

Keberhasilan Malaysia membangun industri di Penang perlu dicontoh dan dirasakan secara langsung oleh mahasiswa dari Aceh,” jelas Radhi Darmansyah, MSc, Direktur Pusat Studi Demokrasi dan Pembangunan (PSDP) Lemlit, Unsyiah.

FISIP Unsyiah pada awal Februari 2016 lalu mengirimkan 10 mahasiswanya ke Malaysia, Thailand dan Singapore untuk belajar tentang pembangunan di tiga negara tersebut. Dalam program ini mahasiswa mengadakan kunjungan ke beberapa universitas, tempat wisata bakti sosial di perkampungan Melayu.

Mahasiswa ditempatkan selama 3 hari di desa Sempeneh untuk melakukan bakti sosial bersama anggota parlemen ADUN Batu Kurau YB Hj Dato Dr. Muhammad Amin bin Zakaria.

“Kami minta kepada mahasiswa untuk membandingkan tiga negara ASEAN ini dengan tingkat pembangunan yang sangat kontras ini. Pattani, walaupun sedang berkonflik dengan pemerintah di pusat di Bangkok, tapi pembangunannya cukup bagus. Malaysia yang budaya masyarakatnya seperti Aceh, tapi cukup maju saat ini. Infrastruktur di Malaysia sangat baik dan warganya juga terbuka. Sedangkan Singapura merupakan negara maju dan sangat modern, yang bersinergi dengan negara-negara berkembang di kawasan ini,” tambah Radhi.

Dekan FISIP Unsyiah, Dr. Syarifuddin Hasyim, MHum mengungkapkan bahwa, program pengiriman mahasiswa ke luar negeri seperti ini sangat penting bagi mahasiswa. “Ke depan kita akan memperbanyak pengiriman mahasiswa-mahasiswa ke luar negeri.  Jadi di FISIP, mahasiswa dipersiapkan agar bisa memahami kondisi ekonomi dan politik, tidak hanya di Indonesia. Tapi juga di kawasan Asia Tenggara.”

Sementara, ketua Prodi Ilmu Politik, Dr. Effendi Hasan, MA, menjelaskan bahwa Prodi Poltik saat ini sedang dalam proses akreditasi. “MoA dan kunjungan mahasiswa ke luar negeri, seperti yang dilakukan mahasiswa FISIP ke tiga negara ASEAN sangat baik untuk mempersiapkan mahasiswa terjun ke dunia nyata, dunia yang global dan perlu kemampuan profesional agar mampu berkompetisi. Kita juga berharap agar program-program seperti ini mendapatkan dukungan semua pihak guna dapat terwujudnya reakreditasi jurusan Ilmu Politik untuk menjadi A.”

Hadir pada pertemuan ini Wakil Dekan FISIP Unsyiah, para dosen dan perwakilan dari UIN Ar-Raniry serta 70 orang mahasiswa FISIP Unsyiah. Para mahasiswa secara tekun mendengarkan penjelasan tentang MoA dan mekanisme untuk mengikuti program Student Exchange. Mahasiswa juga diberikan penjelasan tentang berbagai program beasiswa di Jepang, Eropa dan Asia Tenggara.[R]
Komentar

Tampilkan

Terkini