-->

TNI Sikapi Travel Warning Australia Jelang KTT OKI

01 Maret, 2016, 14.30 WIB Last Updated 2016-03-01T07:30:04Z
IST
JAKARTA - Panglima Tentara Nasional Indonesia Jendral Gatot Nurmantyo menyatakan militer dan kepolisian sudah meningkatkan kewaspadaan menjelang Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerjasama Islam (KTT OKI) 2016 yang akan digelar di Jakarta pada 6 dan 7 Maret nanti. 

"Kalau memang ada sejumlah negara mengeluarkan travel warning (peringatan), itu isyarat pertama kita untuk lebih waspada,” kata dia usai apel TNI di lapangan Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Selasa, 1 Maret 2016. “Aparat, termasuk intelejen sudah mengecek. Hampir 3 hari sekali ada penangkapan terduga teroris."

Indonesia, kata Gatot, berinisiatif meningkatkan pengamanan sebelum menyambut 56 perwakilan negara peserta OKI. "Kita harus berikan rasa aman, ini menyangkut harga diri bangsa," kata dia.

Gatot sempat meminta tentaranya bergerak taktis, terukur, dan tak ragu mengantisipasi gelagat mencurigakan yang bisa mengundang kerawanan, terutama terorisme. "Pengembangan dari pengejaran terduga teroris oleh TNI bersama polisi dan intelejen juga bagian dari pengamanan," kata dia.

Gatot memberikan contoh penangkapan terduga teroris di Poso, Sulawesi Tengah, Ahad, 28 Februari lalu. "Itu setelah penjajakan, sekitar pukul 18.30 WIB terjadi kontak senjata. Berhasil ditangani, di situ 1 orang tak dikenal tewas, soal kronologi dan sitaan bisa ditanya ke kepolisian," kata dia.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Agus Rianto sebelumnya mengungkap kronologi baku tembak antara Pasukan Operasi Tinombala dan terduga teroris jaringan Santoso Abu Wardah. Baku tembak terjadi di Uwe Pokaihaa, Desa Torire, Kecamatan Lore Piore, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Ahad, 28 Februari 2016.

“Pada saat ingin menangkap terduga teroris, terjadi baku tembak Satgas Operasi Tinombala 2016 dan Gabungan Polri dan TNI dengan terduga terorirs kelompok Santoso,” ujar Agus, Senin, 29 Feebruari 2016.

Pada 9 Februari 2016,kata Agus, polisi juga terlibat baku tembak dengan teroris di Kabupaten Sanginora Kecamatan PPS. Setelahnya, polisi menyisir dan mengejar selama 20 hari secara terus menerus.

Polisi mendapati informasi dari intelijen tentang tiga orang tidak dikenal yang berada di Uwe Pokaihaa, pada Jumat, 26 Februari 2016. Pengintaian pun dilakukan. Baru Ahad dini hari, baku tembak terjadi saat polisi menyergap terduga teroris tersebut. Dalam baku tembak, satu orang tak dikenal, yang diduga sebagai teroris kelompok Santoso, tewas terkena timah panas. [Tempo]
Komentar

Tampilkan

Terkini