-->

Tgk Jemarin: Gayo Lues Polapikir Pendidikan Arah yang Lebih Baik

17 Maret, 2016, 18.20 WIB Last Updated 2016-03-17T11:20:37Z
BANDA ACEH - Tengku Jemarin putra Gayo Lues mengatakan fenomena pendidikan gayo Lues  ke arah masa depan yang lebih baik.

Mantan anggota DPRA dari partai Demokrat ini menyebut bahwa fenomena pendidikan di Gayo secara umum dan Gayo Lues khususnya, menganut dua pola.

Pertama pola pendidikan yang memfocuskan diri pada ilmu kependidikan dan ketarbiyahan, dimana pada saat ini kita lihat adanya Perguruan Tinggi di suatu daerah identik dengan Fakultas atau Jurusan Kependidikan, pola pemikiran seperti ini sangat dipengaruhi oleh pemikiran masyarakat yang seolah tidak mempunyai masa depan lebih baik kalau tidak menjadi PNS dan PNS yang mudah diraih adalah guru.

Sehingga para pebisnis pendidikan juga memanfaatkan momentum ini dengan tidak memikirkan apa yang dibutuhkan oleh daerah pada saat ini dan masa mendatang.

Kedua pola pendidikan yang fokus pada kebutuhan daerah, yang seharusnya masyarakat yang ada di Gayo mengambil jenjang Pendidikan Tinggi pada Fakultas atau jurusan yang sesuai keadaan dan kebutuhan daerah seperti pertanian, perkebunan dan pertambangan. Hal ini diperlukan karena daerah kita adalah daerah pertanian, kebanyakan masyarakatnya menggantungkan hidup mereka kepada pertanian, tetapi belum ada seorang petanipun yang merasa puas dengan profesi kepetaniannya.

Daerah kita juga adalah daerah perkebunan yang memiliki areal yang semakin hari semakin sempit sedang hasilnya semakin lama semakin berkurang, akibat menurunnya penghasilan masyarakat petani disebabkan karena kurangnya kemampuan mengolah tanah yang semakin hari semakin tua.

Di perut bumi Gayo Lues banyak sekali barang tambang yang tertanam, ini adalah potensi alam yang luar biasa yang dimiliki, banyak mata infestor yang melongok wilayah kita dengan harapan dapat menambang hasil perut  bumi tersebut. Kekhawatiran kita semua akan terjadi, dimana orang Gayo satu saat  akan menjadi penonton yang terusir dari wilayahnya.

Masih mengakar anggapan di kalangan masyarakat kita bahwa petani identik dengan mereka yang tidak berpendidikan, kehidupannya tidak pernah berubah dari sejak dahulu sehingga generasi mereka ingin keluar dari kehidupan lingkaran tersebut, sedangkan potensi alam masih memungkinkan mereka hidup dengan tradisi yang sudah dilakoni selama ini hanya saja memerlukan polesan yang professional.

Kecondongan berpikir lain adalah masih adanya pemisahan antara ilmu agama dengan ilmu-ilmu lainnya, sehingga mereka berbondong-bondong masuk Perguruan Tinggi Agama, ini sebanarnya juga tidak salah hanya saja tetapi ini merupakan salah satu kelambanan kita untuk menguasai kemajuan dunia dan juga kemajuan daerah kita. Sebagai contoh kita dapat lihat, daerah yang memiliki sumber pertanian dan peternakan yang sebagian besar masyarakatnya hidup dengan itu, tapi hampir tidak terdengar adanya materi khutbah jum’at atau ceramah pada saat safari ramadhan yang berkaitan dengan pertanian, bahkan ketika mereka yang berasal dari pertanian juga menyampaikan ceramah tentang shalat dan puasa yang semua masyarakat sudah paham.

Solusi untuk pendidikan, kita tidak mengatakan bahwa pendidikan agama itu tidak penting tetapi akan menjadi lebih baik apabila pendidikan agama itu kita perkuat pada pendidikan dasar dan menengah, karena pola pendidikan Rasul juga kalau kita kaji menekankan penguatan aqidah dan moral pada tinggak dasar, karena itu adalah findasi agama.

Sudah menjadi tanggung jawab kita semua untuk menyiapkan konsep pendidikan, kebudayaan dan perekonomian yang berbasis kedaerahan, untuk selanjutnya bisa melahirkan tradisi mana yang harus dipertahankan dan tradisi mana yang memerkan perubahan. Karena kalau semua lini juga diadakan perubahan maka kita akan kehilangan identitas, tidak memiliki jadi diri lagi, untuk itu penyiapan konsep haruslan dilakukan dengan penuh pemikiran dan pertimbangan. Selanjutnya konsep ini akan dimasukkan dalam semua program dan diaplikasi kalam kehidupan masyarakat secara menyeluruh di setiap lapisannya.

Satu hal lagi yang harus kita ingat bagaimana kepemimpinan Rasul dapat kita jadikan paduan dalam pembangunan pendidikan ataupun bidang lainnya, dimana Rasul tidak pernah menyuruh orang untuk melakukan suatu perbuatan, tapi beliau selalu mengajak orang lain berbuat. Itu artinya Rasul selalu ikut bekerja dan menjadi tauladan dalam semua kegiatan, karena dalam hidupnya beliau adalah sebagai peternak, pedagang, pemimpin dan lain-lain.

Pengalaman sebagai seorang pendakwah pada waktu sebelum menjadi anggota Dewan, pernah menyuruh orang untuk menanam cabe tapi masyarakat menjawab bahwa hal itu telah dilakukan dan tidak mendapatkan hasil, dan kami juga tidak melihat keberhasilan tengku dalam bidang apa yang tengku katakan. Karena itu Tgk. Jemarin mempunyai satu program yang meniru praktek Rasul yaitu dengan menyuruh orang untuk menanam cabe dan kalau petani tidak untung akan mengganti kerugiannya dan ternyata tidak ada yang rugi dari usaha tersebut.

Upaya lain yang dilakukan adalah dalam upaya melestarikan Saman Gayo, agar tidak ada lagi orang perempuan yang bersaman dan tidak ada lagi yang memainkan saman dengan tidak mengatas namakan Gayo. [R]
Komentar

Tampilkan

Terkini