BANDA ACEH - Syarikat Pekerja Aceh (SPA) yang terhimpun dari
seluruh pekerja menyatakan bahwa Persatuan Aceh merupakan harga mati untuk
menegakkan nilai nilai perdamaian dan menjalankan seluruh turunan UU Pemerintah
Aceh dalam bingkai Negara Kesatuan. Hari ini perdamain terwujud karena adanya
kesepakatan dan pemahaman bersama para pihak untuk keutuhan Aceh.
Hal tersebut disampaikan Dewan
Pimpinan Pusat Syarikat Pekerja Atjeh (SPA) Wahyu S, SH alias Wak Jon Deli,
kepada lintasatjeh.com, Selasa (8/3).
Lebih lanjut dia mengatakan,
perdamaian Aceh tahun 2005 tidak hanya untuk wilayah Timur, wilayah Tengah dan
Barat, tetapi untuk seluruh wilayah Aceh. Persatuan Aceh digelorakan bukan
untuk membungkam aspirasi masyarakat, melainkan untuk mengakomodir semua perbedaan,
sehingga tidak ada celah untuk kembali munculnya konflik di Aceh.
Pembangunan Aceh harus dilakukan
secara bersama dengan antar pihak untuk mencari jalan keluar terhadap
permasalahan. Masalah yang ada harus diselesaikan tanpa harus merusak Persatuan
Aceh. Memecah belah Aceh sama dengan menghianati perdamaian yang telah
disepakati oleh para pihak, sudah begitu banyak harta benda dan nyawa
dikorbankan untuk sebuah perdamaian dan ini tidak semudah membalikan telapak
tangan.
"Bila Aceh kembali konflik
karena urusan pemekaran maka Syarikat Pekerja Atjeh akan bangkit dan melakukan
konsolidasi untuk menjaga keutuhan Aceh," tandasnya.
Dia menambahkan, pihaknya siap
untuk melayani pihak pihak yang memecah belah Aceh. Persatuan Aceh dan
Perdamaian Aceh memberikan kekuatan bagi Syarikat Pekerja Atjeh untuk terus
membangun Aceh menuju ke arah yang lebih baik. Untuk mengakomodir semua
perbedaan yang ada, Syarikat Pekerja Atjeh mengajak semua elemen untuk duduk
bersama membahas semua persoalan yang ada di Aceh.
Syarikat Pekerja Atjeh akan terus
bersatu untuk mengawal Persatuan Aceh dalam kerangka MoU Perdamaian dan UU
Pemerintah Aceh. Ia juga menyerukan kepada semua yang tergabung dalam Syarikat
Pekerja Atjeh untuk membela Persatuan Aceh. Hari ini Syarikat Pekerja Atjeh
tidak mau Aceh konflik karena syahwat kelompok politik yang ingin mengubah peta
wilayah Aceh.
"Apapun profesi kita,
sebagai masyarakat pekerja kita akan terus mengawal perdamaian di Aceh,"
tutupnya. [pin]