BANDA ACEH – Konsulat Jenderal Jepang
Medan, Takayuki Kawai, mengatakan musibah tsunami yang pernah melanda Aceh dan Jepang
telah mempererat hubungan kedua daerah. “Bencana tersebut telah memperkuat hubungan
kerjasama dan pertukaran masyarakat untuk mempelajari bidang kebencanaan,” kata
Takayuki dalam peringatan 5 tahun tsunami yang melanda kawasan Timur Laut Jepang,
di Museum Tsunami Aceh, Jumat (11/3).
Takayuki menyebutkan, kerjasama
tersebut tidak hanya antara Pemerintah Jepang dan Pemerintah Provinsi Aceh, tapi
juga kerjasama Kota Banda Aceh dengan Kota Higashimatshima Prefektur Miyagi, salah
satu kota yang terkena Tsunami di Jepang.
Kerjasama tersebut tidak
hanya terbatas pada bidang kebencanaan tapi juga dalam berbagai bidang lainya seperti
pertanian, perikanan, dan pengembangan teknologi.
Dalam peringatan 5 tahun
tsunami Jepang, Pemerintah jepang mengundang khusus Gubernur Aceh untuk memberikan
sambutan di depan para pejabat tinggi Jepang dalam seremoni yang dilaksanakan
di Kota Sendai Provinsi Wakayama, salah satu wilayah yang paling parah dilanda
tsunami.
Selain mengundang Gubenur
Aceh ke Jepang, kata Takayuki, Kementrian Luar Negeri Jepang juga mengundang lima
mahasiswa Fakultas Pertanian Syiah Kuala untuk mengikuti program pertukaran Pemuda.
Kelima mahasiswa tersebut akan mengunjungi Prefektur Fukuyama – salah satu lokasi
bencana–untuk meninjau industri pertanian lokal di daerah itu.
“Melalui program ini kita
harap akan mempererat ikatan persabahatan dan hubungan kerjasama Pemerintah
Aceh dan Pemerintah Jepang,” ujar Takayuki.
Sementara dari Aceh, masyarakat
dan juga Forum Persahabatan Indonesia - Jepang ikut memperingati 5 tahun bencana
tsunami yang melanda kawasan Timur Laut Jepang pada 11 Maret 2011 lalu.
Wakil Gubernur Aceh dalam
sambutannya yang dibacakan Asisten Administrasi Umum, Syahrul Badruddin,
SE, M.Si, mengatakan sangat mengapresiasi dan menyampaikan terimakasih
kepada Forum Persahabatan Indonesia - Jepang yang telah menggagas peringatan
Tsunami Jepang.
"Bencana itu mengingatkan
kita pada penderitaan yang kita alami saat tsunami melanda Aceh 11 tahun silam,"
kata Syahrul.
Menurut Syahrul, sebagai
bentuk solidaritas dan dukungan bagi kebangkitan bersama dari musibah tsunami, sudah
sepatutnya Aceh juga memperingati tsunami yang melanda Jepang. Peringatan itu
diharapakan dapat meningkatkan kepedulian, kewaspadaan dan pengetahuan tentang kebencanan.
"Ini merupakan kehormatan
bagi rakyat Aceh mengingat Jepang merupakan salah satu negara yang memberi perhatian
sangat besar bagi proses pemulihan Aceh pascabencana tsunami 11 tahun silam,"
kata Syahrul.
Takayuki Kawai yang hadir dalam peringatan itu mengaku terharu. Kepedulian
masyarakat Aceh disebutkan Takayuki sebagai bentuk kepedulian antar sesama masyarakat
yang juga pernah merasakan musibah mahadahsyat bernama tsunami. “Atas nama Pemerintah
Jepang, kami mengucapkan terima kasih atas terselenggaranya peringatan bencana gempa
dan tsunami yang melanda wilayah timur Jepang,” ujar Takayuki.
Acara peringatan Tsunami Jepang tersebut turut dihadiri oleh Kepala
Dinas Pariwisata Aceh, Reza Fahlevi, Kepala Museum Tsunami Aceh, Tomi Mulia Hasan
dan juga diisi dengan kuliah umum kebencanaan yang disampaikan Fadli dari Badan
Penanggulangan Bencana Aceh dan Bahtiar dari BPBD. []