IST |
LHOKSUKON - Anggota Dewan perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK)
Aceh Utara dari Komisi E, Saifullah, S. Sos, mengaku sering menerima keluhan
masyarakat di sejumlah kecamatan dalam Kabupaten Aceh Utara terkait kekurangan
obat di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
“Sering kami terima laporan tentang kekurangan obat. Setelah
kami terima laporan masyarakat. Kemudian kami laporkan ke pimpinan DPRK, dan
sudah turun ke lapangan, untuk membuktikan apakah pengaduan masyarakat itu
benar adanya,” ujar Saifullah.
Hal tersebut dikatakan Saifullah, S. Sos kepada
lintasatjeh.com, Senin (7/3/2016), terkait kekurangan obat di Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas).
Saifullah mengungkapkan, adapun puskesmas yang dikunjunginya
sebagai sampel yaitu Puskesmas Sawang, Buket Hagu, Lhoksukon, dan Puskesmas Cot
Girek. Setelah bertemu dengan kepala puskesmas, Saifullah mengaku bahwa,
kekurangan obat dikarenakan sistem pengadaan obat selama dua tahun ini sudah
diubah oleh pemerintah, yaitu memakai pengadaan sistem e-Katalog. Sehingga
proses pengadaan obat sedikit lama dibandingkan dengan sistem yang sebelumnya,
yaitu sistem penunjukan langsung.
Dikatakannya, pemerintah menerapkan pengadaan sistem
e-Katalog untuk menghemat anggaran. Sistem baru ini, pihak puskemas membeli
langsung obat-obat ke pusat, tidak lagi ke
dinas kesehatan. Menurut Saifullah, dengan berlakunya system baru ini,
obat baru sampai tiga hingga empat bulan ke puskesmas.
“Sehingga berdasarkan pengakuan kepala puskemas, untuk
menutupi kekosongan obat, pihaknya patungan membeli obat untuk keperluan yang
mendesak kepada masyarakat miskin. Itu berdasarkan pengakuan mereka. Entah
benar, entah tidak,” ungkap anggota Komisi E itu.
Menurut Saifullah, pihaknya akan mengambil jalan keluar,
dengan cara memanggil seluruh kepala puskesmas di kabupaten, dan kepala Dinas
Kesehatan. Apakah bupati akan mengeluarkan peraturan bupati (Perbup) terkait
hal ini, akan diputuskan dalam rapat nanti, yang rencananya akan dilaksanakan
dalam waktu dekat ini.
“Kita sebagai wakil rakyat sudah menindaklanjuti keluhan rakyat terkait. Bukan hanya
masyarakat yang mengadu ke DPRK. Belum lama ini pegawai di puskemas juga
mengadu ke kita. Karena kekurangan obat sejak 2014,” jelasnya.
”Seratusan pegawai puskesmas mengadu ke DPRK Aceh Utara
belum lama ini. Mereka mengadukan persoalan kekurangan obat-obatan di puskesmas
se-Aceh Utara sejak 2014 hingga pertengahan 2015. Mereka mengadu ke DPRK karena
sering dikecam masyarakat akibat kekurangan obat,” pungkas Saifullah.[Redaksi]