![]() |
IST |
SURABAYA - Akibat menikah tanpa restu orang tua, rumah tangga
Karin, 28 dan Donwori, 29 berantakan. Parah. Orang tua Karin dan juga ibu
mertua Karin melakukan berbagai cara agar anak-anak mereka berpisah.
Terakhir,
ayah Karin menaruh celana dalam (CD)nya di tas Donwori. Dia lantas menuduh sang
menantu telah mencurinya. Usaha itu berhasil. Karin dan Donwori pun diceraikan
istri tercinta.
Air
mata Karin mengalir begitu deras usai putusan sidang gugatan cerainya turun di
Pengadilan Agama, Klas 1 A Surabaya, kemarin.
Donwori
juga tampak begitu frustasi. Berkali-kali dia melihat mantan istrinya yang
seakan tak mampu menghadapi cobaan demi cobaan selama empat tahun pernikahan.
Menikah
tanpa restu orang tua, membuat keduanya sering bertengkar. Kedua orang tua
Karin yang menjadi pioner penentang pertama pun selalu mengeluarkan ide supaya
mereka berpisah.
Demi
memisahkan cinta mereka, kedua orang tua Karin pernah membayar pengacara sampai
Rp 20 jutaan.
“Saya belum bisa
ikhlas Mas,” kata Karin menangis di depan Donwori.
Melihat
mantan istri begitu terpukul Donwori juga tak mampu menahan air matanya.
Sembari memegangi tangan Karin, Donwori pun melepas tangan istrinya sembari
berucap.
“Saya akan ke Korea
sayang. Tunggu aku berhasil, insyaallah kalau saya sukses saya nikahi lagi
dirimu,” kata Donwori dengan tatapan serius. Donwori pun
meninggalkan Karin dengan langkah cepat.
Ditinggalkan
begitu saja, Karin kian menjerit. Dia pun duduk pasrah di lorong PA seperti
melihat kehidupan tanpa harapan.
“Saya tidak sanggup
lagi. Ayah dan ibu itu sakkarepe dewe (semaunya sendiri, Red),”
jelas warga Lebak Utara tersebut.
Karin
sudah menduga bila kehidupan rumah tangganya tak akan tenang. Sebab, selama ini
kedua orang tuanya selalu membuat kehidupan rumah tangganya ribut.
Misalnya,
orang tuanya selalu menghina suaminya yang hanya bekerja di salah satu bengkel
ternama di Surabaya.
Menurut
orang tua Karin, tidaklah pantas Donwori yang merupakan lulusan jurusan mesin
SMK menikah dengan anaknya yang cantik dan kaya-raya.
Belum
lagi keluarga Karin pernah menfitnah Donwori menjadi pencuri di rumahnya. “Setiap
ada barang hilang di rumah, yang jadi fitnah pasti suami,”
jelasnya.
Jika
kehilangan perhiasan maka yang dijadikan kambing hitam adalah Donwori. “Mulai
dari sepatu, tas, beras hilang. Pasti yang dituding suami,”
jelasnya.
Kendati
demikian, Karin tak pernah percaya begitu saja. Karena memang tidak pernah ada
tanda-tanda suami yang mencuri.
Terakhir,
Karin akhirnya mengajukan gugatan cerai karena keluarganya menuding suaminya
mencuri celana dalam mertuanya. Awalnya, Karin menolak. Namun, karena
pernyataan itu disampaikan ketika acara resepsi adiknya di gedung maka Karin
pun membuka tas Donwori.
Di
situ ditemukan tiga dalaman dengan tiga warna berbeda, pink, coklat dan
biru.
“Saya malu. Apalagi
itu di hadapan keluarga besar. Mau tidak mau saya harus menggugat suami.
Keluarga saya juga sekarang tampak kegirangan melihat perpisahan saya,”
pungkas Karin yang tak ingin menikah lagi sampai Donwori kembali ke pelukannya.
[jpnn]