IST |
PONTIANAK - Peristiwa penangkapan 14 WNI yang diduga anggota jaringan
ISIS di Bandara Soekarno Hatta, Minggu (13/3/2016) membuat heboh warga di
Kalimantan Barat. Pasalnya, 5 dari 14 WNI itu berasal dari salah satu kota di
Kalbar.
Pencegahan keberangkatan tersebut dilakukan tim dari
Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri, Polda Metro Jaya, Badan Nasional
Penanggulangan Teroris (BNPT), dan Badan Intelijen Keamanan Polri.
Berdasarkan penelusuran Kompas.com,
salah satu warga mengungkapkan kisah tentang kerabatnya asal Kalbar yang
ditangkap tersebut. Dia mengaku pernah mendengar perihal tentang keinginan
kerabatnya itu berangkat ke Suriah bergabung dengan ISIS.
"Dia bercerai dengan suaminya karena ndak mau diajak hijrah
ke Suriah," ujar warga yang enggan disebutkan namanya tersebut kepada Kompas.com, Senin
(14/3/2016).
Warga tersebut tersebut menuturkan, pernikahan kerabatnya
dengan mantan suaminya tersebut hanya berjalan tak sampai 2 tahun. Perubahan
tersebut dirasakan sejak usia pernikahan memasuki bulan ke-5 dan 6. Akhirnya
perceraian menjadi jalan satu-satunya, karena sudah tidak ada ketidaksamaan
jalan hidup.
Perceraian tersebut pun diketahui oleh kedua belah pihak
keluarga. Sejak bulan Maret tahun 2015, keduanya resmi bercerai.
"Sampai diadakan rapat keluarga, dan semua mendukung
perceraian itu. Tapi dia masih kuat untuk berangkat ke sana (Suriah),"
ungkapnya.
Dari penuturan warga tersebut, kerabatnya itu cukup dekat
dengan salah satu terduga teroris yang turut ditangkap, berinisial R, yang
dicurigai sebagai orang yang mengajak kerabatnya tersebut bergabung dengan
kelompok ISIS.
"Katanya kalau mati, surga di depan mata. Dia bilang
sudah dibaiat untuk menjadi khilafah Abu Bakar Al Baghdadi (pemimpin
ISIS)," katanya.
Namun, pihak keluarga hingga saat ini masih enggan
berkomentar lebih jauh terkait keterlibatan salah satu kerabat yang ditangkap
tersebut.[Kompas]