IST |
BRUSSELS - Islamic State Iraq Syria (ISIS) mengklaim bertanggung jawab
atas serangan-serangan di bandara Zaventem, Brussels, Belgia dan kereta metro
pada jam sibuk di ibu kota Belgia pada Selasa yang sedikitnya merenggut 30
jiwa, sebuah kantor berita yang berafiliasi dengan kelompok tersebut
melaporkan.
Kantor berita Amaq mengatakan para pengebom bunuh diri dari
kelompok itu, yang menggunakan sabuk bahan peledak, telah melakukan dua
serangan tersebut. Media Belgia melaporkan polisi sedang memburu seorang
penyerang yang hidup.
Serangan-serangan terkoordinasi memicu kewaspadaan keamanan
di seantero Eropa dan mengundang pernyataan dukungan global, empat hari setelah
polisi Brussels menangkap tersangka utama, Salah Abduslam, yang masih hidup
dalam serangan-serangan IS di Paris pada November 2015.
Seorang saksi mata mengatakan ia mendengar teriakan-teriakan
dalam bahasa Arab dan tembakan-tembakan beberapa saat sebelum dua serangan itu
menghantam bagian keberangkatan bandara yang penuh sesak di Brussels.
Media Belgia mempublikasikan sebuah gambar kamera keamanan
tiga pemuda yang mendorong troli berisi barang-barang di bandara itu dan
melaporkan bahwa polisi menyangka mereka adalah calon penyerang. Mereka
mengatakan dua tersangka telah meledakkan diri sementara polisi memburu seorang
lagi.
Amaq melaporkan klaim ISIS bertanggung jawab tersebut
beberapa jam setelah serangan-serangan di Selasa (22/3) pagi.
"Para petempur Negara Islam melepaskan tembakan di
dalam Badara Zaventem, sebelum beberapa di antara mereka meledakkan bahan-bahan
peledak, sementara seorang pengebom meledakkan sabuk bahan peledaknya di
stasiun metro Maalbeek," katanya.
Horst Pilger, seorang warga Asutria yang sedang menunggu
penerbangan bersama keluarganya ketika serangan-serangan terjadi, mengatakan
anak-anaknya telah mengira itu kembang api meledak tetapi ia segera mengetahui
bahwa sebuah serangan sedang berlangsung.
"Istri saya dan saya berfikir 'bom'. Kami saling
memandang," katanya kepada Reuters.
"Lima atau 10 detik kemudian terjadi ledakan kuat dari
jarak dekat. Ini masif." Pilger, yang bekerja di Komisi Eropa, mengatakan
seluruh langit-langit runtuh dan kepulan asap menutup gedung itu.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama memimpin seruan
dukungan bagi Perdana Menteri Belgia Charles Michel.
"Kami harus bersama-sama apapun kebangsaan dan suku
atau keyakinan dalam memerangi terorisme," kata Obama dalam jumpa pers di
Kuba.
"Kami dapat dan akan mengalahkan mereka yang mengancam
keselamatan dan keamanan orang-orang di seluruh dunia." Michel berbicara
pada jumpa pers di Brussels mengenai "momen hitam" yang dialami
negerinya. "Apa yang kami takutkan telah datang melintas."
Ledakan-ledakan tersebut terjadi setelah penangkapan di
Brussels seorang tersangka yang ikut melakukan serangan-serangan di Paris yang
menewaskan 130 orang. Polisi dan pasukan tempur Belgia di jalan-jalan telah
bersiaga atas aksi pembalasan tetapi serangan-serangan terjadi di
kawasan-kawasan padat tempat orang-orang dan tas-tas tidak digeledah.
Semua transportasi publik di Brussels ditutup, sebagaimana
terjadi di London akibat serangan-serangan pada 2005 yang menewaskan 52 orang.
Pihak berwajib menghimbau warga jangan menggunakan jejaring telepon yang sangat
padat, pasukan tambahan dikerahkan ke kota itu dan Pusat Krisis Belgia,
khawatir akan terjadi insiden berikutnya, dengan seruan kepada penduduk:
"Tetap di tempat Anda berada."
Bandara Brussels akan tetap tutup pada Rabu (23/3), kata
pimpinan eksekutifnya Arnaud Feist kepada wartawan.
Siaran publik VRT melaporkan polisi telah menemukan sebuah
senjata serang Kalashnikov dekat jasad seorang penyerang di bandara. Senjata
jenis itu telah menjadi ciri khas yang digunakan dalam serangan-serangan
terinspirasi ISIS di Eropa, terutama di Belgia dan Prancis, termasuk pada serangan
13 November di Paris.
Satu bahan peledak yang belum digunakan juga ditemukan di
kawasan itu, kata VRT. Polisi terus menyisir bandara untuk memeriksa
kemungkinan masih ada bom-bom atau para penyerang.
Alphonse Youla, 40, yang bekerja di bandara itu, mengatakan
kepada Reuters bahwa ia mendengar seorang pria berteriak dalam bahasa Arab
sebelum ledakan pertama. "Kemudian langit-langit dari bandara
runtuh." "Saya membantu membawa lima jasad, kaki mereka hancur,"
kata dia yang lengannya pun berlumuran
darah.
Seorang saksi mata mengatakan ledakan-ledakan itu terjadi di
bagian check-in. [Antara]