IST |
JAKARTA - Saat peringatan hari jadi
Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke-70, salah satu pesan yang muncul adalah TNI
harus disegani kawan dan ditakuti lawan. Meski dalam situasi damai, TNI harus
tetap waspada dan terus berlatih. Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan. Salah
satu caranya dengan menggelar latihan gabungan.
Jenderal Gatot menjanjikan TNI
akan terus melakukan meningkatkan pertahanan khususnya di udara dan laut.
Dengan begitu, rakyat akan semakin bangga dengan kekuatan TNI yang menjaga
kedaulatan negara.
Hasil rapat pimpinan TNI 2015
salah satunya adalah memprioritaskan persoalan pulau-pulau terluar di
Indonesia. Sebab pulau-pulau terluar belum memiliki sistem kendali dan
pertahanan yang memadai
Namun dewasa ini TNI diminta
ikut berperan dalam banyak hal, tak hanya menjaga batas-batas negara. Pejabat
pemerintah baik tingkat pusat sampai daerah meminta bantuan TNI mengatasi
persoalan yang dihadapi. Kondisi ini sempat mengundang kritik keras dari mantan
Kasum TNI Letjen (Purn) Suryo Prabowo.
Pejabat sipil di tingkat
pemerintah pusat dan daerah diminta tidak menyalahgunakan TNI untuk melindungi
kekuasaan. Tak hanya itu, politisi DPR juga rajin mengkritik pemerintah pusat
dan daerah yang seenaknya menggunakan TNI untuk menyelesaikan tugas-tugas di
kementerian dan di pemerintah daerah. Salah satunya politisi PDI Perjuangan TB
Hasanuddin.
"Masak masuk gorong itu
bukan efek deteren. Kemudian ada TNI masak usir lonte bukan efek deteren,"
kata TB Hasanuddin saat diskusi bertema TNI antara idealisme dan realitas di
era reformasi di Tebet, Jakarta, Jumat (4/3).
Merdeka.com mencatat sejumlah
'pekerjaan sampingan' TNI berdasarkan 'pesanan' dari pemerintah. Berikut
paparannya.
1. Cetak sawah
TNI dari Komando Daerah
Militer Iskandar Muda (Kodam IM) akan mencetak 16.600 hektare (Ha) sawah baru
di seluruh Provinsi Aceh.
Kepala Staf Kodam IM (Kasdam)
Brigjen TNI Moch Fachrudin mengatakan pencetakan sawah baru merupakan bentuk
dukungan terhadap peningkatan produksi pangan masyarakat.
"Mencetak sawah baru
merupakan cara meningkatkan produksi pangan masyarakat dan petani di Provinsi
Aceh," ungkap Fachrudin.
Kasdam Iskandar Muda
mengatakan, program cetak sawah baru ini merupakan tindak lanjut perjanjian
kerja sama Kodam Iskandar Muda dengan Dinas Pertanian Provinsi Aceh.
Ia menambahkan, pencetakan
sawah baru ini melibatkan satuan tugas dengan dukungan alat berat. Satuan tugas
ini akan bekerja di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Aceh.
2. Awasi harga pangan
Presiden Jokowi meminta
jajaran TNI dan Polri ikut berperan dalam menstabilkan harga pangan. Presiden
meminta TNI dan Polri tidak segan turun ke lapangan untuk menelusuri permainan
harga bahan pangan.
"Soal harga pangan yang
tinggi, Polri dan TNI juga saya tekankan untuk turun ke lapangan. Cek langsung
apakah benar tinggi, ada permainan atau bias-bias lainnya," kata Jokowi
saat menghadiri rapat pimpinan TNI Polri, Jakarta, Jumat (29/1).
Pelibatan TNI Polri yang
diminta Presiden Joko Widodo dalam turut serta mengawasi fluktuasi harga pangan
menuai kritik. Sebab, dalam UU No 34 tahun 2004 tentang TNI, institusi tersebut
hanya dibutuhkan untuk pertahanan negara dan dalam keadaan darurat. Bukan untuk
mengawasi naik turunnya harga kebutuhan pangan.
"Semangat untuk mengawasi
harga-harga yang tak terkontrol kita perlu apresiasi, sebab harga itu kalau tak
dikontrol akan tidak baik. Tetapi pengawasan yang melibatkan tentara saya kira
berlebihan," kata Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani.
3. Urus kisruh sampah
Secara terang-terangan Ahok
menyatakan kepada DPRD Kota Bekasi bahwa dirinya akan mengirim tentara reguler
buat mengirim sampah ke Bekasi, jika sampah Jakarta tak tertampung.
"Kita kan tinggal bareng
nih, ya kan? Kalau kamu mau maen sok-sokan gitu, kamu tutup saja. Supaya
seluruh Jakarta penuh sampah, ini jadi bencana nasional. Gue kirim tentara
nganter sampah ke tempat lu di Bekasi," tutur Ahok, Jumat (23/10).
4. Urus Kalijodo
Merdeka.com - Gubernur DKI
Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menggandeng TNI dan Polri terkait penertiban
lokalisasi Kalijodo. Pangdam Jaya Mayjen Teddy Lhaksmana mengatakan akan
memberi dukungan penuh dengan keputusan Pemprov DKI menertibkan lapak
prostitusi kelas teri tersebut.
"Kalau pihak Polri
meminta, kita akan dukung semaksimal mungkin," kata Teddy usai rapat
persiapan OKI di Makodam Jaya, Rabu (17/2).
Dia menegaskan, terkait isu
intimidasi yang dilakukan pada warga Kalijodo, dikatakannya hal itu tak pernah
terjadi. "Kok intimidasi melulu, bagaimana ada tentara mengintimidasi?
Enggak ya. Nanti kita ikut membantu penertiban untuk jalur-jalur hijau,"
jelasnya.
Saat penertiban, Kepala Bidang
Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Mohammad Iqbal mengatakan, pembongkaran
Kalijodo yang dilakukan besok pagi akan diamankan 5000 personel gabungan dari
Pemprov DKI Jakarta dan Polri-TNI.
"TNI sekitar 600
personel, Polri lebih kurang 3000, dan Satpol PP sebanyak 2000 personel. Inilah
SOP kami tidak boleh under estimate. Polisi di sini sebagai pengayom,
pelindung, dan pelayanan masyarakat. Jika besok ada yang melawan hukum kami
akan tindak tegas. Kami hadir sekali lagi untuk melindungi, mengayomi, dan
melayani masyarakat," ucap Iqbal, Minggu (28/2).
5. Masuk gorong-gorong
Pemprov DKI Jakarta
menggandeng Tentara Nasional Indonesia (TNI) buat mengecek saluran air di Jalan
Medan Merdeka Utara, depan Istana Negara. Kopaska dan Marinir dikerahkan untuk
mengatasi kulit kabel dalam gorong-gorong.
"Kita sudah bersurat ke
Marinir Angkatan Laut, sekitar 7 tentara dari Marinir bantu kita," ujar
Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Teguh Hendrawan, saat meninjau lokasi
gorong-gorong di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (2/3).
Menurut Teguh, cuma Marinir
yang mampu melaksanakan tugas melakukan pembersihan dan mencari kabel-kabel
yang terkelupas.
"Terus terang mereka yang
mampu untuk melakukan, karena ini cukup dalam. Kalau kita kan cuma punya
sepatu, sarung tangan, topi dan lain-lain. Tapi kalau Marinir punya alat
oksigen," jelasnya.
Gubernur DKI Jakarta Basuki
Tjahaja Purnama punya alasan unik meminta bantuan Komando Pasukan Katak
(Kopaska) TNI AL untuk menyelami gorong-gorong di kawasan Jalan Medan Merdeka.
Dia tidak mau anak buahnya tewas lantaran mencari kulit kabel.
Tidak hanya itu, Ahok juga
khawatir para anak buahnya di Dinas Tata Air DKI Jakarta diterkam ikan raksasa
di dalam gorong-gorong. Apalagi selama ini, Ahok akui para anak buahnya tidak
punya pengalaman menyelam.