JEPANG - Gubernur Aceh, dr H Zaini Abdullah mengajak
masyarakat internasional untuk terus meningkatkan solidaritas dan kepedulian
dalam membantu proses recovery negara yang dilanda bencana alam. Selain itu,
diperlukan pula riset dan peningkatan kemampuan dalam hal penanggulangan
bencana.
Harapan
ini disampaikan Zaini Abdullah, dalam sambutan acara puncak peringatan 5 tahun
bencana Tsunami Jepang, yang digelar di Gedung Multifuction Kesennuma, Miyagi,
Jepang, Jum’at (11/3).
“Mari perkuat
solidaritas. Kita juga tidak boleh menjadi paranoid, kita tidak boleh menyerah.
Yang harus kita lakukan adalah belajar dari pengalaman ini agar kita mampu
melakukan langkah terbaik untuk penanggulangan bencana,”
kata Gubernur Zaini.
Diawal
sambutannya, Gubernur Zaini Abdullah atas nama Pemerintahan Aceh turut
menyampaikan ucapan terimakasih kepada Pemerintah Jepang dan warga dunia, yang
telah mendukung keberhasilan proses recovery pasca Tsunami Aceh. “Tanpa
dukungan itu, Aceh tidak mungkin bisa bangkit. Kami juga turut menyampaikan
bela sungkawa atas tsunami yang melanda kawasan timur laut Jepang lima tahun
lalu. Semoga peristiwa ini membuat kita semakin peduli dengan
masalah-masalah kebencanaan yang terjadi di semua belahan dunia,”
kata Gubernur, dihadapan Perdana Menteri Jepang, Kaisar Jepang, Walikota dan
Parlemen Kesennuma, Gubernur Miyagi, para Duta Besar negera-negara sahabat dan
para pejabat Pemerintah Jepang.
Puncak
peringatan 5 tahun Tsunami Jepang diawali dengan menyanyikan lagu Omaiyari dan
Hana Wa (bunga bermekaran). Lagu ini merupakan bentuk ekpresi dari semangat
pantang menyarah warga Jepang.
Dalam
peringatan hari ini (Jumat, 11/3) seluruh warga di Negeri Sakura itu sempat
menghentikan aktivitasnya dan mengheningkan cipta serentak pada pukul 14.26
waktu setempat. Waktu tersebut dipilih karena bersamaan dengan waktu saat gempa
melanda. Hal yang sama juga dilakukan di Tokyo. Perdana Menteri Shinzo Abe
dan Kaisar Akihito turut meletakkan rangkaian bunga berwarna kuning putih dan
menundukkan kepala sejenak. Sedangkan bendera setengah tiang dikibarkan di
sejumlah gedung Pemerintahan setempat.
Dalam
kesempatan itu, Gubernur Aceh Zaini Abdullah juga berbagi pengalaman terkait bencana
tsunami Aceh 2004 lalu. “Sosialisasi tentang kebencanaan harus terus
disampaikan kepada masyarakat agar setiap orang memiliki kesadaran yang baik
dalam menghadapi bencana,” sebut Zaini Abdullah.
“Di Aceh,
komunitas-komunitas sadar bencana terus kami kembangkan di semua wilayah.
Komunitas ini sangat penting untuk mendorong masyarakat senantiasa waspada dan
peduli dengan sesama,” imbuh dokter lulusan USU Medan itu.
Riset-riset
terkait pengetahuan kebencanaan, jelas Gubernur Zaini, juga sangat dibutuhkan
untuk mengembangkan teknologi dan wawasan. Tentunya dengan kerjasama
internasional dan melibatkan para ahli. “Kami tahu Jepang
memiliki banyak ahli bidang kebencanaan ini. kami sangat bersyukur sebab
Pemerintah Jepang sampai saat ini tetap aktif membantu kami dalam mengembangkan
riset –riset terkait gempa bumi dan tsunami. Kami berharap
kerjasama ini dapat kita tingkatkan agar perlindungan masyarakat dapat kita
berikan secara maksimal,” pungkas Doto Zaini.
Peringatan
5 tahun Tsunami Jepang yang dilaksanakan setiap tahun oleh Forum Pemerintahan
Jepang-Indonesia ini merupakan kebersamaan kedua negara khususnya Aceh dengan
Jepang, untuk mempererat dan kerjasama kemanusiaan dalam menangani musibah
gempa dan gelombang Tsunami. []