-->

Fraksi PAN DPR RI Minta Presiden Audit Densus 88

30 Maret, 2016, 15.16 WIB Last Updated 2016-03-30T08:16:48Z
IST
JAKARTA - Fraksi PAN DPR RI mendukung langkah PP Muhammadiyah yang mendesak Presiden Joko Widodo agar membentuk Tim Independen untuk melakukan evaluasi dan audit Densus 88. Keinginan itu setelah melihat kejadian tewasnya Siyono, seorang terduga terkait jaringan teroris saat ditangkap Densus 88.

"Tewasnya Siyono menjadi puncak kekecewaan kita atas perilaku Densus 88 yang selama ini bertindak tanpa kontrol. Perintah Konstitusi, Tujuan negara adalah melindungi segenap tumpah darah Indonesia, maka presiden tidak bisa membiarkan tindakan Densus 88 yang telah membunuh lebih dari 100 terduga teroris dengan proses yang melanggar HAM," ungkap Wakil Ketua Fraksi PAN, Teguh Juwarno, Rabu (30/3).

Menurut Teguh, pihaknya menilai ‎presiden tidak bisa membiarkan perilaku "brutal" demikian terjadi terus menerus. Polisi langsung berada di bawah wewenang Presiden sehingga wajar bila Presiden harus membenahi persoalan serius itu.

"Audit terhadap Densus 88 dan BNPT juga perlu dilakukan dengan melibatkan PPATK untuk mengetahui darimana saja dana mereka. Karena disinyalir menggunakan dana asing tanpa audit yang jelas," tegasnya.

Ketua DPP PAN itu melanjutkan, kematian Siyono telah meninggalkan istri dan lima anaknya yang masih kecil. Baginya, hal itu seharusnya menyentuh hati Presiden.

"Presiden tidak boleh membiarkan perilaku pemberantasan teroris yang malah berpotensi menimbulkan bibit radikalisme akibat dendam atas ketidakadilan Densus 88," tegas Teguh.‎
Seperti diberitakan, Siyono, warga Dukuh Brengkungan, Desa Pogung, Kabupaten Klaten, Jawa Tangah, tewas sesaat setelah dia ditangkap oleh penyidik Densus 88/Antiteror Mabes Polri, beberapa waktu lalu.
Sebelumnya polisi menyebut pelaku tewas akibat benturan gara-gara pergumulan pada saat terjadi perkelahian dengan anggota Densus. Pasalnya yang bersangkutan menyerang petugas pada saat digelandang untuk mencari barang bukti senjata api.

Perkelahian itu, seperti diberitakan, terjadi di dalam mobil di daerah Tawangsari, Klaten. Siyono yang semula kooperatif mulai berulah. Dia berupaya menyerang petugas yang mengawalnya dan saat itulah sempat terjadi pergumulan.

Satu lawan satu karena di dalam mobil hanya ada tiga orang dimana seorang penyidik mendampingi Siyono dan seorang lagi menyetir mobil. Dimana kemudian Siyono berhasil dilumpuhkan dalam keadaan lemas dan pingsan. Saat itu anggota lalai tidak memborgol dengan alasan itu upaya secara persuasif untuk mendapatkan keterangan dari pelaku. Meskipun tentu tidak biasanya Densus hanya memberikan pengawalan seorang diri.

Siyono yang ditangkap di Klaten pada Selasa (8/3) itu dipastikan tewas pada Kamis (10/3). Dia ditangkap setelah Densus menangkap seorang terduga teroris lain bernama Awang alias Tata pada Senin (7/3). Mereka ditangkap dalam kaitan pabrik senjata milik Jamaah Islamiah yang diungkap pada 2014 lalu. Siyono diduga menguasai satu senjata api laras pendek yang diberi Awan‎. [BeritaSatu]
Komentar

Tampilkan

Terkini