Bupati Cek Mad. Foto:LA |
LHOKSUKON - Forum Komunikasi Pemberdayaan Pemuda Aceh (FKPP-Aceh)
menilai Pemkab Aceh Utara lupa dengan janji-janjinya untuk mengentaskan
masyarakat dari kemiskinan. Sebab di ujung usianya jabatan Muhammad Thaib jadi Bupati
Aceh Utara ketersediaan lapangan kerja dan kesejahteraan untuk masyakat juga
tak kunjung membaik.
"Pemerintah
lalai mengurangi kemiskinan dan telah lalai menyediakan lapangan pekerjaan baru
bagi para pengangguran," ujar Ketua FKPP-Aceh, Rajali, Minggu (6/3).
Lebih
lanjut dia mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh Utara
pada tahun 2012, menunjukan terjadinya peningkatan jumlah masyakat miskin di
Aceh Utara yaitu jumlah pengangguran di kabupaten tersebut sebesar 15,47
persen, tahun 2013 menjadi 11,16 persen. Sementara, pada tahun 2014 angka
pengangguran meningkat menjadi 13,58 persen.
Sedangkan
angka kemiskinan pada tahun 2012 jumlah 21,89 persen, tahun 2013 sedikit
menurun berjumlah 20,34. Sedangkan angka kemiskinan, pada tahun 2014 berjumlah
19,58. Namun angka kemiskinan sedikit menurut dibandingkan dengan jumlah angka
penganguran.
Sementara
dari data Bursa Kerja dari Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk
Kabupaten Aceh Utara, hingga akhir bulan Mei tahun 2014, jumlah pencari kerja terdaftar
pada Dinas Tenaga Kerja menurut jenis kelamin, Perempuan 35614 dan Laki-laki
62198, jumlah keseluruhan 97812. Pada tahun 2013 pencari kerja di Aceh Utara
terdaftar sebanyak 41.512 orang terdiri dari laki-laki 26.697 orang dan
perempuan 14.815 orang. Selanjutnya tahun 2012 yang lalu, terdapat 41.076 orang
sisa pencari kerja yang terdaftar di dinas tersebut. Terdiri dari, laki-laki
26.284 orang dan wanita 14.792 orang.
Berdasarkan
data tersebut target pemerintah untuk penurunan angka kemiskinan dan
mengurangi pengangguran hanya wacana belaka. Menurutnya, pengangguran di
usia muda sudah menjadi isu global yang harus menjadi perhatian semua
pihak. Khususnya Pemkab Aceh Utara maupun instansi pembina masing-masing
sektor, pemerintah daerah maupun dunia usaha diharapkan bergerak membuka
lapangan pekerjaan bagi kawula muda dan bersama untuk memberantas kemiskinan.
Dia
menambahkan, pada saat ini Pemerintah Aceh belum ada upaya untuk mendorong
terjadinya hubungan industrial yang kondusif. Pemkab Aceh Utara juga belum
mampu menggerakkan roda perekonomian, menumbuhkan industri-industri padat modal
dan padat karya.
“Pertumbuhan ekonomi
harus disertai dengan perluasan kesempatan kerja, dan dinikmati oleh
masyarakat, pekerja, dan pengusaha sehingga tercipta pertumbuhan yang Baik,” katanya lagi.
Untuk
pertumbuhan ekonomi pemkab sampai saat ini belum ada tanda-tanda yang bahwa
akan menciptakan pekerjaan yang lebih baik, dan upaya untuk meningkatkan
partisipasi kerja dan menanggulangi pengangguran, serta meningkatkan
partisipasi pemudi dan kaum muda di dalam semua aspek.
FKPP-Aceh
mengharapkan kepada semua para pembuat kebijakan harus lebih terfokus pada
penguatan kebijakan-kebijakan ketenagakerjaan dan penanggulangan kemiskinan
yang saat ini sangat terpuruk.
Pemerintah
banyak cara untuk menciptakan pasar kerja dan kebijakan sosial yang harus
dikembangkan secara baik sangat penting dalam mendorong pertumbuhan
perekonomian, penguatan pendekatan kebijakan sangatlah diperlukan. [pin]