IST |
LONDON - Bursa saham meluncur turun di seluruh dunia pada
Kamis (Jumat dinihari WIB), menyusul kemerosotan baru dalam harga minyak, kata
para analis.
Berita
bahwa kepercayaan konsumen di Jerman mulai merasakan tekanan dari risiko-risiko
ekonomi global dan gambaran ritel buruk di Inggris menambah sentimen suram,
kata para pedagang.
Setelah
pulih pada Rabu karena saham-saham maskapai penerbangan dan perjalanan wisata
berbalik naik atau rebound dari penurunan yang disebabkan oleh serangan
mematikan di Brussel, pasar-pasar Eropa turun lagi menjelang liburan Paskah,
dengan saham-saham penambang juga terpukul juga, karena penurunan harga logam.
"Pasar
Eropa bereaksi terhadap penurunan terbaru harga minyak yang berlanjut hari
ini," pialang Aurel BGC mengatakan.
Para
investor juga membatalkan posisi mereka menjelang libur akhir pekan empat hari,
kata mereka.
Pada
penutupan, indeks acuan FTSE 100 di London turun 1,5 persen, Indeks DAX 30 di
Frankfurt 30 turun 1,7 persen, dan indeks CAC 40 di Paris turun 2,1 persen.
Pada
saat yang sama di Wall Street, Dow Jones diperdagangkan 0,5 persen lebih
rendah, karena para pedagang mengutip harga minyak yang lemah, dolar yang kuat
dan angka pesanan barang tahan lama terbaru AS sebagai faktor-faktor penurunan.
Dalam
valuta asing, euro turun terhadap dolar. "Dolar terus menguat dan ini
tetap menjadi salah satu alasan utama komoditas-komoditas berada di bawah
tekanan," kata Brenda Kelly, analis di pedagang London Capital Group.
Di
London, harga saham kelompok pertambangan Anglo American dan Rio Tinto turun
tajam, dan perusahaan minyak juga turun.
"Komoditas-komoditas
yang dihargakan dalam mata uang greenback jatuh, menarik sektor-sektor minyak
dan sumber daya dasar di pasar saham turun karena mereka," kata analis CMC
Markets Jasper Lawler.
Keadaan
yang sama di Asia, setelah harga minyak mentah anjlok di tengah berita bahwa
stok komersial AS melonjak 9,36 juta barel pada pekan lalu, lebih dari tiga
kali jumlah yang diperkirakan oleh para analis.
Petunjuk
AS dapat menaikkan suku bunganya pada bulan depan sementara mendorong dolar
lebih tinggi, menumpuk tekanan pada komoditas dan mengirim indeks acuan saham
Sydney yang kaya sumber daya jatuh 1,1 persen.
Sebuah
penguatan greenback membuat itu lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata
uang lainnya untuk membeli komoditas yang dihargakan dalam dolar, dan bahan
baku dari bijih besi hingga emas terpukul.
Di
tempat lain di Asia, indeks saham utama Shanghai merosot 1,6 persen, Hong Kong
turun 1,3 persen dan Tokyo turun 0,6 persen.
Kembali
di Eropa, perusahaan riset pasar GfK mengatakan bahwa optimisme di kalangan
konsumen Jerman memudar bulan ini. "Ini tidak mungkin bahwa lemahnya
permintaan untuk barang-barang Jerman di sejumlah negara-negara penting tidak
akan memiliki efek pada pertumbuhan ekonomi Jerman," tambahnya dalam sebuah
pernyataan.
Di
Inggris, peritel fashion Next memperingatkan bahwa 2016 ditetapkan menjadi
tahun terberat sejak krisis keuangan global, membuat harga sahamnya merosot
11,5 persen mendekati tengah hari.
Sementara
itu data resmi menunjukkan bahwa penjualan ritel Inggris turun lebih baik dari
perkiraan 0,4 persen pada bulan lalu dibanding Januari, demikian AFP
melaporkan. [AFP/Antara]