![]() |
IST |
ACEH TIMUR - Barisan Muda Peduli Aceh Timur (BMPAT), menilai
pelayanan rumah sakit di Aceh Timur masih dibawah standar. Pasalnya, rumah
sakit sering mengabaikan pelayanan pasien yang seharusnya mendapatkan
penanganan serius.
Hal tersebut dikatakan Sekretaris BMPAT Zulkifli, S.Pd.I,
kepada lintasatjeh.com (10/3/2016), terkait pelayanan RS Graha Bunda Idi Rayeuk
yang dinilai tidak serius menangani korban kecelakaan lalu lintas yang
mengakibatkan korban meninggal dunia.
"Kasus yang menimpa Tgk. Muhammad Amin Juned, pasien
asal Kruet Lintang Kecamatan Peureulak Timur, tidak boleh terulang lagi,"
sebut dia.
Tgk. Muhammad Amin Juned merupakan korban kecelakaan lalu
lintas akibat tabrakan dengan seorang pengguna sepeda (Abubakar), di kawasan
Jln Medan-Banda Aceh, Seuneubok Pidie Kecamatan Peureulak Kota, Selasa malam (8/3/2016)
sekira pukul 19.30 WIB.
"Oleh karena itu BMPAT meminta kepada Pemerintah Aceh
Timur khususnya Kadinkes untuk segera melakukan evaluasi kinerja direktur RS
Graha Bunda Idi Rayeuk agar kejadian tersebut tidak akan terulang
kembali," pungkasnya.
Menurut keterangan keluarga, setelah kejadian, korban
mengalami luka serius dibagian kepala dan dalam kondisi kritis akibat
pendarahan. Warga yang memberikan pertolongan langsung melarikannya ke
Puskesmas Peureulak Kota di Alue Nibong yang selanjutnya dirujuk ke RS Graha
Bunda di Idi Rayeuk dengan menggunakan ambulance. Namun setelah tiba disana, pasien hanya
mendapatkan perhatian dari perawat di bagian IGD (Instalasi Gawat Darurat)
tanpa penanganan langsung oleh dokter.
Ketika ditanyakan kepada petugas dibagian IGD untuk
mendapatkan penanganan serius dari dokter, petugas mengatakan bahwa pasien akan
dioperasi oleh Tim Dokter pada jam 03.00 dini hari. Namun sampai pagi hari tak
kunjung juga ditangani oleh dokter.
"Baru sekitar jam 9 pagi, dokter datang memeriksa
pasien dan langsung mengatakan bahwa korban harus segera dirujuk ke Banda Aceh
atau ke Medan. Namun, sesaat sebelum diberangkatkan, pasien telah meninggal
dunia di RS Graha Bunda," beber keluarga pasien.
Akibat kondisi seperti ini, pihak keluarga merasa sangat
kecewa dengan pelayanan pihak Rumah Sakit. "Seharusnya kalau dari semalam
diperiksa, korban sudah sampai di Banda Aceh. Apalagi kondisinya paling kritis,
dan memang harus diutamakan penanganan," ujar M Idris, adik kandung korban
yang juga Keuchik Gampong Kruet Lintang, Peureulak Timur.
Almarhum Tgk. M. Amin yang sehari-hari berperan sebagai
Wakil Imum Gampong dan Guru Senior di Dayah Darul Mutaallimin Kruet Lintang
meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak.[Ar]