-->

BMKG Imbau Masyarakat Tak Panik Soal Fenomena Equinox

21 Maret, 2016, 10.26 WIB Last Updated 2016-03-21T03:43:59Z
IST
BANDA ACEH - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menghimbau kepada seluruh masyarakat di Aceh tidak panik dalam menghadapi isu fenomena Equinox mencapai 40 derajat celcius suhu panas selama beberapa hari kedepan. Dari hasil observasi BMKG wilayah Aceh, suhu udara di Aceh khususnya didataran rendah maksimal berkisar 35-36°C.

Pihaknya menjelaskan, bahwa Equinox adalah peristiwa yang berkaitan dengan gerak semu matahari dimana dalam setahun matahari berada persis/tepat di atas khatulistiwa yaitu pada tanggal 21 Maret dan 23 September. Sehingga mirip fenomena alam yang normal. Sesekali waktu memang udara terasa panas, tetapi biasanya suhu panas tidak berbarengan dengan lintasan matahari, artinya ada jeda waktunya.

“Masyarakat jangan panik. Fenomena ini merupakan peristiwa alam yang normal khususnya untuk wilayah Aceh yang berada di Utara garis Khatulistiwa. Posisi matahari tepat atau posisi hampir tegak lurus diatas wilayah Aceh berpeluang terjadi pada bulan Juni yang mengalami peningkatan suhu, namun tidak seperti isu yang berkembang saat ini yang suhunya capai 40°C,” himbau Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Blang Bintang, Aceh Besar, Zakaria saat dikonfirmasi lintasatjeh.com, Senin (21/3).

Udara panas kata Zakaria, tidak semata- mata karena intensitas matahari, tetapi juga banyaknya awan seperti halnya efek rumah kaca. Sekali lagi pihaknya katakan bahwa fenomena ini merupakan peristiwa alam yang normal. Suhu di Aceh tertinggi yang pernah dicapai adalah 37°C, itupun jarang sekali.

Namun, ia kembali menjelaskan, bila dilihat suhu udara maksimal di Aceh berkisar 35-36°C yang berlaku untuk daerah dataran rendah seperti Banda Aceh, sebagian Aceh Besar, Sigli, Bireuen, Kota Lhokseumawe dan daerah dataran rendah lainnya.

“Sedangkan untuk daerah dataran tinggi tidak sampai segitu, hanya berkisar antara 28 - 30 °C. Untuk itu BMKG Aceh kembali menghimbau agar masyarakat jangan panik dalam menanggapi isu tersebut,” himbaunya kembali.

Berkaitan dengan hal ini, pihaknya juga menghimbau agar masyarakat jangan melakukan pembakaran hutan dan lahan demi membuka lahan pertanian. Bahkan beberapa hari yang lalu, kata Zakaria, sempat muncul delapan titik panas di Aceh. Namun sejak kemarin titik panas itu mulai berkurang.

“Kami selalu menghimbau agar masyarakat jangan membakar hutan dalam membuka lahan pertanian. Ini sangat berbahaya bagi kita semua, bahkan sempat muncul delapan titik panas di wilayah kita ini beberapa hari lalu. Namun sudah mulai berkurang,” ujarnya. []
Komentar

Tampilkan

Terkini