REDELONG – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh, Bardan
Sahidi, memberikan motivasi kepada para guru dan kepala sekolah SD/MI akan
pentingnya menumbuhkan budaya baca di sekolah, “membaca akan membuka jendela
dunia, apa yang tidak kita ketahui akan mengetahuinya dengan membaca,” kata
Bardan memberi semangat kepada peserta Pelatihan Modul III USAID Prioritas
jenjang SD/MI di Redelong (19/3). Dalam kesempatan tersebut, Bardan berbagi
kiat menggiring siswa agar mereka senang membaca dan cinta buku, “Metode
mengajak siswa mencintai membaca diantaranya secara Informatif yaitu mendorong
rasa ingin tahu siswa dengan cara menerangkan gambar-gambar yang membuat mereka
senang melihatnya,” jelas dia. “Kedua, Rekreatif yaitu membaca dilakukan dalam
suasana santai sambil bercerita, sehingga siswa merasa nyaman misalnya
dilakukan di taman atau ditempat terbuka. Dan ketiga, Inovatif yaitu adanya
hal-hal baru untuk memudahkan siswa dalam mengembangkan imajinasi dan
keterampilannya” lanjut Bardan.
Bardan juga mengingatkan bahwa membangun pendidikan tidaklah
semudah membalik telapak tangan, tetapi membutuhkan waktu yang lama untuk
melihat hasilnya, “Jika proyek fisik atau infrastruktur dengan mudah kita
melihat hasilnya, hari ini dibangun dan tahun depan kita dapat menikmati
hasilnya. Tetapi investasi pendidikan membutuhkan waktu lama, contohnya saja
kita adalah hasil investasi pendidikan puluhan tahun yang lalu yang dapat
dinikmati saat ini,” kata Bardan memberi semangat bagi para guru untuk tidak pernah
berhenti meningkatkan kemampuan mengajar dan mengimplementasikan hasil
pelatihan kepada siswa di sekolah.
Sementara itu Kasi Kurikulum Dikdas dan Lanjutan Dinas
Pendidikan Bener Meriah, Endang Mayuzar yang juga Fasilitator USAID Prioritas
Kab. Bener Meriah, mengapresiasi hibah Buku Bacaan Berjenjang yang total
keseluruhannya sebanyak 9.420 buku untuk mendukung kemampuan membaca siswa dan
budaya baca di sekolah, “Pelatihan pemanfaatan buku ini sangat bermanfaat
untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa
dan mendukung budaya baca di sekolah khususnya untuk kelas awal. Sedangkan
kelas tinggi akan fokus kepada proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik
dan penulisan laporan yang baik,” jelas Endang.
Saat ini kegiatan membaca siswa terbatas pada buku
teks,karena kurangnya buku bacaan atau referensi yang dibutuhkan siswa pada
sebagian besar sekolah. Apalagi buku bacaan yang ada kurang memperhatikan
kemampuan siswa yang berbeda dari siswa yang baru belajar membaca sampai siswa
yang sudah lancar membaca. Buku bacaan berjenjang ini dibagi enam tingkatan
atau jenjang kesulitan, mulai dari yang sederhana untuk anak yang baru belajar
membaca, sampai yang tingkat kesulitannya semakin tinggi untuk anak yang sudah
lancar membaca. Masing-masing jenjang ditandai warna sampul buku yang berbeda.
Misalnya, pada jenjang yang paling rendah (buku berwarna merah) hanya ada satu
kalimat yang terdiri dari beberapa kata di setiap halaman, dan ada pengulangan
struktur kalimat untuk memudahkan anak mempelajari dan memahami isi buku.***