-->

Aceh Bebas Polio!

08 Maret, 2016, 18.19 WIB Last Updated 2016-03-08T11:20:22Z
BANDA ACEH - Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr. M Yani, mengatakan bahwa Aceh sudah bebas dari polio, tapi tidak tertutup kemungkinan penyakit tersebut masih akan terjangkit terhadap balita di Aceh. Untuk itu ia meminta agar masyarakat tetap waspada.

“Pemerintah ti­­dak bisa memastikan penyakit ini sudah hilang, potensi kehadirannya masih ada,” kata M Yani dalam pencanangan PIN Polio 2016 di Masjid Baitul Mukmin, Lamteh, Ulee Kareng, Selasa (8/3/2016).

Di Aceh memang ada beberapa kasus bayi yang lumpuh, tapi kata M. Yani, kasus tersebut bukan disebabkan oleh polio.

Pemerintah Indonesia kata M Yani, sudah menerima sertifikat WHO sebagai negara yang bebas dari polio. Masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan agar bibit penyakit polio tidak lagi masuk ke Indonesia. “Penyakit ini masih ada di beberapa n­­egara di dunia, jadi tidak tertutup kemungkinan akan masuk ke Indonesia.”

Pemusnahan polio tak hanya berdampak secara medis, tapi juga memberi dampak keuntungan secara finansial. Beban pengobatan dapat ditekan sejak dini dengan memberi imunisasi, sehingga bayi yang lahir tidak mengalami cacat polio. Tentunya hal itu akan mengurangi biaya rehabilitasi.

M Yani menjelaskan, saat ini terdapat sekitar  565.695 bayi di Aceh. Semua balita tersebut akan diberikan imunisasi pada Pekan Imunisasi Nasional secara gratis dan dilakukan serentak seluruh Aceh mulai tanggal 8 hingga 15 Maret. Dalam rangka menyukseskan PIN ini, kata M Yani, sudah disiapkan 7640 pos imunisasi yang tersebar di seluruh Aceh.

"Kita sangat berharap dukungan semua pihak untuk membantu menyukseskan kegiatan ini,” ujar M. Yani. Pemerintah menargetkan, untuk tahun ini peserta imunisasi harus mencapai target nasional yaitu 90 persen, meningkat 12 persen dari tahun sebelumnya yaitu 78 persen.

Sementara itu, Gubernur Aceh, dr. H. Zaini Abdullah melalui Sekretaris Daerah Aceh, Drs. Dermawan MM  menghimbau seluruh orang tua  untuk berpatisipasi pada PIN dengan membawa anak usia dibawah 59 bulan ke pos pelayanan terdekat untuk mendapatkan imunisasi polio.

"Himbauan ini penting saya sampaikan, karena sampai saat ini target cakupan untuk program imunisasi polio di Aceh belum sesuai dengan harapan," kata Sekda Aceh.

Menurut Sekda Dermawan, kurangnya peserta polio pada tahun lalu, disebabkan  banyak keluarga  tidak mematuhi tahapan pemberian imunisasi. Dari total jumlah bayi baru lahir sekitar 107.000 bayi di Aceh pada tahun 2015, imunisasi yang diikuti lengkap sesuai tahapan hanya mencapai 74,1%, sementara sisanya tidak mengikuti tahapan sampai lengkap.

"Kalau tahapan imunisasi tidak lengkap tentu berbahaya karena bisa mengancam kesehatan anak,” ujar Dermawan. Ia memeinta masyarakat untuk terlibat aktif dalam kegiatan tersebut, sebab penyakit polio sangat berbahaya bagi generasi muda.

"Saya berharap Bapak/Ibu dari lintas sektor yang hadir di tempat ini dapat mendorong suksesnya PIN Polio di Aceh agar upaya melindungi anak-anak Aceh dapat terus kita tingkatkan," pungkas Sekda.

Pada kesempatan tersebut, Ketua TP PKK pusat, Erni Gurtarti Kumolo juga mengajak seluruh TP-PKK di Aceh agar membantu menyukseskan kegiatan PIN karena masih ada sebagian kelompok masyarakat yang masih belum menerima dan mengerti tentang imunisasi.

"Mari kita bantu pemerintah, kita gerakkan ibu-ibu di daerah agar mensosialisasikan pentingnya imunisasi bagi anak balita," kata Istri Menteri Dalam Negeri itu.

Pencanangan PIN tersebut turut dihadiri Walikota Banda Aceh, Wakil Ketua TP-PKK Aceh, Marlina Usman, Kapolda Aceh, Irjen (Pol) Hussein Hamidi, Kepala Dinas Kesehatan Aceh,  SKPD kota Banda Aceh dan SKPA serta sejumlah pejabat lainnya.[Rls]
Komentar

Tampilkan

Terkini