BANDA ACEH - Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr. M Yani, mengatakan bahwa
Aceh sudah bebas dari polio, tapi tidak tertutup kemungkinan penyakit tersebut
masih akan terjangkit terhadap balita di Aceh. Untuk itu ia meminta agar
masyarakat tetap waspada.
“Pemerintah tidak bisa memastikan penyakit ini sudah
hilang, potensi kehadirannya masih ada,” kata M Yani dalam pencanangan PIN
Polio 2016 di Masjid Baitul Mukmin, Lamteh, Ulee
Kareng, Selasa (8/3/2016).
Di Aceh memang ada beberapa kasus bayi yang lumpuh, tapi
kata M. Yani, kasus tersebut bukan disebabkan oleh polio.
Pemerintah Indonesia kata M Yani, sudah menerima sertifikat
WHO sebagai negara yang bebas dari polio. Masyarakat diminta untuk meningkatkan
kewaspadaan agar bibit penyakit polio tidak lagi masuk ke Indonesia. “Penyakit
ini masih ada di beberapa negara di dunia, jadi tidak tertutup kemungkinan
akan masuk ke Indonesia.”
Pemusnahan polio tak hanya berdampak secara medis, tapi juga
memberi dampak keuntungan secara finansial. Beban pengobatan dapat ditekan
sejak dini dengan memberi imunisasi, sehingga bayi yang lahir tidak mengalami
cacat polio. Tentunya hal itu akan mengurangi biaya rehabilitasi.
M Yani menjelaskan, saat ini terdapat sekitar 565.695 bayi di Aceh. Semua balita tersebut akan diberikan
imunisasi pada Pekan Imunisasi Nasional secara gratis dan dilakukan serentak
seluruh Aceh mulai tanggal 8 hingga 15 Maret. Dalam rangka menyukseskan PIN ini,
kata M Yani, sudah disiapkan 7640
pos imunisasi yang tersebar di seluruh Aceh.
"Kita sangat berharap dukungan semua pihak untuk
membantu menyukseskan kegiatan ini,” ujar M. Yani. Pemerintah menargetkan,
untuk tahun ini peserta imunisasi harus mencapai target nasional yaitu 90
persen, meningkat 12 persen dari tahun sebelumnya yaitu 78 persen.
Sementara itu, Gubernur Aceh, dr. H. Zaini Abdullah melalui
Sekretaris Daerah Aceh, Drs. Dermawan MM menghimbau seluruh orang tua untuk berpatisipasi pada PIN dengan membawa
anak usia dibawah 59 bulan ke pos pelayanan terdekat untuk mendapatkan
imunisasi polio.
"Himbauan ini penting saya sampaikan, karena sampai
saat ini target cakupan untuk program imunisasi polio di Aceh belum sesuai
dengan harapan," kata Sekda Aceh.
Menurut Sekda Dermawan, kurangnya peserta polio pada tahun
lalu, disebabkan banyak keluarga
tidak mematuhi tahapan pemberian imunisasi. Dari total jumlah bayi baru
lahir sekitar 107.000 bayi di
Aceh pada tahun 2015, imunisasi yang diikuti lengkap sesuai tahapan hanya
mencapai 74,1%, sementara sisanya tidak mengikuti tahapan sampai lengkap.
"Kalau tahapan imunisasi tidak lengkap tentu berbahaya
karena bisa mengancam kesehatan anak,” ujar Dermawan. Ia memeinta masyarakat
untuk terlibat aktif dalam kegiatan tersebut, sebab penyakit polio sangat
berbahaya bagi generasi muda.
"Saya berharap Bapak/Ibu dari lintas sektor yang hadir
di tempat ini dapat mendorong suksesnya PIN Polio di Aceh agar upaya melindungi
anak-anak Aceh dapat terus kita tingkatkan," pungkas Sekda.
Pada kesempatan tersebut, Ketua TP PKK pusat, Erni Gurtarti Kumolo
juga mengajak seluruh TP-PKK di Aceh agar membantu menyukseskan kegiatan PIN
karena masih ada sebagian kelompok masyarakat yang masih belum menerima dan
mengerti tentang imunisasi.
"Mari kita bantu pemerintah, kita gerakkan ibu-ibu di
daerah agar mensosialisasikan pentingnya imunisasi bagi anak balita," kata
Istri Menteri Dalam Negeri itu.
Pencanangan PIN tersebut turut dihadiri Walikota Banda Aceh, Wakil Ketua TP-PKK Aceh, Marlina Usman, Kapolda Aceh, Irjen (Pol) Hussein Hamidi, Kepala Dinas Kesehatan Aceh, SKPD kota Banda Aceh dan SKPA serta sejumlah pejabat lainnya.[Rls]