ACEH TIMUR - Tindakan sepihak dengan berani menjual seluruh sapi
bantuan dan kemudian merekayasa surat pernyataan atas nama para anggota
kelompok semakin terkuak kebenarannya. Beberapa kesaksiaan membeberkan perilaku
semena-mena yang telah dilakukan oknum keuchik dan ketua kelompok ternak di
Desa Keudee Birem, Kecamatan Birem Bayeun, Kabupaten Aceh Timur.
Kepada
lintasatjeh.com, Sabtu (27/2/2016), dua anggota kelompok ternak di desa Keudee
Birem, bernama Sugiarto alias Atok dan M. Amin memberikan kesaksian bahwa benar
lima ekor sapi bantuan beserta dua ekor anaknya yang sumber dari anggaran paket
dana aspirasi salah satu partai, telah dijual secara sepihak oleh oknum geuchik
setempat.
"Tindakan
Geuchik Nikmat didukung sepenuhnya oleh ketua kelompok, bernama Rudianto,"
terangnya.
Sugiarto
dan M. Amin juga menjelaskan, sangatlah tidak benar alias bohong besar tentang
pengakuan yang disampaikan Geuchik Keudee Birem dan ketua kelompok bahwa
sebelum seluruh sapi bantuan tersebut dijual, terlebih dahulu digelar musyawarah
dengan para anggota kelompok.
"Seluruh
sapi bantuan tersebut dijual secara diam-diam oleh Keuchik Nikmat, tanpa
diketahui oleh para anggota. Tidak lama kemudian barulah kejahatan Keuchik
Nikmat yang diduga bersekongkol dengan ketua kelompok, terendus oleh para
anggota kelompok," beber Atok.
Kata
Atok, karena para anggota sudah mulai ribut maka geuchik Nikmat dan ketua
kelompok berupaya meredam dengan cara membeli 17 (tujuh) belas ekor kambing.
Lalu kambing-kambing tersebut diberikan satu ekor per-anggota, namun saat itu
ada 3 (tiga) anggota lagi yang tidak diberikan.
Setelah
beredarnya berita terkait permasalahan bantuan sapi tersebut yang
dipublikasikan oleh media online Lintas Atjeh, Jum'at (19/2/2016) kemarin,
barulah Geuchik Keudee Birem terlihat ketakutan dan tiba-tiba pada malam
harinya langsung menjumpai bendahara kelompok, Buyung.
Saat
bertemu Buyung, saya melihat bahwa Keuchik Nikmat memberikan sejumlah uang
kepada Buyung yang katanya sebagai anggaran untuk membeli seekor kambing yang
selama ini tidak diberikan kepada Buyung.
"Kelakuan
Keuchik Keudee Birem beserta ketua kelompok benar-benar keterlaluan. Sebenarnya
para anggota sangat tidak menerima perlakuan semena-mena dari mereka berdua,
tapi seebagian besar anggota merasa takut," demikian terang Atok.[zf]