BANDA ACEH - Anggota Komisi IV DPR Aceh dari Fraksi NasDem Ir H.
Saifuddin Muhammad mendesak Pemkab Bireuen untuk segera menyelesaikan
pembebasan tanah untuk jaringan irigasi Aneuk Gajah Rhot di Kecamatan Peudada
Kabupaten Bireuen.
Menurut
Saifuddin bendungannya sudah selesai dibangun sekitar 6 tahun yang lalu namun
hingga saat ini jaringan irigasinya belum dibangun.
"Ini
tidak bisa dibiarkan, jaringan irigasi "Aneuk Gajah Rhot" yang bisa
diakses dari bendungan ke areal persawahan belum ada, informasi dari masyarakat
setempat saat ini bendungan mulai retak, yang kita takutkan bisa terbawa
arus," ungkapnya, Sabtu (27/2).
Padahal
tambah Saifuddin, untuk pembebasan lahan merupakan kewenangan Pemkab Bireuen
namun sampai saat Ini tidak ada inisiatif Pemkab Bireuen untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut.
"Bagaimana
kita selesaikan kalau Pemkab Bireuen tidak membuat perencanaan dan punya
inisiatif Dalam menyelesaikannya" timpal Saifuddin.
Sebelumnya,
Saifuddin Muhammad juga menggelar pertemuan dengan Keeuchik 11 Gampong di
Kecamatan Peudada terkait pembangunan "Irigasi Aneuk Gajah Rhot" pada
Sabtu 20 Februari 2016 lalu.
Selain
dihadiri 11 Keuchiek dari Tiga Kemukiman di Kecamatan Peudada juga dihadiri
oleh Wakil Ketua DPRK Bireuen Arif Andepa, Camat setempat dan tokoh masyarakat
Peudada lainnya.
"Jadi
hasil musyawarah bersama Keuchik, Camat dan tokoh masyarakat setempat hal yang
sangat mendesak adalah normalisasi saluran dan pembukaan saluran irigasi aneuk
gajah rheot supaya sektor ekonomi bisa ditingkatkan," tegas Saifuddin.
Saifuddin
sangat menyanyangkan sikap Pemerintah Bireuen yang tidak peduli Dengan keluhan
Masyarakat, Padahal bendungam tersebut sangat bermanfaat bagi Masyarakat
setempat.
"Ini
menyangkut hajat hidup orang banyak karena Masyarakat setempat mengandalkan
perekonomian di sektor pertanian, sedangkan persawahan yang dialiri oleh
bendungan irigasi Aneuk Gajah Rhoet seluas 2.186 hektare, jadi selama Ini
petani hanya mengandalkan sawah tadah hujan," ungkap Saifuddin.
Saifuddin
berharap Pemkab Bireuen terlebih dahulu menyelesaikan pembebasan lahan supaya
kedepan bisa dianggarkan untuk pembangunan fisik bendungan.
"Bagaimana
kita membangun fisik terlebih dahulu kalau pembebasan lahan yang menjadi
kewenangan Pemkab Bireuen sampai saat Ini belum diselesaikan," ketus
Saifuddin.
Padahal
tambahnya, untuk tahun Ini sudah anggarkan di APBA 2016 sebesar 1,5
Milyar untuk pembebasan lahan, seharusnya Pemkab Bireuen harus melakukan
sharing dengan Pemerintah Aceh Dan DPR Aceh yang mewakili Bireuen.
"Namun
yang menjadi kendala saat Ini, kita tidak mengetahui berapa anggaran yang
dibutuhkan untuk pembebasan lahan tersebut, Ini disebabkan kelalaian Pemkab
Bireuen yang tidak membuat perencanaan tersebut," ungkap Politisi NasDem
tersebut.
Terkait
permasalahan bendungan tersebut, Saifuddin Muhammad juga pernah mengungkapkan
disaat penyampaian pandangan akhir Fraksi pada sidang Paripurna pengesahan
RAPBA 31 Januari 2016 lalu.
"Betapa
sia-sianya uang rakyat yang digunakan untuk pembangunan bendungan tersebut
karena tidak bermanfaat sama sekali,” ujar Saifuddin
dihadapan seluruh Anggota DPR Aceh dan SKPA.
Menurutnya,
hal itu terjadi karena Pemkab Bireuen tidak membuat perencanaan secara matang
dan berintegrasi.
"Saat
Ini pembangunan di Bireuen terkesan berdasarkan konsep kepentingan bukan karena
kebutuhan Masyarakat, Ini sangat kita sesalkan," pungkas anggota komisi IV
yang membidangi infrastruktur DPR Aceh tersebut. [Red]