LHOKSUKON - Pemerintah Kabupaten Aceh Utara didesak segera
perbaiki tanggul sungai yang rusak di sejumlah titik wilayah Lhoksukon Tengah.
Akibatnya,
kerap terjadi musibah banjir tiap tahun usai diguyur hujan yang sangat lebat.
Hal inipun justeru membuat masyarakat semakin jenuh. Seperti di Desa Meunasah
Krueng LT (KM V) misalnya, tanggul sepanjang 25 meter didesa itu jebol akibat
banjir.
“Kami sudah jenuh
dengan semua ini, banjir tiap tahun menerjang. Bahkan bulan ini saja banjir
sudah melanda tiga kali, maka kami sangat berharap agar Pemerintah terkait
segera turun tangan mengatasi tanggul yang sudah rusak ini,”
ujar Geuchik Desa Meunasah Krueng LT (KM 5), Selasa (16/2).
Keluhan
serupa disampaikan sejumlah warga di Desa Geulumpang LT (KM 10). Warga sangat
berharap tanggul yang runtuh sepanjang 30 meter itu segera direhab. Apalagi
tanggul ini terletak disamping jalan lintasan Lhoksukon-Cot Girek.
“Tanggul didesa kami
ini sudah lama jebol dan belum ada perhatian dari pihak terkait. Setiap tahun
air sungai meluap usai diguyur hujan lebat karena tanggulnya rusak. Bahkan
pekan lalu banjir menerjang desa kami, ketinggian air mencapai 1,5 meter,”
ujar warga.
Menanggapi
hal itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Utara, Munawar
SE menyebutkan, pihaknya sudah mengusulkan sejumlah infrastruktur yang rusak
dibeberapa titik ke BNPB Pusat di Jakarta.
“Sudah kita usulkan ke
BNPB Pusat di Jakarta. Bahkan kita juga usulkan anggaran senilai Rp 6 milyar
untuk merehab infrastruktur yang rusak itu, terutama kerusakan pada tanggul,”
ujar Munawar.
Khusus
untuk Lhoksukon wilayah tengah, masing-masing tanggul yang sudah diusulkan
untuk direhab menurut Camat Lhoksukon, Saifuddin, meliputi tanggul di Desa
Geulumpang, Teungoh, Kumbang, Krueng, Babah Geudubang dan Desa Jok.
“Sudah kami usulkan,
masing-masing titik tanggul terletak di Lhoksukon wilayah Tengah. Meliputi
tanggul di Desa Geulumpang sepanjang 30 meter, Desa Teungoh 40 meter, Desa
Kumbang 15 meter, Desa Meunasah Krueng 25 meter, Babah Geudubang 10 meter, dan
Desa Jok sepanjang 30 meter,” sebut Saifuddin.
Dirinya
meminta kepada masyarakat untuk tetap bersabar menunggu hasil usulan agar seger
direhab. “Masyarakat harap sabar dan terus berdoa semoga usulan
ini direalisasi, sehingga warga nantinya nyaman tidak kebanjiran lagi,”
harapnya. [red]