BANDA ACEH –
Pemerintah Aceh akan segera menanggulangi dampak banjir yang terjadi di kawasan
Pantai Barat Selatan. Hal itu dikatakan Gubernur Aceh, dr. Zaini Abdullah
melalui Kepala Biro Humas Setda Aceh, Frans Delian, Selasa (2/1).
“Kita akan segera
perbaiki apa yang rusak khususnya
insfrastruktur umum, sehingga tidak terlalu lama mengganggu perekonomian
masyarakat,” kata Gubernur Zaini. Gubernur
juga memerintahkan SKPA terkait, untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi.
“Masing-masing SKPA harap segera turun ke lapangan untuk mengambil peran
masing-masing. Tolong perhatikan para pengungsi.”
Seperti diketahui,
banjir yang melanda sebagian kawasan pantai barat-selatan Aceh pada Minggu (31/1)
dini hari telah menelan korban jiwa. Dari data yang dihimpun Pusat Pengendalian
Operasi (Pusdalops) BPBA Aceh, banjir mengakibatkan satu orang meninggal dunia,
dua orang dirawat di rumah sakit, dua lainnya dilaporkan hilang, serta ratusan
orang mengungsi.
Korban tewas diketahui bernama Rosiem, perempuan asal Desa Sumber Mukti, Aceh Singkil. Korban
yang kini dirawat di rumah sakit bernama Samadi (54), dan Sugiarto (51). Untuk
korban yang hanyut dibawa banjir bernama Hamzah Tumorang (76), serta Ruspita (65).
Dari laporan Pusdalops yang diterima Senin (01/2) pukul
17.00 sore, banjir melanda kawasan Aceh Singkil, Subulussalam dan sebagian
kawasan Meulaboh Aceh Barat. Untuk kawasan Subulussalam terjadi banjir bandang,
sementara singkil imbas banjir bandang menyebabkan bencana longsor. Di
Meulaboh, hujan lebat hanya membuat beberapa desa dan jalan utama terendam.
Jasman, Kepala Pelaksana BPBD Kota Subulussalam mengatakan,
imbas banjir bandang di Kota Subulussalam telah membuat sembilan desa
terisolir. Hal itu dikarenakan jembatan penghubung Kecamatan Longkip dengan
jalan ibu kota hanyut dibawa banjir.
“Sampai tadi sore, hanya sepeda motor dan orang yang bisa
melintas,” kata Jasman, Senin (2/1) malam. Banjir bandang yang terjadi Minggu
dinihari itu, membuat perekonomian masyarakat terganggu. “Mereka kesulitan
ekonomi. Akses untuk mengeluarkan buah segar, sayuran, sawit tidak bisa
dilakukan,” kata Jasman.
Sesuai dengan arahan Gubernur Aceh, Kepala BPBA, Said Rasul
bersama tim langsung mengunjungi tempat yang dilanda banjir. “Sekarang kita
sedang mengupayakan untuk membangun jembatan darurat dari pohon kelapa,” kata
Jasman. Dari laporan Jasman serta informasi Pusdalops, 10 jembatan ambruk
total, serta dua lainnya rusak ringan.
Selain mengunjungi langsung, BPBA ikut memberikan bantuan
masa panik berupa satu paket bantuan untuk seribu jiwa dengan taksiran waktu
satu minggu. BPBA saat ini sedang menghitung estimasi kerugian serta kebutuhan
biaya rekonstruksi, khususnya infrastuktur umum, sehingga kerusakan tersebut bisa
segera ditanggulangi.
Dari Singkil dilaporkan, banjir menghanyutkan lima unit
rumah, serta satu unit jembatan rangka baja di Desa Lae Rimo. Banjir bandang juga menyapu jembatan
penghubung antara Kecamatan Singkohor ke
Kecamatan Kuta Baharu serta lima jembatan di tiga kecamatan dilaporkan rusak
berat. Bencana di Singkil tersebut juga
merusak lahan pertanian warga, menghanyutkan bintaang peliharaan serta
mengharuskan sebanyak 40 KK dengan jumlah 174 jiwa mengungsi.
Di Meulaboh, banjir hanya terjadi dalam hitungan jam. Itu
pun, dikatakan Syaiful AB, Kepala Pelaksana BPBD Aceh Barat, banjir terjadi
karena debit air laut meningkat karena pasang bulan. “Hujan lebat antara pukul
tujuh hingga pukul sepuluh malam,” kata Syaiful. Debit air yang merendam beberapa
kawasan seperti di Suak Reube dan jalan nasional hanya berkisar 0-50
sentimeter. “Paginya sudah surut. Kejadiannya hanya beberapa jam dan tidak berefek besar.
Aktifitas masyarakat tidak sampai terganggu.” [red]