-->

Pemerintah Aceh Segera Atasi Dampak Banjir Pantai Barat Selatan

02 Februari, 2016, 18.52 WIB Last Updated 2016-02-02T11:53:04Z
BANDA ACEH – Pemerintah Aceh akan segera menanggulangi dampak banjir yang terjadi di kawasan Pantai Barat Selatan. Hal itu dikatakan Gubernur Aceh, dr. Zaini Abdullah melalui Kepala Biro Humas Setda Aceh, Frans Delian, Selasa (2/1).

“Kita akan segera perbaiki apa yang rusak khususnya  insfrastruktur umum, sehingga tidak terlalu lama mengganggu perekonomian masyarakat,” kata Gubernur Zaini.  Gubernur juga memerintahkan SKPA terkait, untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi. “Masing-masing SKPA harap segera turun ke lapangan untuk mengambil peran masing-masing. Tolong perhatikan para pengungsi.”

Seperti diketahui, banjir yang melanda sebagian kawasan pantai barat-selatan Aceh pada Minggu (31/1) dini hari telah menelan korban jiwa. Dari data yang dihimpun Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBA Aceh, banjir mengakibatkan satu orang meninggal dunia, dua orang dirawat di rumah sakit, dua lainnya dilaporkan hilang, serta ratusan orang mengungsi.

Korban tewas diketahui bernama Rosiem, perempuan  asal Desa Sumber Mukti, Aceh Singkil. Korban yang kini dirawat di rumah sakit bernama Samadi (54), dan Sugiarto (51). Untuk korban yang hanyut dibawa banjir bernama Hamzah Tumorang (76), serta Ruspita (65).

Dari laporan Pusdalops yang diterima Senin (01/2) pukul 17.00 sore, banjir melanda kawasan Aceh Singkil, Subulussalam dan sebagian kawasan Meulaboh Aceh Barat. Untuk kawasan Subulussalam terjadi banjir bandang, sementara singkil imbas banjir bandang menyebabkan bencana longsor. Di Meulaboh, hujan lebat hanya membuat beberapa desa dan jalan utama terendam.

Jasman, Kepala Pelaksana BPBD Kota Subulussalam mengatakan, imbas banjir bandang di Kota Subulussalam telah membuat sembilan desa terisolir. Hal itu dikarenakan jembatan penghubung Kecamatan Longkip dengan jalan ibu kota hanyut dibawa banjir.

“Sampai tadi sore, hanya sepeda motor dan orang yang bisa melintas,” kata Jasman, Senin (2/1) malam. Banjir bandang yang terjadi Minggu dinihari itu, membuat perekonomian masyarakat terganggu. “Mereka kesulitan ekonomi. Akses untuk mengeluarkan buah segar, sayuran, sawit tidak bisa dilakukan,” kata Jasman.

Sesuai dengan arahan Gubernur Aceh, Kepala BPBA, Said Rasul bersama tim langsung mengunjungi tempat yang dilanda banjir. “Sekarang kita sedang mengupayakan untuk membangun jembatan darurat dari pohon kelapa,” kata Jasman. Dari laporan Jasman serta informasi Pusdalops, 10 jembatan ambruk total, serta dua lainnya rusak ringan.

Selain mengunjungi langsung, BPBA ikut memberikan bantuan masa panik berupa satu paket bantuan untuk seribu jiwa dengan taksiran waktu satu minggu. BPBA saat ini sedang menghitung estimasi kerugian serta kebutuhan biaya rekonstruksi, khususnya infrastuktur umum, sehingga kerusakan tersebut bisa segera ditanggulangi.

Dari Singkil dilaporkan, banjir menghanyutkan lima unit rumah, serta satu unit jembatan rangka baja di Desa Lae Rimo.  Banjir bandang juga menyapu jembatan penghubung antara Kecamatan  Singkohor ke Kecamatan Kuta Baharu serta lima jembatan di tiga kecamatan dilaporkan rusak berat. Bencana di Singkil tersebut  juga merusak lahan pertanian warga, menghanyutkan bintaang peliharaan serta mengharuskan sebanyak 40 KK dengan jumlah 174 jiwa mengungsi.

Di Meulaboh, banjir hanya terjadi dalam hitungan jam. Itu pun, dikatakan Syaiful AB, Kepala Pelaksana BPBD Aceh Barat, banjir terjadi karena debit air laut meningkat karena pasang bulan. “Hujan lebat antara pukul tujuh hingga pukul sepuluh malam,” kata Syaiful. Debit air yang merendam beberapa kawasan seperti di Suak Reube dan jalan nasional hanya berkisar 0-50 sentimeter. “Paginya sudah surut. Kejadiannya hanya  beberapa jam dan tidak berefek besar. Aktifitas masyarakat tidak sampai terganggu.” [red]
Komentar

Tampilkan

Terkini