-->

Pembangunan RKB SDN 1 Bayeun Diduga Bermasalah

02 Februari, 2016, 18.44 WIB Last Updated 2016-02-02T11:53:29Z
ACEH TIMUR - Pembangunan gedung ruang kelas belajar (RKB) lantai dua sekolah dasar negeri (SDN) 1 Bayeun, Aceh Timur diduga bermasalah.

Informasi yang dihimpun, sekolah yang terletak di pinggir jalan Medan-Banda Aceh, tepatnya kede Bayeun, Kecamatan Rantau Selamat tersebut dibangun melalui dana Migas, seperti yang tertulis dalam daftar pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana TA 2015, pembangunan lanjutan RKB SDN-1 Bayeun Uk 224 M3 lokasi kecamatan Rantau Selamat Volume 1 kegiatan taksiran biaya Rp 680,691,200.

Sesuai pantauan di lapangan, kondisi gedung yang direncanakan berlantai dua ini, dan pada lantai dua hanya terlihat hanya satu ruangan itu juga belum selesai dibangun juga terlihat pada rangka untuk plafon justru sudah terlihat mulai patah oleh karena kayu yang dipasang asal-asalan (sembarangan putih),  demikian juga pada pagar beton terlihat mulai kropos dan rapuh ini menandakan pekerjaan ini telah lama dikerjakan, selain itu kondisi pagar beton yang mulai kropos dan pecah-pecah ini juga, dapat dikhawatirkan roboh dan jatuh akan memakan korban bagi mereka yang melintas di bawahnya, terutama menimpa bagi siswa-siswi sekolah itu sendiri.

Sementara itu Helmi S.Pd, yang belum genap 1 tahun menjadi kepala sekolah SDN-I Bayeun ketika ditemui di ruang kerjanya mengatakan dirinya tidak tau persis masalah pembangunan RKB tersebut dengan alasan belum ada satahun di sekolah tersebut.

"Setahu saya itu bangunan tahun 2014, dan kalau tahun 2015 sama sekali tidak ada bangunan,” jelasnya.

Masih kata Helmy, sebenarnya dirinya sudah beberapa kali mengajukan permohonan agar segera direalisasikan pembangunan RKB itu, karena gedung tersebut sangat dibutuhkannya.

Menurutnya, dinas Cipta Karya Propinsi Aceh juga sudah melakukan survey begitu juga dengan Dinas Pendidikan sendiri. Akan tetapi ia mengaku tidak tahu persis terkait sumber dananya dari mana apakah itu dana Migas atau Otsus atau APBN.

"Coba tanya ibu Mar itu beliau orang lama mungkin beliau paham masalah itu," ujar Helmy sambil menunjuk Bu Mar.

Sementara itu menurut pengakuan Bu Mar, “Ya seingat kami bangunan itu tahun 2014 lalu dikerjakan tahun 2015 tidak ada, lihat saja kerjanya pun seperti itu, dan yang buat kami khawatir para guru apabila roboh dan jatuh pagar beton di atas yang tidak plaster dan mulai kropos dan pecah-pacah, bisa menimpa kami yang di bawahnya yang lebih khawatir lagi takutnya menimpa siswa yang jadi korban pada saat melintas dibawahnya,” terangnya. [w4]
Komentar

Tampilkan

Terkini