-->

Pembangunan Gedung UPK PNPM Lhoksukon Diduga Bermasalah

27 Februari, 2016, 08.49 WIB Last Updated 2016-02-27T01:50:53Z
LHOKSUKON - Pembangunan gedung Unit Pengelola Kecamatan (UPK) PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara diduga bermasalah. Pasalnya, pembangunan gedung tersebut tanpa melalui proses Musyawarah antar Desa (MAD).

Informasi yang dihimpun lintasatjeh.com dari berbagai sumber menyebutkan, gedung UPK PNPM yang dibangun melalui Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) menyedot anggaran Rp 800 juta itu diduga tanpa melalui musyawarah. Sehingga sejumlah keuchik dan mukim kecewa karena tidak dilibatkan dalam musyawarah rencana pembangunan gedung tersebut.

"Kami dalam hal ini kecewa! Harusnya sebelum membangun gedung, BKAD harus bermusyawarah dulu dengan kami," ucap sumber yang minta namanya dirahasiakan, kepada lintasatjeh.com, Jumat (26/2).

Dia menjelaskan, BKAD adalah sebuah lembaga yang dibentuk atas dasar kesepakatan masing-masing desa di suatu wilayah kecamatan atau antar kecamatan lokasi PNPM MP yang diputuskan dalam F-MAD dengan tujuan melindungi dan melestarikan serta mengembangkan hasil-hasil kegiatan PNPM MP.

Ironinya, lembaga tersebut justru tidak melakukan musyawarah desa sebelum membangun gedung yang menyedot anggaran hingga ratusan juta rupiah.

Sementara itu Ketua BKAD Lhoksukon, Mahmud, membantah pembangunan gedung UPK tanpa melalui musyawarah. Kata dia, malahan sudah jauh-jauh hari rencana pembangunan gedung itu telah disampaikan kepada para keuchik dan mukim, bahkan pihak Muspika pun juga telah mengetahuinya.

"Isu itu tidak benar, justru kami sudah rapatkan terkait persoalan itu," ujarnya.

Menurutnya lagi, isu itu dicuatkan disebabkan ada pihak-pihak yang merasa iri dengan jabatannya. "Ini pasti masalah jabatan, kalau saya turun dari jabatan ketua pasti mereka diam," ujarnya lagi.

Pun begitu, dirinya mengaku tidak mengaku tidak mempermasalahkan persoalan itu. Malahan ia menganggap persoalan ini sebagai cambuk dan peringatan bagi pengurus di BKAD untuk bekerja dan menjalin kerjasama yang baik dengan desa.

"Insya Allah dalam waktu dekat ini kami akan lakukan musyawarah dengan para keuchik dan mukim agar masalah ini selesai," tutupnya seraya menyebutkan pembangunan gedung itu menghabiskan anggaran senilai Rp 860 juta. [Red] 
Komentar

Tampilkan

Terkini