BANDA ACEH - Dewan Pimpinan Aceh (DPA) Partai Aceh meminta maaf
atas miskomunikasi yang terjadi antara wartawan dengan Satgas PA pada acara
maulid KPA Aceh Timur.
"Kita
meminta maaf atas insiden di maulid KPA Aceh Timur," kata Jubir DPA Partai
Aceh, Suadi Sulaiman, yang akrab disapa Adi Laweung dalam siaran persnya,
kepada lintasatjeh.com, Senin (29/2/2016).
Kata
Adi Laweung, ini sebenarnya hanya karena miskomunikasi dan Partai Aceh sangat
menyesalkan hal ini terjadi.
Menurutnya,
miskomunikasi terjadi saat wartawan hendak mengabadikan foto Wali Nanggroe.
Namun pada saat yang bersamaan Satgas juga menjalankan pengamanan untuk Wali
Nanggroe, sehingga wartawan terdorong secara tanpa sengaja.
"Untuk
persoalan ini kita minta maaf dan kita berjanji kedepan tak lagi
terulang," ujarnya.
Menurut
Adi, Partai Aceh akan mengusahakan agar kedepan hal serupa tidak terulang lagi.
"KPA/PA
Aceh Timur juga sudah meminta maaf. Ini terjadi di luar perkiraan kita
semua," ujar Adi Laweung.
Sebelumnya
diberitakan acara Deklarasi Cabup Aceh Timur 2017-2022 dari Partai Aceh yang
dirangkaikan dengan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW, di Gedung Idi Sport Center
( ISC), tercoreng dengan insiden aksi boikot wartawan Aceh Timur, Senin
(29/2/2016).
Aksi
boikot puluhan wartawan Aceh Timur dari media cetak, TV, dan online dipicu saat
kedatangan Wali Nanggroe, Malik Mahmud dan Wakil Gubernur Aceh, H. Muzakkir
Manaf ke Gedung ISC, salah satu oknum Satgas KPA/PA melontarkan kata-kata
pelecehan terhadap wartawan.
"Pageu-pageu,
hana peurlee wartawan uroe nyoe (pagar-pagar, tidak perlu wartawan hari
ini_red), begitu ucapan yang dilontarkan salah seorang anggota Satgas PA".
Sementara
itu, para wartawan tidak mengubris kata-kata pelecehan tersebut dan tetap
mengambil foto untuk dokumentasi, namun sang oknum Satgas PA yang diduga tidak
paham UU Pers Nomor 40 Tahun 1999, berupaya mendorong wartawan yang sedang
mengambil foto, hingga terjatuh.
Atas
sikap arogansi oknum Satgas PA tersebut, tidak diterima oleh puluhan wartawan
yang sedang meliput kegiatan maulid dan akhirnya semua wartawan yang bertugas
dalam wilayah Kabupaten Aceh Timur meninggalkan lokasi gedung ISC Idi,
menyatakan sikap bersama untuk memboikot kegiatan itu.[Redaksi]