IST |
JAYAPURA - Ratusan siswa di Sekolah Menengah Pertama Muara Tami
di daerah Skouw Sae, Kota Jayapura, Papua, mengeluhkan minimnya sarana
transportasi selama setahun terakhir. Akibatnya, mereka harus berjalan hingga
puluhan kilometer ke sekolahnya yang berbatasan langsung dengan Papua Niugini.
Fakta
ini terungkap dalam kunjungan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Yohana Yembise ke sekolah itu pada Jumat (26/2/2016).
Yohana
bertemu dan berbincang langsung dengan 30 siswa di salah satu ruangan kelas.
Dalam kegiatan itu, Yohana memberikan bantuan satu unit komputer dan alat
permainan bagi SMP Muara Tami.
Sebelum
menuju ke Skou Sae, juga ia telah memberikan bantuan satu unit komputer di
salah SMA di Kabupaten Keerom.
Decky
Rumaropen, salah satu siswa dalam sesi diskusi bersama Yohana menuturkan,banyak
siswa di daerah Koya Timur yang terpaksa tak masuk karena tak mampu harus
berjalan kaki ke sekolah setiap hari.
"Kami
berharap ibu menteri bisa menyediakan bantuan kendaraan seperti bus khusus bagi
para siswa," kata Decky.
Kepala
Sekolah SMP Muara Tami Yopi Hanuebi mengungkapkan, jumlah siswa di sekolahnya
mencapai 110 orang.
"Banyak
siswa kami yang bermukim di daerah Koya Timur yang berjarak di atas 15
kilometer dari Skouw Sae. Mereka harus menumpang truk pengangkut barang agar
tiba di sekolah tepat waktu," ungkap Yopi.
Terkait
keluhan dari para siswa, Yohana menyatakan, Badan Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak segera memberikan membuat surat pengantar yang ditandatangani
langsung Wali Kota Jayapura.
"Dengan
surat ini, saya akan berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan agar
memberikan bantuan sarana transportasi bagi sekolah ini," tutur wanita
asal Kabupaten Biak Numfor ini.
Aksi
kekerasan Dalam kunjungan ini, para siswa juga mengaku masih adanya tindak
kekerasan yang dilakukan para guru dan orang tua kepada mereka.
Menanggapi
hal tersebut, Yohana menyatakan perbuatan para guru telah melanggar
Undang-Undang Perlindungan Anak. Pada hakikatnya, ujar Yohana, tugas anak-anak
hanya bermain dan belajar.
"Saya
menghimbau bagi anak-anak agar segera melapor ke pihak kepolisian apabila orang
tua dan guru memukul kalian," tegas Yohana. [Kompas]