LHOKSUKON - Merasa diabaikan, puluhan warga dari tujuh desa di
Kecamatan Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara turun ke jalan untuk mengorek jalan binaan milik PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) di Desa Aron
Pirak, Rabu (10/2/2016).
Adapun
massa dari tujuh desa tersebut yaitu, Desa Tanjung Haji Muda, Cibreuk, Lawang, Rayeuk
Pirak, Beuracan, Matang Peusangan dan Leubok.
Koordinator
Aksi, H. Muhammad Husein, mengatakan bahwa persoalan yang dilakukan masyarakat
adalah bentuk kekecewaan masyarakat, yang mana pihak PHE tidak merenovasi
saluran yang mereka punya. Sehingga saluran ini sumbat dan menyebabkan areal
persawahan di 30 desa dalam kecamatan Matangkuli tidak mendapatkan air.
Menurutnya,
dengan sumbatnya ini terjadi bencana banjir terhadap masyarakat yang ada di sekitar
sini. Ada enam desa yang kebanjiran karena saluran sumbat. Akibatnya, masyarakat
tak bisa turun ke sawah karena kebanjiran dan kekeringan.
"Kami
sudah mengupayakan untuk pendekatan dengan mengusulkan melauli Camat namun tak
pernah digubris. Maka hari ini masyarakat turun membelah sendiri jalan di sini
agar air mengalir," ujarnya.
Alhasil,
tim dari PHE turun ke lokasi dengan mengerahkan beko untuk membersihkan saluran
tersebut.
"Kalau
tidak kita lakukan aksi seperti ini, mereka sama sekali tidak turun ke lokasi.
Tujuan kami di sini agar perusahaan dijalankan karena ini merupakan aset
nasional, tapi lingkungan masyarakat juga harus dilihat yang limbah dari
mereka. Kami selama in hanya menjadi penonton saja dan merasakan kekecewaan,"
ucapnya dengan nada kesal.
Sementara
itu, Kepala Humas PT. PHE Armia Ramli menyebutkan pembersihan gorong-gorong
saluran air milik PT. PHE NSB dilakukan secara berkala, bahkan gorong-gorong di
desa Aron Pirak baru dibersihkan menggunakan beko beberapa hari yang lalu. Maka
Karena kembali tersumbat dan atas permintaan masyarakat hari ini gorong-gorong tersebut
dibongkar untuk dilakukan proses perbaikan.
Saluran
yang tadinya sumbat katanya lagi, juga sudah bersih setelah dibersihkan oleh
beko, dan airnya juga sudah lancar mulai mengalir deras. [Red]