-->

Menhan Ryamizard Ryacudu Beri Kuliah Umum di Unimal

18 Februari, 2016, 21.57 WIB Last Updated 2016-02-18T14:58:37Z
LHOKSEUMAWE - Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI) Jendral TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu memberi kuliah umum kepada Universitas Malikulsaleh dengan Tema "Geopolitik Indonesia dalam Konstelasi Regional, Menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN" di GOR ACC Universitas Malikussaleh (Unimal), Lhokseumawe, Kamis (18/2/2016).

Dalam kuliah umumnya dia menjelaskan alasan dipilihnya memberikan kuliah umum di Aceh, karena menurutnya ini penting, mengingat Aceh memiliki SDA yang banyak, sehingga rawan akan ancaman yang datang dari luar, apalagi saat ini memasuki zaman globalisasi.

Maka dari itu, tugas pokok Kemhan RI yaitu menjaga keutuhan Negara RI, menjaga kedaulatan Negara, dan melindungi segenap bangsa Indonesia.

Menurutnya, pada kebiasaannya siapa saja orang yang menjadi Menhan pasti dia akan selalu mengutamakan dan memikirkan 2 hal, yaitu perang dan pembelian alutista/ persenjataan, akan tetapi kalau dirinya tidak, karena itu bukanlah suatu kesimpulan pokok yang harus diambil, karena Indonesia jauh akan 2 hal tersebut, maka yang sangat perlu diperhatikan bersama yaitu ancaman komplek dan multidimensional yang meliputi Militer, Hibrida dan Non Militer, diantaranya ancaman bukan nyata, konflik terbuka/perang konvensional, dimana kemungkinannya kecil terjadi dikarenakan Indonesia bukan Negara Agresor.

Kemudian ancaman nyata, lanjut Menhan, yaitu terorisme dan radikalisme, bencana alam dan lingkungan, sparatisme dan pemberontakan bersenjata, perampokan SDA, wabah penyakit seperti virus Ebola, MERS dan Zika, peredaran dan penyalahgunaan Narkoba

Dan yang ketiga perang, menurutnya kedepan bukan lagi perang bersenjata, akan tetapi perang modern, yaitu perang cuci otak (Brain Washing, perang mempengaruhi hati dan pikiran untuk membelokkan pemahaman terhadap idiologi Negara, sarana media dan kata-kata tertentu untuk mempengaruhi masyarakat agar mengikuti paham yang disebarkan.

Untuk itu, dia mengajak masyarakat harus memegang teguh Pancasila sebagai Idiologi Negara, dimana isi dari Pancasila tersebut juga sesuai dengan ajaran agama Islam dan agama lainnya, terutama dalam hal meningkatkan silaturrahmi, karena Indonesia memiliki semboyan Bineka Tunggal Ika (walaupun berbeda - beda tetap satu).

Fakta yang harus kita hadapi kedepan, lanjut Menhan, dalam mempertahankan Kedaulatan Negara dapat dilihat dari beberapa hal, diantaranya yaitu Indonesia memiliki SDA yang bervarisi dan Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat besar, sehingga harus bersama-sama mempertahankan itu semua dengan cara Bela Negara.

"Karena nilai-nilai Bela Negara dan Pancasila merupakan landasan sikap dan prilaku kita dalam menjalankan kehidupan Berbangsa dan Bernegara, yang dapat menyelesaikan segala permasalahan," tutupnya. [Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini