-->

Kisah "Ambulance" Berujung Pencopotan Kepala Puskesmas Bandar Pusaka

14 Februari, 2016, 01.16 WIB Last Updated 2016-02-13T18:54:51Z
Foto : FB Jimmy Sar Tamiang
ACEH TAMIANG – Tim SAR Aceh Tamiang melakukan operasi pencarian korban tenggelam di sungai Aceh Tamiang, Desa Bengkelang Kec.Bandar Pusaka. Setelah hari ke 3 (tiga) pencarian sejak kejadian tanggal 10 Februari 2016, korban bernama Rama (40), akhirnya berhasil ditemukan sore hari oleh Tim SAR Gabungan dari Basarnas Pos Langsa Aceh bersama Satgas SAR Aceh Tamiang.
Korban ditemukan dalam keadaan sudah tidak bernyawa dan terapung di sungai yang berada di Desa Rantau Bintang, Kecamatan  Bandar pusaka (sekitar 10 KM dari lokasi tenggelamnya korban_red).

Dalam upaya melakukan otopsi, dikabarkan bahwa Tim SAR meminta tolong mobil ambulance melalui pihak Kepala Puskesmas Kecamatan Bandar Pusaka untuk membawa jenazah mayat ke Rumah Sakit Umum Aceh Tamiang.

(Baca : FPRM Kecam Kapus Bandar Pusaka Tolak Fasilitasi Penggunaan Ambulance)

Anehnya, Kapus Bandar Pusaka, H. Syamsuddin, memberi alasan bahwa mobil ambulance milik puskesmas tidak ada bahan baku minyak (BBM) ditambah lagi dengan alasan tidak ada uang makan dan uang rokok supir.

Akhirnya, mayat terpaksa dibawa dengan mobil double cabin, dimasukkan kedalam boat dan diikat diatas mobil Tim SAR.

(Baca : Soal Penggunaan Ambulance, Ini Kata Anggota DPR Aceh)

Dikutip dari laman Facebook Jimmy Sar Tamiang mengungkapkan kinerja Tim SAR Gabungan dari Basarnas Pos Langsa Aceh bersama Satgas SAR Aceh Tamiang, termasuk kisah “Ambulance Berujung Pencopotan Kepala Puskesmas Bandar Pusaka”.

(Baca : Persulit Ambulance, Kepala Puskesmas BandarPusaka Dicopot)

Berikut petikan kisah Jimmy Sar Tamiang :

Rama, 40 tahun, warga Blangkejeren, Gayo Lues berhasil ditemukan oleh Tim Gabungan terdiri dari Satgas SAR Aceh Tamiang, Basarnas Pos Langsa Aceh, Satgas SAR Aceh Timur, TNI, POLRI, dan unsur masyarakat pada pukul 17.30 WIB, di aliran sungai Tamiang Rantau Bintang yang berjarak 10 km dari LKP.

Tim langsung mengevakuasi korban ke rumah sakit terdekat/Puskesmas Bandar Pusaka untuk dilakukan otopsi visum atas permintaan sekdes kampung Bengkelang. Sesampainya di Puskesmas Bandar Pusaka tidak membuahkan hasil dikarenakan pihak Kepala Puskesmas tidak mau menerima korban tersebut.

Kami bingung kemana lagi mau kami bawa, sedangkan keluarga korban tidak ada sama sekali. Kami meminta agar pihak Puskesmas membawa korban ke RSUD Tamiang menggunakan fasilitas Ambulance tetapi Kepala Puskesmas tidak mau, beralasan tidak ada BBM.

Malah beliau menanyakan kepada TIM SAR, apa ada uang BBMnya? Beralasan, mereka perlu uang BBM dan makan minum sopir. Berkata kemana mau diamprahkan JKN atau Askes, korban tidak punya. Padahal korban sudah meninggal dunia, kami sampai adu mulut lebih kurang 1 jam tetapi tetap tidak mau.

Akhirnya kami ambil keputusan atas persetujuan atasan kami membawa korban menggunakan mobil ranger yang sudah penuh dengan muatan personil dan barang-barang, terpaksa kami letakan korban diatas mobil di dalam ‘Rubber Boat’ dan kami ikat dengan kuat. Akhirnya sampai juga di RSUD Aceh Tamiang untuk dilakukan otopsi.[Ar]
Komentar

Tampilkan

Terkini