Foto : FB Jimmy Sar Tamiang |
ACEH TAMIANG – Tim SAR Aceh Tamiang melakukan operasi pencarian
korban tenggelam di sungai Aceh Tamiang, Desa Bengkelang Kec.Bandar
Pusaka. Setelah hari ke 3 (tiga) pencarian sejak kejadian tanggal 10 Februari
2016, korban bernama Rama (40), akhirnya berhasil ditemukan sore hari oleh
Tim SAR Gabungan dari Basarnas Pos Langsa Aceh bersama Satgas SAR Aceh Tamiang.
Korban ditemukan dalam keadaan sudah tidak bernyawa dan terapung
di sungai yang berada di Desa Rantau Bintang, Kecamatan Bandar pusaka (sekitar
10 KM dari lokasi tenggelamnya korban_red).
Dalam upaya melakukan otopsi, dikabarkan bahwa Tim SAR meminta
tolong mobil ambulance melalui pihak Kepala Puskesmas Kecamatan Bandar Pusaka
untuk membawa jenazah mayat ke Rumah Sakit Umum Aceh Tamiang.
(Baca : FPRM Kecam Kapus Bandar Pusaka Tolak Fasilitasi Penggunaan Ambulance)
(Baca : FPRM Kecam Kapus Bandar Pusaka Tolak Fasilitasi Penggunaan Ambulance)
Anehnya, Kapus Bandar Pusaka, H. Syamsuddin, memberi alasan bahwa
mobil ambulance milik puskesmas tidak ada bahan baku minyak (BBM) ditambah lagi
dengan alasan tidak ada uang makan dan uang rokok supir.
Akhirnya, mayat terpaksa dibawa dengan mobil double cabin,
dimasukkan kedalam boat dan diikat diatas mobil Tim SAR.
(Baca : Soal Penggunaan Ambulance, Ini Kata Anggota DPR Aceh)
(Baca : Soal Penggunaan Ambulance, Ini Kata Anggota DPR Aceh)
Dikutip dari laman Facebook Jimmy Sar Tamiang mengungkapkan
kinerja Tim SAR Gabungan dari Basarnas Pos Langsa Aceh bersama Satgas SAR Aceh
Tamiang, termasuk kisah “Ambulance Berujung Pencopotan Kepala Puskesmas Bandar
Pusaka”.
(Baca : Persulit Ambulance, Kepala Puskesmas BandarPusaka Dicopot)
(Baca : Persulit Ambulance, Kepala Puskesmas BandarPusaka Dicopot)
Berikut petikan kisah Jimmy Sar Tamiang :
Rama, 40 tahun, warga Blangkejeren, Gayo
Lues berhasil ditemukan oleh Tim Gabungan terdiri dari Satgas SAR Aceh Tamiang, Basarnas
Pos Langsa Aceh, Satgas SAR Aceh Timur, TNI, POLRI, dan unsur
masyarakat pada pukul 17.30 WIB, di aliran sungai Tamiang Rantau Bintang yang
berjarak 10 km dari LKP.
Tim langsung mengevakuasi korban ke rumah
sakit terdekat/Puskesmas Bandar Pusaka untuk dilakukan otopsi visum atas
permintaan sekdes kampung Bengkelang. Sesampainya di Puskesmas Bandar Pusaka
tidak membuahkan hasil dikarenakan
pihak Kepala Puskesmas tidak mau menerima korban tersebut.
Kami bingung kemana lagi mau kami bawa,
sedangkan keluarga korban tidak ada sama sekali. Kami meminta agar pihak
Puskesmas membawa korban ke RSUD Tamiang menggunakan fasilitas Ambulance tetapi
Kepala Puskesmas tidak mau, beralasan tidak ada BBM.
Malah beliau menanyakan kepada TIM SAR, apa
ada uang BBMnya? Beralasan, mereka perlu uang BBM dan makan minum sopir.
Berkata kemana mau diamprahkan JKN atau Askes, korban tidak punya. Padahal
korban sudah meninggal dunia, kami sampai adu mulut lebih kurang 1 jam tetapi
tetap tidak mau.
Akhirnya kami ambil keputusan atas
persetujuan atasan kami membawa korban menggunakan mobil ranger yang sudah
penuh dengan muatan personil dan barang-barang, terpaksa kami letakan korban
diatas mobil di dalam ‘Rubber Boat’ dan kami ikat dengan kuat. Akhirnya sampai
juga di RSUD Aceh Tamiang untuk dilakukan otopsi.[Ar]