IST |
BANDA ACEH - Ketua Lembaga Peradilan Semu Fakultas Hukum
Universitas Abulyatama (LPS FH UNAYA) Handika Rizmajar menantang
anggota DPR-RI, DPD-RI asal Aceh untuk memberikan bukti terhadap
pembentukan Provinsi ALABAS.
Menurutnya,
pasca duek pakat (musyawarah_red) mahasiswa yang berlangsung di lapangan
Teuku Umar pada hari Minggu (7/2) kemarin ini menimbulkan polemik dan
tanda tanya besar dari kalangan elit bahkan dari kalangan masyarakat Aceh.
“ALA-ABAS itu hanya
kepentingan politik, menurut pandangan saya persoalan mekar atau tidak
mekar Aceh menjadi 3 wilayah atau 2 wilayah itu tergantung keputusan pusat yang
dibahas langsung oleh komisi II DPR-RI bersama Menteri Dalam Negeri,”
katanya melalui siaran pers yang diterima lintasatjeh.com, Selasa (9/2/2016).
Untuk itu, dirinya hari ini meminta bukti tertulis kepada petinggi yang
telah mendeklarasikan ALABAS, jangan hanya mengatasnamakan rakyat serta
memberikan harapan palsu kepada masyarakat yang sudah sepenuhnya mendukung.
Disamping
itu juga ia meminta kepada para pihak jangan asal mengatasnamakan sejarah Aceh
saja. Dari dulu hingga kini Aceh itu tetap satu tidak terpisah bahkan para
pahlawan terdahulu memperjuangkan Aceh ini tetap menjadi satu tidak terpisah
atau terpecah belah.
Dia menambahkan, Aceh dari dulu hingga kini dikenal dunia tetap tidak
ada dua atau pun tiga,jangan mengutak-atik sejarah Aceh. Dari zaman kerajaan
terdahulu Aceh dikenal di mata dunia itu satu tidak terpecah belah. Jadi dalam
hal ini jangan terus menggembar-gembor isu-isu mengenai sejarah Aceh demi
kepentingan atau pun konsusmsi politik semata untuk ALA-ABAS.
Selain
itu juga dia meminta Mendagri dan ketua Komisi II DPR RI untuk bicara menjawab
kegelisahan masyarakat ALABAS.
“Saya meminta kepada Mendagri
dan Ketua Komisi II DPR RI untuk langsung angkat bicara dan memperlihatkan
bukti kalau ALABAS akan terbentuk, jangan selalu isu ini jadi komsumsi politik
dan alat politik para petinggi ALABAS untuk menghancurkan nilai-nilai
perdamaian yang terdapat di dalam MoU Helsinki dan UUPA,”
tutupnya. [Red]