IST |
ACEH TIMUR - Tindakan sepihak Ketua Kelompok Tani
yang menjual lima ekor sapi bantuan beserta dua ekor anaknya tanpa
sepengetahuan seluruh anggota kelompok 'dikecam keras' oleh salah seorang
peserta kelompok bantuan sapi di Desa Keudee Birem, Kecamatan Birem Bayeun,
Aceh Timur.
Karena disinyalir ketua kelompok beserta Geuchik Keudee
Birem telah melakukan tindakan kejahatan (penyelewengan bantuan) untuk
kepentingan dan memperkaya diri sendiri dengan semena-mena menjual lima ekor
sapi bantuan beserta dua ekor anaknya tanpa sepengetahuan seluruh anggota kelompok.
Bendahara kelompok tani, Rahmani Leo alias Buyung kepada
lintasatjeh.com, Kamis (25/2/16), mengatakan siap bersaksi bahwa saat ketua
kelompok beserta Geuchik Keudee Birem menjual lima ekor sapi bantuan beserta
dua ekor anaknya dengan seharga ± Rp.32 juta, tanpa terlebih dahulu melakukan
musyawarah secara bersama dengan seluruh anggota kelompok.
"Terkait adanya surat pernyataan bersama dari para anggota
kelompok yang dipegang oleh ketua kelompok ataupun Geuchik Keudee Birem saat
ini adalah surat pernyataan bersama yang dibuat setelah kami para anggota
kelompok mengetahui dan melakukan protes terhadap ketua kelompok dan Geuchik
Keudee Birem karena telah menjual seluruh sapi bantuan beserta anaknya secara
diam-diam," terangnya.
Surat pernyataan bersama yang ditandatangani oleh para
anggota kelompok sengaja direkayasa oleh ketua kelompok dan Geuchik Keudee
Birem dengan cara memundurkan tanggal di surat pernyataan dan saatitu kami para
anggota disuruh tandatangani surat tersebut.
"Jadi, keterangan yang disampaikan oleh ketua kelompok
dan Geuchik Keudee Birem pada pemberitaan media online Lintas Atjeh, banyak
yang tidak benar alias bohong," bebernya lagi.
Dan menurut Buyung, dirinya tidak pernah menyarankan kepada
Geuchik Keudee Birem untuk menjual sapi bantuan tersebut. Itu adalah fitnah
keji yang disampaikan oleh geuchik terhadap dirinya. Kata Buyung, selaku
bendahara kelompok, dirinya akan bersaksi bahwa semua tindak kejahatan terhadap
sapi bantuan di desa adalah ulah Geuchik Keudee Birem bersama ketua kelompok.
"Saya adalah salah satu orang terzalimi. Pasalnya
selaku bendahara kelompok, baru beberapa hari yang lalu saya mendapatkan
bantuan seekor kambing. Itupun pihak geuchik yang secara tiba-tiba datang ke
rumah saya dan mengantarkan uang sebesar 500-an kepada saya. Dan saya sempat
heran, kenapa tiba-tiba geuchik berbuat baik kepada saya?," terang Buyung.
Buyung turut menjelaskan, keterangan dari ketua kelompok
yang mengatakan bahwa bantuan kambing kepada saya, telah lama diberikan
sehingga membuat ketua kelompok lupa tentang waktunya adalah sebuah kebohongan
besar. Sebab bantuan tersebut baru diberi oleh geuchik beberapa hari yang lalu,
itupun dalam bentuk uang bukan kambing.
"Saya berharap agar rekan-rekan pegiat LSM bersedia
mengadvokasi masalah bantuan sapi di Desa Keudee Birem dengan harapan semoga
para anggota kelompok mendapatkan keadilan dan ketua kelompok beserta geuchik
mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan hukum yang berlalu," demikian
pintanya.[zf]