-->

IKAMBA Tegaskan Liliana Tanoe Sudibyo Segera Minta Maaf

27 Februari, 2016, 20.31 WIB Last Updated 2016-02-27T13:32:18Z
BANDA ACEH Pada saat ini telah timbul banyak Keresahan dari masyarakat Aceh terhadap Penyelenggaraan ajang Miss Indonesia 2016 melalui keikutsertaan Flavia Celly Jatmiko yang mewakili Provinsi Aceh dalam Ajang tersebut. Hal ini disebabkan karena masyarakat Aceh tidak rela terhadap yang bersangkutan karena mengatasnamakan Aceh tetapi tidak memiliki background ke Acehan serta menghilangkan nilai-nilai syariah dalam mewakili Aceh yang notabenenya adalah negeri Syariat Islam.

Dalam hal ini Ketua Umum Paguyuban Ikatan Mahasiswa Kota Banda Aceh (IKAMBA), Rachmad Muchliyan yang mewakili suara mahasiswa Kota Banda Aceh melalui pers releasenya Jum’at (26/2/2016) dalam siaran persnya, menolak kehadiran Flavia Celly Jatmiko yang mengatasnamakan Aceh, tetapi telah menghilangkan nilai-nilai syariah dalam mewakili Aceh yang notabenenya adalah negeri Syariat Islam, selain itu yang bersangkutan juga bukan Asli orang Aceh, jadi belum pantas untuk mewakili Aceh karena tidak paham tentang nilai-nilai ke Acehan.

"Kami sangat mengapresiasi sikap Pemerintah Aceh yang secara resmi tidak merekomendasikan keterwakilan Flavia Celly Jatmiko sebagai perwakilan dari Aceh dan menolak mengirim perwakilan keajang tersebut karena tidak sesuai dengan nilai-nilai ke Acehan," katanya.

Maka dari itu, IKAMBA sangat mengecam tindakan sepihak dari Pihak Panitia Penyelenggara yang telah melibatkan Flavia Celly Jatmiko untuk mewakili Aceh dalam ajang tersebut, selain itu pihaknya juga sangat menyayangkan dan mengecam keras pernyataan Ketua Panitia Miss Indonesia 2016 Liliana Tanoe Sudibyo dalam menanggapi keberatan masyarakat  Aceh terhadap kontestan dari Aceh dengan menyebut “biarlah anjing menggonggong dan kafilah berlalu” secara tidak langsung beliau telah merendahkan martabat orang Aceh dan menyamakan kritikan warga Aceh sama dengan gonggongan anjing.

IKAMBA menuntut agar Liliana Tanoe Sudibyo harus secepatnya meminta maaf kepada seluruh rakyat Aceh, karena telah merendahkan martabat rakyat Aceh, dan IKAMBA meminta Pemerintah Aceh harus bertindak tegas dalam menanggapi pernyataan yang tidak layak diucapkan tersebut, dan juga berharap seluruh elemen masyarakat Aceh untuk sama-sama keberatan dan memprotes pernyataan tersebut agar dapat selalu menjunjung tinggi martabat kita sehingga tidak gampang direndahkan oleh orang lain.

Masyarakat Aceh harus kuat dan teguh dengan prinsip dalam menjaga martabat dan menjunjung tinggi nilai-nilai ke Acehan dan menjalankan Syariat Islam dalam kehidupan pada negeri syariat ini.

Selanjutnya Rachmad menambahkan agar pada tahun kedepan tidak akan terulang lagi kejadian seperti dua tahun belakangan ini, bagi saya tidak masalah ketika Aceh mengirimkan perwakilannya dalam mengikuti ajang tersebut karena melalui ajang ini juga dapat mempromosikan budaya, objek wisata, dan identitas Aceh. Namun setiap perwakilan dari Aceh harus betul-betul menjaga identitasnya sebagai daerah Syariat, dan memiliki nilai ke Acehan yang tinggi.

"Maka dari itu saya meminta agar perwakilan Aceh yang akan dikirimkan pada ajang-ajang seperti itu harus terlebih dahulu diseleksi oleh Aceh sendiri melalui pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan indikator syarat yang akan ditentukan, agar perwakilan Aceh yang dikirimkan telah terlebih dahulu mengetahui dan memahami arti dari nilai-nilai ke Acehan dan menjaga nama baik Aceh sebagai daerah Syariat melalui perilaku dan busana yang Syariat," tutupnya. [Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini