BANDA ACEH - Lembaga Swadaya Masyarakat Jaringan Aspirasi Rakyat
Aceh (JARA) mendesak Gubernur Aceh tinjau ulang kontrak proyek pembangunan Masjid
Raya Baiturrahman Banda Aceh.
Hal
itu disampaikan Ketua LSM JARA, Iskandar, S.Pd, kepada lintasatjeh.com, Kamis
(18/2/2016).
Lebih
lanjut dia mengatakan, perluasan mesjid raya Baiturrahman yang dikerjakan sejak
Juli 2015 dengan anggaran 1 Triliun lebih untuk jangka panjang dan jangka
pendek dibutuhkan dana 500 Miliar yang rencana selesai pertengahan 2017. Namun,
wakil ketua Komisi IV DPRA Asrizal H. Asnawi saat meninjau pembangunan mesjid
raya menemukan kualitas batako yang sangat buruk.
Dalam
hal ini pihaknya sangat menyanyangkan dan merasa prihatin sebagai elemen sipil
yang peduli aspirasi masyarakat Aceh terhadap pembangunan perluasan mesjid raya
dengan kontrak kerja antara PT. Waskita Raya Karya dengan Pemerintahan Aceh,
pembagunan proyek pekerjaan landscape (basment parkir) yang mengunakan batako
yang terpasang sekitar 30 % dengan
kualitas yang sangat rendah ditinju saja bisa hancur berkeping.
JARA
menghawatirkan apabila batako tidak digantikan dengan batu bata yang berkualitas,
maka mesjid kebanggaan rakyat Aceh jika diterpa gempa dengan skala kecil bisa
hancur dan bisa juga akan menelan korban jiwa.
"Kami
sangat menyayangkan atas kejadian ini. Harusnya mesjid kebanggaan rakyat Aceh
ini dibangun dengan kualitas tinggi," tegasnya.
JARA
mendesak Gubernur Aceh dan DPRA untuk meninjau ulang proses kontrak kerja
antara PT. Waskita Karya dengan pemerintah Aceh dan pihaknya juga meminta DPRA memanggil
ulang pelaksana proyek serta tim pengawas proyek.